Pagi-pagi buta Wooseok sudah bersiap di dalam tendanya. Hari ini merupakan hari terakhirnya berkemah disini, jadi dia berniat menghabiskan waktu seharian untuk memandangi wajah sempurna Dryad cantiknya itu.
"Kau mau kemana pagi-pagi begini?" tanya Hongseok yang terbangun karena terganggu oleh bau parfum yang di gunakan Wooseok.
"Pergi ke dalam hutan," jawabnya singkat. Tangannya masih nampak sibuk menata rambutnya menggunakan gel.
Hongseok mendudukkan diri. "Untuk apa? Mencari air? Tapi kenapa kau berdandan seolah akan berkencan?" tanyanya lagi sambil mengucek matanya.
Wooseok tak menjawab. Pemuda itu hanya menoleh sebentar, lalu tersenyum.
"Tidurlah lagi saja, hyung. Aku pergi dulu," pamit Wooseok sebelum dia pergi keluar dari tenda itu, dan membiarkan Hongseok kembali bergelung di bawah kantung tidurnya.
Pemuda tampan itu berjalan menyusuri jalan setapak yang membelah hutan. Masih terlalu pagi untuk sinar matahari bisa menembus rindangnya pepohonan. Namun Wooseok tidak peduli pada sekitarnya yang masih gelap. Bahkan senyum lembut tak sedetikpun luntur dari bibirnya karena sepanjang perjalanan yang dia ingat adalah Shinwon, sosok Dryad cantik yang telah menolongnya itu.
Setelah sekian menit, Wooseok pun sampai di tepi sungai tempatnya pertama kali melihat Shinwon kemarin.
Tapi ada yang berbeda. Perasaan bahagia Wooseok sedikit memudar. Karena tak begitu jauh di depan sana, dia melihat Shinwon sedang tertawa geli dengan seorang pria yang bagian badan atasnya muncul dari dalam air.
Jadi dengan mempercepat langkahnya, Wooseok menghampiri Shinwon yang kini sedang bermain air dengan kakinya itu.
"Oh! Jung Wooseok?"
Wooseok melemparkan senyum termanisnya pada Shinwon. Dryad cantik itu masih menggunakan pakaian yang sama. Hanya saja, rambut hitam panjangnya kali ini terkuncir tinggi seperti ekor kuda. Seolah sengaja memamerkan kulit putih lehernya yang jenjang.
Pipi Wooseok merona. "Cantik sekali." Tanpa sadar, pemuda tinggi itu menggumamkan kekagumannya. Dia lalu tersentak kaget sendiri. Sedangkan Shinwon yang mendengarnya hanya bisa tersenyum malu, kemudian menarik lembut tangan pemuda tampan itu untuk duduk di sebelahnya tanpa mempedulikan tatapan tidak suka dari pria yang sejak tadi ada di depannya.
"Kau sungguhan datang kemari. Tidak takut di gigit ular lagi?" goda Shinwon.
Wooseok menggaruk tengkuknya kikuk. Kalimat-kalimat yang sudah dia susun dan pelajari sejak semalam seolah menguap bersama embun pagi. Sekarang yang keluar dari mulutnya hanyalah gumaman-gumaman kecil yang tidak jelas karena dia terlalu grogi.
"Hahaha- astaga. Kau itu menggemaskan sekali."
Di dalam hati, Wooseok mengumpati diri sendiri yang memutuskan menengok ke arah Shinwon sesaat setelah Dryad cantik itu menepuk pelan pahanya. Kenapa? Karena jantungnya serasa ingin meledak seketika itu juga.
Tawa Shinwon terdengar begitu indah di telinga Wooseok entah kenapa. Mata rubah sang Dryad cantik itupun membentuk bulan sabit yang lucu karena tawanya.
Sangat indah. Shinwon terlihat sempurna di mata Wooseok. Tangan kecil Shinwon yang entah sejak kapan berada di genggamannya itu terasa sangat pas baginya. Membuat Wooseok berkhayal jika Tuhan memang menciptakan tangan kecil Shinwon ini untuk selalu digenggamnya.
Tapi khayalannya itu tak bertahan begitu lama karena deheman seseorang tiba-tiba menginterupsi. Membuat Wooseok kesal karena genggaman tangannya pada tangan Shinwon ikut terlepas.

KAMU SEDANG MEMBACA
My Beloved, Hamadryad ✔ || ThreeShoot || [WooWon]
أدب الهواة24:02:2019 - 31:01:2021 . . . // GS, GB, BL // // Wooseok x Shinwon // // PENTAGON //