buka bersama

4 0 0
                                    

Inilah yang kutunggu tunggu..
Buka bersama. Kami berusaha acara ini tidak menjadi wacana.

"Hoi.  Siapa yang mau booking?? Kalau kayak gini terus bisa nggak jadi ni.. Pokoknya nggak boleh! " ketus ku. Mungkin sekarang kami tidak lagi bermusyawarah secara langsung.

Grup lah tempatnya. Grup messenger gituu..

"Aishh.. Aku lagi malas.. Kau saja lah Tio.. " Riski menambah.
"Ha.. Suruh aku pulak dang kau ni.. Aku lagi lebih malas... Aku lagi nggak punya uang cop. " jawabnya.

"Haa. Gaje lah kalian ni.. Awas aja.. Kalau buka bersama tahun ni jadi wacana.. "
Salsa memotong mereka.

Grup. Diam sejenak.

Aku berfikir keras.

"Haa... Riski.. Tolonglah. Kau kan baik.. Ya.. Ya.. Ya.. " aku mencoba membujuk.

"Okelah.. Berapa orang nih? Aku mau booking satu hari sebelum hari-H loh.. Cepetannn"
Setelah beberapa menit.
Akhirnya dengan senang hati dia menerima.

Untung. Dia mudah dibujuk. Wakawakawaka..

*maafkan saya yang memakai bahasa informal:)

"Jadi. Sepakat ni ya? " tanya salsa memastikan.

"Yoop" jawab kami serentak.

"Daahh. Aku off dulu" satu persatu mereka pamit offline
Tinggallah aku yang menghela nafas sendiri.

"Akhirnya.   " tersenyum puas.

Jujur saja.. Aku khawatir, jika ditahun ini kami tak ada sama sekali bertemu.
Aku akan menyesal.

Rindu akan terus mengiang2
Karena liburan ini sangat berharga bagi kami.

***

Dan rindu juga dengan seseorang yang ku sukai.
"Hey, dia ikut tidak? " sahabatku, Salsa. Semakin lama dia mulai tumbuh dengan sifat provokator nya. -eh. Haha

"Tidak. Kenapa? " balasku. Bertanya kembali.
Aku sibuk dengan pensil yang sudah beberapa kali terbanting.

Bingung. Ada tugas yang harus diselesaikan diliburan ini.

Aku menatap handphone.

Liburan memang masih panjang.
Tapi, aku yakin, tak terasa, aku sudah tertidur di atas kasur kapas yang terbentang didepan lemari kecil.
Kembali bersekolah.

"Aku dengar. Dia... Tidak bisa ikut. Lusa dia harus kembali ke asrama nya"

Aku menatap layar. Bingung.
Jadi... Tahun ini.. Aku nggak bakal ketemu dia?

Segera mengambil acang-acang untuk mengetik
"Baiklah, tidak masalah kok,  toh,  Aku suka dengannya mungkin hanya numpang lewat saja. "

Aku mematikan data.
Membuka You tube, sesuatu yang kusenangi.
Mendengar lagu offline yang slalu kunikmati.
Iya, akhi Anwar. Selain suaranya yang merdu. Wajahnya dipandang teduh.

Aku suka.

***

Kabar bukber yang menjadi wacana.
Kami tidak.
Tapi, pada akhirnya, Salsa lah yang tidak jadi ikut.
Ada sesuatu yang harus diselesaikan dirumah.
Aku juga tak tahu.

Dan kabar baiknya, teman-teman yang tak tahu menahu kabarnya datang tiba tiba.
Terpaksa kami memesan beberapa makanan dan minuman lagi. Untuk melengkapi.

Aku, mungkin termasuk pemalu. Lebih banyak diam.
Mendengar celotehan mereka.
Ya, tentang teman yang ku sukai itu. Hanya Salsa yang tahu.
Tak ada yang menyadarinya.

Buka dimulai.

Sedaritadi aku melirik meja disamping kami.
Sekitar sepuluh orang lebih disana-eh. Mungkin bukan orang. Tapi piring piring yang tertumpuk. Lauk-lauk, minuman-minuman.

Tapi, kemana pemilik pemboking?

Hanya ada dua orang yang masih celingukan.
Sibuk memegang handphone masing-masing.. Menggaruk-garuk kepala.

Mereka dua laki-laki muda, sebaya mahasiswa biasa
Satu dari mereka terpaku melihat meja.
Dan yang lainnya menenangkan.

"Kemana mereka? " mengacak-acak rambutnya sendiri.
Aku melihatnya prihatin.
"Ya allah, aku bersyukur punya teman dengan kepastian yang pasti" ucapku dalam hati.

Terpaksa mereka membayar semuanya.

Terkadang, teman menjadi sesat , kawan :)

Rhythm To YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang