Bertemu

13 0 2
                                    

Liburan tiba dipenghujung musim hujan.
Aku akan mengisi liburan ini sebaik mungkin.
Mungkin, tahun besok, aku tak dapat merasakannya.
Karena, ditahun yang akan datang, aku bersama teman teman berada di lapangan jihad.

Jihad kelulusan.

"Mutia.. Pergilah beli sesuatu untuk dimakan nak, kau pasti ingin ngemil bukan? "
Ibuku, yang slalu tahu apa yang aku inginkan.

Aku mengangguk mantap.
Mengambil kunci mobil yang tergantung dikamar ibu.

Kenapa tidak pakai motor saja?
Aku tak berani. Alasannya, takut jatuh.
Hihi...

Lagipula, aku mengendarai mobil hanya didaerah sekitar sini saja.
Dan polisi tak ada yang berjaga.
Aman.

Toko yang selalu kukunjunngi.  Bukan toko, tapi Supermarket yang lengkap, memenuhi kebutuhan sehari-hari. Banyak jajanan yang akan kubeli.

Langkahku berhenti..
Sedetik saja, jantungku sudah berdebar kencang.
Entah ini apa. Senang atau...

Aku pernah melihat sosok itu. Sosok yang slalu bernyanyi dengan suaranya yang Indah, merdu dan lembut.
Seringku putar di youtube.
Tidak semua orang tahu, kecuali yang Cinta dunia pondok pesantren. Cinta, nasyid nya.

Terutama, di pondok pesantren ku ini.

Sosok itu sedang asyik memilih milih minuman yang ada di kulkas. Sibuk melihat merek yang tertempel dibotolnya.
Aku yang berjarak dua meter masih mematung.

Ingin sekali langsung menyapanya.

Karena, aku sangat mengaguminya, terutama, suara Indah nya.

Kami saling tatap. Aku nyengir. Apalah dayaku yang mulai salah tingkah.
Aku yang terlihat seperti anak kecil, yang lebih pendek darinya, segera menunduk.

Menahan malu.

Lihatlah wajahnya, itu benar benar dia!

Mimik wajahnya mulai bertanya tanya kepadaku. Ada apa? Ada yang bisa saya bantu?

"Mmm... Maaf, aku boleh bertanya? " malu-malu masih berada diposisi. Masih tak berani untuk maju, setengah langkahpun, seperempat saja tidak.

"Boleh" jawabnya.

"Nama kakak, Anwar ya? " aku memastikan.
Mengingat-ingat nama yang tercantum di video itu.

Dia mengangguk. "Darimana kau tahu? " dia balik bertanya. Bingung.
Aku diam. Harus jawab apa? Menyatakan, aku lah santriwati pondok pesantren itu?
Tapi, aku takut, kalau kakak ini membicarakan kepada guru guru yang lainnya.

Bisa kacau balau nih.

"Kau.. Anak Al-Kahfi Putri ya? " tanyanya lagi memastikan. Sepertiku.
Aku mengangguk. Kembali menunduk. Menggigit bawah bibirku.
Menahan takut.

Ia tertawa. "Baiklah, biasa saja kok. Lagipun, kitakan lagi liburan. Jadi, anggap saja seperti sanak saudara yang lainnya.. "

Aku menurut. Melangkah maju sedikit. Agar lebih dekat dengannya. Maksudku tak terlalu jauh seperti tadi.

Seperti akan bersiap melawan musuh saja.

Aku menggapai handphone di saku rokku.
Meminta sesuatu darinya.
"Kak.. Boleh aku mengambil gambar bersamamu? "

"Tentu saja, "

"Kakak disitu saja. Kita harus tetap jaga jarak bukan? " aku tertawa kecil.
Mengambil posisi selfie dengannya. Dengan jarak kami yang satu meter.
Ini membanggakan! Aku mendapatkan foto seorang penyanyi nasyid!

Aku kagum dengannya

"Oh ya. Jangan panggil kakak dong. Walau liburan, kita harus tetap melestarikan apa yang telah diajarkan disekolah. Panggil saja aku akhi. Tak masalah" ia tersenyum.

"Baiklah, akhi.. Kalau begitu syukron katsiron.. Atas fotonya" aku berkata sopan.
Aku tahu, dia lebih tua dariku.

"Ana duluan ya akhi.. Assalamualaikum... "
Aku segera ke kasir. Menghitung belanjaan. Lalu pergi dengan hati yang bahagia.
Tidak disangka-sangka bukan? Aku bertemu dengannya. Akhi Anwar. Yang selama ini aku mengaguminya.

"Na'am, wa'alaikumussalam.. "

Rhythm To YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang