Prolog

4 1 0
                                    

“Wah! Telat nih bakalnya!”

“Sarapan dulu Arina!”

“Nggak usah Mah, aku ambil roti aja nih.”

Arina dengan tergesa-gesa memakai sepatunya, dengan roti yang ada dimulutnya. Setelah selesai memakai sepatu,

“Arina berangkat Mah! Assalamualaikum!”

“Walaikum salam, ya ampun itu anak.”

Masih dengan mulut yang penuh roti Arina terus berlari, sekolahnya terbilang cukup dekat jadi dia berusaha mencapai sekolahnya dengan berlari.

Saat hanya sekitar lima puluh meter lagi, saat itulah Arina mendengar seseorang memanggilnya.

“Arina!”

Diapun menoleh dan menemukan teman sekelasnya sekaligus teman dekatnya itu tengah berlari sambil membawa cup pop mie (?)

“Buset! bisaan amat lo makan pop mie sambil lari gitu Fani!”

“Abis gue belum sarapan, lo sendiri sok-sok an bawa roti dimulut, terlalu mainstream lo mah.”

“Hoi, jangan ngobrol aja, ini udah telat!” satu orang lagi yang bahkan lebih sableng dari Fani.

“Geblek, ngapain lo bawa piring segala Ayu!”

“Ini ada uduknya Arina, ibu gue udah beliin, sayang kalau gak dimakan.”

“Hah... Lo berdua itu yah, luar biasa sekali.” Arina hanya bisa menggelengkan kepalanya pelan tak habis pikir dengan kelakuan teman-temannya.

“Ya ampun, temen-temen gue...”

Keseharian Cewek SekolahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang