one

13 4 0
                                    

Siang ini adalah siang yang akan di kenang oleh seluruh siswa sd metia bulan. Berjajar segerombolan murid menggunakan baju toga hitam dan topi kelulusan hitam. Para siswa menunggu namanya disebut oleh MC. Satu persatu nama siswa yang terpanggil segera berlari kecil menaiki panggung dengan anggun. Mereka turun menggiring sebuah sertifikat kelulusan dan terkalung sebuah kalung medali kelulusan.

"AAAAAA KITA LULUS LAA!" Teriak nata dari kejauhan yang berlari kecil menghampiriku yg baru saja turun dri panggung.

"LULUSSSS TAAAAAA" Teriakku yang memeluk badan nata dengan erat.

"NATA! ELLA!" Sahut lexa dari jauh yang berlari sambil loncat girang.

"Lexaaa!!!!" Balasku sambil melepas pelukan nata.

"Kita di luar yuk ! Disini udaranya panas. Aku kepanasan nih!" Ucap lexa.

"Iya benar disini memang panas udaranya" jawab nata.

Merekapun keluar gedung balai sartika yang besar nan megah dengan nuansa cat keseluruhan serba putih.

"Kalian lanjut smp kemana nih?" Tanya lexa sambil meraih sebuah bangku biru muda.

"Aku kemungkinan ke smp mutiara bulan :(" jawab nata dengan raut muka sedih.

"Smp mutiara bulan? Aku udh daftar kesitu loh bulan lalu" jawabku sambil melirik muka nata

"Asyiknya kalian berdua...sayang kita harus berpisah setelah 6 tahun bersama. Aku di pindahkan ke tasik karna ayah ku berpindah tempat kerja. Maaf teman" jelas lexa sambil menangis

"Iya...tak apa lexa. sayang sekali kita tak bisa menghabiskan waktu yg lebih lama. Namun bagaimanapun juga ini sudah takdir. Biar tuhan yang menentu-" ucapan ella terpotong dengan kalimat nata.

"KAMU TEGA NINGGALIN GW SAMA ELLA YANG UDAH NEMENIN LO SEMENJAK LO DI BULLY SATU SEKOLAH?!. LO PUNYA HARGA DIRI GA?! LO DI AJARIN CARA BERTERIMA KASIH GA SIH SAMA ORTU LO?!" Amarah nata keluar tanpa adanya pengontrolan sikapnya.

Alexa yang mendengar perkataan tersebut dia tak bereaksi apa apa. Dia hanya bisa duduk terdiam dengan menundukkan kepalanya.

"Ta udah ta...jangan kaya gini. Lexa pindah juga alasannya memang pasti. Kamu ga boleh nyalahin kehendak tuhan kaya gini" nasihatku keluar dari mulutku untuk nata yang masih berdiri di hadapan lexa yg mulai menangis.

"Apa aku udh terlalu jauh?" Batin nata sembari melamun dan terus menatap puncak kepala lexa. "Kayanya aku memang keterlaluan seperti ini".

"Daripada melamun ga jelas mending kamu minta maaf sama lexa. Kamu tau sendiri kan kalo kata kata kamu itu gampang banget bikin orang sakit hati?. Apalagi lexa yang orangnya sensitif kaya gini." Tanya ella sambil merangkul pundak lexa yg tengah duduk.

"Ya aku tau...tapi aku ga rela dia pindah sekolah la...aku ga mau kehilangan sahabat aku la. Kamu tau sendiri kan rasanya kehilangan sahabat sendiri?" Jelas nata dan mulai menangis tersedu sedu.

"Udah ta...gapapa koq.. aku paham kenapa kamu reflek ngebentak aku kaya gitu.. sebenernya aku juga ga rela pindah kaya gini ta.." jawab lexa sambil mengeluarkan tisu dan menyodorkan pada nata yang sudah meneteskan air mata.

"K...ka...kka....kamu maafin aku?" Tanya nata dengan tatapan tidak percaya apa yang baru lexa katakan.

"Iya aku maafin kamu ta..." jawab lexa

"Makasih xa!!! Maaf tadi aku memang keterlaluan sama kamu xa" kata nata sambil memeluk lexa dari depan.

"Sama sama ta...iya gapapa" jawab lexa

"EKHEM." Dehem ella

"Kenapa la?" Tanya lexa.

"Masa kalian pelukan gitu? Aku jadi nyamuk gitu :(. Aku juga mau di pewuk kaliyan :(((" rengek ella

"Acieee iri ni uhuy" ledek nata

"Udahh cepet sini mau peluk ga ?" Tanya lexa sambil membuka tangannya kedepan badan ella

Mereka bertiga pun berpelukan dan menangis bersama,saling meminta maaf,,hingga akhirnya tertawa bersama.

*
*
*
*
*
*
*
*
Load last page.
*
Done!

Trima kasih sudah mampir di part pertama ini 🤗
Stay tune buat next chapternyaa 😉
Bintangnya pencet dong. Tinggal di pencet kan? Apa susahnya :")
Bye bye readers 😄. See u in next chapter

Love the way you lie Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang