Too Much Admirer!

6 0 0
                                    

"Kamu ngga kenapa kenapa?"

Suara itu, seperti suara yang aku dengar tadi pagi dengan intonasi yang lebih lembut.

Sesaat sorakan terdengar dan semua mata tertuju kepadaku.

"Ciiieee....."

Ia melepas genggaman tangan di pingganggangnya karena terkejut. Aku yang baru sadar orang itu kak Jo pun langsung memerah, dan lari begitu saja menembus kerumunan.

'Semoga tak ada yang mengenali wajahku!' Gumamku dalam hati

Aku memasuki ruang kelas dengan wajah panik karena insiden itu, tetapi tak lama setelah melihat kerumunan anak anak cewek yang sedang membuat surat cinta di dalam kelas, seketika aku lemas kembali.

'Siapa yang aku surati? Masak iya kak Jo. Penggemarnya sudah banyak, tak mungkin suratku dibaca olehnya' hatiku gundah kala itu.

Tak terasa 15 menit telah berlalu, 5 menit lagi peserta ospek akan segera kembali ke lapangan untuk upacara penutupan ospek dan juga pemberian surat cinta. Aku mengurungkan suratku, aku benar benar tidak mau melawan para admirer di kelasku yang sudah jatuh cinta kepada kak Jo.

Aku memilih berpura pura membuat surat tapi tak ku berikan kepada siapapun.

"Oke, sekarang kalian berbaris yang rapi ya. Mulai dari ujung ke ujung, kalian maju dan bersalaman dengan kakak kakak OSIS kalian. Jangan lupa berikan suratnya saat kalian berjabat tangan dengan senior yang dituju." Kata seorang MC yang memandu penutupan ospek hari itu.

Selangkah demi selangkah aku semakin mendekati Kak Jo di barisan antrianku. Ku lihat sudah banyak surat yg digenggam Kak Jo saat itu.

'Keputusan yang bagus! Kamu harus menjaga harga dirimu Oliv!' Gumamku sambil tersenyum lega karena tidak jadi membuat surat untuk Kak Jo.

Dari barisan pertama, kakak OSIS yang ku jabat tangannya adalah kakak ketua OSIS, kak Rahma. Wanita tangguh berambut pendek sebahu yang tampak tegas dan berjiwa kepemimpinan. Selanjutnya ada kak Wira, wakil ketua OSIS yang kalem tapi ceria, ramah banget dengan adik adik ospek sejak hari pertama. Disampingnya ada kak Robi. Tampang sangar, pendiam, tatapan dingin tapi sekali senyum manis banget.

Ada juga kak Zahra. Badannya mungil seperti barbie, berkacamata dan berambut lurus panjang dengan poni yang membuatnya tampak serius, dia sekertaris OSIS kami. Dan setelah itu barulah kak Jo. Jonathan. Menjabat sebagai bagian desain di OSIS yang membantu teknis di bidang komputer dan desain.

Saat aku menjabat tangan Kak Jo, aku grogi dan berkeringat dingin. Seakan akan aku kembali ke saat aku telat dan dibentak bentak olehnya pagi tadi.

Namun suara ramahnya meredam rasa canggungku

"Maafin yang tadi ya. Semoga sukses di hari sekolahmu nanti" kata Kak Jo sembari tersenyum mengayunkan tanganku.

Setelah berjabat tangan dengannya tatapan mataku kosong. Mengapa tatapan mata setajam dia bisa menjadi sosok seramah itu? Makin meleleh aku karenanya hehe.

Mulai hari ini aku tegaskan, berapapun orang yang menyukainya, aku takkan gentar. Aku akan mengaguminya dengan caraku. Hehehe.

^*^*^*^*^

Setelah seminggu merasakan jadi anak SMA, rasanya ngga enak. :"(

Banyak tugas individu, tugas kelompok, pengamatan lab, huuuahhh.
Rasanya mau jebol isi kepalaku!
Belum lagi aku ngga pernah melihat Kak Jo lagi setelah ospek karena aku selalu berangkat terlalu pagi dan pulang terlalu sore 😥

Kak Jo karena menjadi anggota OSIS juga jarang sekali terlihat di sekitar halaman kelas, dia lebih sering rapat atau pun nongkrong di ruang OSIS, menyebalkan!

My Day Dreaming High SchoolTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang