OSPEK SMA

6 0 0
                                    

"lari deeekkkk!!!!! Lelet amat sih jadi orang!"

Teriakan itu ku dengar sayup sayup dari kejauhan. Dengan rambut kuncir 12 dan tas dari karung beras bergambarkan logo sekolah SMA favorit di kotaku, aku berlari menuju gerbang sekolah dengan nafas tersengal karena kelelahan sekaligus ketakutan dengan teriakan kakak OSIS bermuka seram yang terus menerus berteriak ke arah peserta ospek.

Rumahku cukup jauh dari sekolah, sekitar 10 KM jaraknya. Bisa ditempuh dengan motor maupun dengan bus sekolah.
Aku yang notabene sudah memiliki motor sedari kelas 8 SMP pun sudah lupa rasanya berdesakan di dalam bus.

Tetapi karena peraturan ospek dilarang membawa kendaraan pribadi selama masa ospek, aku terpaksa naik bus lagi setelah sekian lama.
Tak hanya itu, dari halte bus menuju ke sekolah pun harus berjalan 500 meter agar sampai ke depan gerbang. Fiuuhhh!!

Rasa malu pun sudah hilang entah kemana. Tak peduli senior senior yang lain menatap dengan tatapan aneh karena dandanan anak ospek hari ini.

Akh.... Apa peduliku?
Bisa bebas dari hukuman ospek saja aku akan sangat bersyukur sekali hari ini !

Setelah berjalan terhuyun karena kelelahan, akhirnya aku sampai juga di depan pintu gerbang. Ternyata aku datang pukul 06.55, telat dari yang seharusnya pukul 06.45 untuk peserta ospek hari ini. Wajah wajah seram anak OSIS langsung tertuju padaku dan tangan mereka memberi isyarat untuk bergabung ke barisan para peserta ospek lainnya yang juga telat sepertiku.

Jumlah yang telat hari ini 20 orang. Setelah semua berkumpul, aku dan peserta lainnya diberi arahan untuk berbanjar memanjang. Didepan kami sudah berdiri kakak OSIS tepat di depan kami, jumlahnya pun sama 20 orang.

Aku menundukkan kepala sembari menggenggam tas karungku untuk meredam ketakutanku saat itu. Tapi tanganku justru semakin bergetar. Ku pandangi sepatu seorang kakak OSIS yang sudah 5 menit berdiri didepanku. Sepatu vans warna hitam dengan kaos kaki putih pendek, menggunakan celana abu-abu panjang.

Deg! Kakak OSIS nya cowok! Haduhhh.... Sepertinya harus siap mental nih untuk dengerin omelan senior cowok.
Tapi agak lega juga sih, kalo seniornya cewek biasanya ngegasnya lebih horor.

Sayup - sayup terdengar suara aba- aba dari kejauhan. Lalu tiba - tiba seluruh senior yang berdiri di depan peserta ospek berteriak bersama sama, begitu juga senior di depanku.

"Ngapain kamu nunduk terus dari tadi??" Bentaknya sangat keras.
"Kalau takut dimarahin harusnya kamu lebih takut datang terlambat. Kamu aja berani datang terlambat, harusnya berani ngadepin saya dong kalo saya marahin!"
Imbuhnya dengan tegas.

Karena kalimatnya yang menjengkelkan itu seketika rasa takutku hilang terkikis oleh rasa emosi. 'Gila nih cowok, nantangin banget omongannya. Songong banget!'
Dengan muka bad moodku aku langsung mendongakkan kepalaku dengan cepat.
Tatapan mataku yang sudah tajam ini langsung ku hujam tepat ke wajahnya.

Tetapi ternyata baru beberapa detik aku menatap tajam ke arahnya, seketika itu juga mata tajamku berubah menjati mata kucing alias berubah sendu dan sayu.

'aduh ganteng bangetttttttttt'

Dia kembali mengomeliku sejak aku mendongakkan kepalaku, tetapi entah bagaimana suaranya tak jelas di telingaku seiring jiwaku yang melayang karena menatap wajah rupawannya.
Rambutnya agak tebal dan terkesan gondrong ala harajuku, bentuk wajahnya oval dengan tulang rahangnya yang lancip membentuk huruf V, wajahnya cerah seperti wajah khas keturunan chinesse, dan alisnya tipis membuat tatapan matanya tajam dan dalam.

"Jangan diulangi lagi ya dek!" Imbuhnya dengan tegas hingga aku terkaget.

"Iiiii iya kak. Siap" jawabku tergagap karena baru kembali dari lamunan.

Setelah bentakan demi bentakan dilontarkan, barisan kami pun dibubarkan dan segera bergabung dengan barisan peserta ospek lainnya.

Setelah 3 hari ospek, baru hari terakhir inilah aku telat dan merasakan omelan kakak OSIS yang dasyat.
Dan baru hari itu juga aku melihat kakak OSIS ganteng itu. Kemana dia kemarin kemarin? Kenapa aku baru menyadarinya sekarang? Ya ampunnn kemana aja doi.

Setelah kegiatan ospek yang panjang, di hari terakhir ini ada pengumuman dari panitia ospek yang membuat semua peserta ospek khususnya yang cewek, tercengang.

"Dengan berakhirnya ospek hari ini, biar lebih seru dan berkesan. Ngga cuma kesan jeleknya aja. Temen temen semua wajib 1 orang membuat surat cinta untuk 1 kakak OSIS yang ada disini. Boleh pilih siapapun ya. Dan boleh tanpa nama. Yang penting ditulis dan diberikan dengan tulus ke orang yang dituju. Setuju? Waktunya hanya 20 menit ya!"

Semua peserta berteriak kegirangan, teriakan yang cewek apa lagi. Hmmmm....
Peserta ospek cowok mulai geleng geleng kepala. Bingung mau ngasih surat cinta ke siapa.

Dan di hari itu aku baru sadar, bahwa banyak orang yg ingin menyurati kakak OSIS yang ku suka.

"Aku mau bikin surat cinta ter spesial buat kak Jo ah"
"Hlo kok sama sih."
"Ihh aku juga sama."

"Oh, namanya Jo?" Gumamku dalam hati sembari mengangguk lemas.

'entahlah, sepertinya aku membuat sruat cinta pun akan berakhir sia sia. Banyak temen temen sekelasku yg akan menyuratinya.'

Seluruh peserta berlari menuju kelas untuk menulis suratnya masing masing. Saking antusiasnya peserta saling dorong mendorong agar bisa sampai kelas dengan segera.

Aku yang jalan dengan lemas pun terpental karena reaksi peserta yang berlebihan.

Badanku hampir bisa berdiri tegap, tapi ternyata kakiku tersandung batu dan badanku terhempas ke depan.

Saat aku jatuh, badanku menimpa punggung seseorang di depanku dengan keras.
Tanganku refleks memegangi tubuhnya dari belakang

"Bug.."

Seseorang yang ku pegang pinggangnya itu langsung refleks menggenggam tanganku dari samping tubuhnya.

"Ah maaf"

Orang itu menolehkan kepalanya ke belakang.

Aku yang mendongak ke arahnya tak bisa membuka mata, karena terik sinar matahari menyorot tepat di wajahnya. Silau sekali.

Lalu ia berkata,
"Kamu ngga kenapa kenapa?"

Suara itu......

Mataku terbelalak.

Mungkinkah dia......????????????

My Day Dreaming High SchoolTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang