Save me

1.6K 309 23
                                    

“Lintang sayang tolong ambilkan handphone mama di bawah, kayaknya jatuh deh, mama lagi nyetir”




“Gak ada ma...”




“Ada, sayang. Mama butuh buat ngabarin papa”




“Mama gak ada hiks”




“Ada, ini mama dapㅡ”







“MAMAAAAAAAAA AWAS” Lintang teriak, badannya refleks duduk, padahal tadi Lintang masih berbaring di kasur UKS.

Jinan yang ada di samping nya panik, ini pertama kalinya dia ngeliat Lintang dalam keadaan kayak gini. Apalagi, setelah pertandingan tadi, Lintang langsung ngilang gitu aja. Jinan dapet laporan dari anak PMR kalau Lintang ada di toilet dengan keadaan pingsan.

“Lintang tenang, ini gue, Jinan” Jinan berusaha buat nenangin Lintang yang sekarang wajahnya penuh sama keringet. Mukanya sedikit merah, tangannya dingin.

“Lo mau ke rumah sakit? ayo gue anterin”

Akhirnya Lintang ngerespon, dia ngegelengin kepalanya pelan.
“Gua gak apa-apa, Nan”

“Balik ya, Har?”

Jinan ngedudukin dirinya di kasur UKS yang didudukin juga sama Lintang. Lintang nggak pernah mau terbuka soal kehidupan nya, termasuk tentang kedua orang tuanya. Hal yang Jinan tau dari Lintang cuma satu, Lintang benci Bintang.

“Kalau nggak cerita, gue gak bisa bantuin lo, Har” katanya.

Lintang menatap lurus ke bawah, ke ujung kakinya yang sekarang bergelantungan bebas di sisi kasur. Kepalanya terangkat pas pintu UKS terbuka dan nunjukin seseorang yang berdiri disana.

“Gue anterin pulang”

Bintang berdiri di ambang pintu sambil bawa dua tas, yang satu di bahunya dan yang satu lagi dia pegang.

Bukan cuma Lintang yang kaget, tapi Jinan juga kaget karena ini pertama kalinya dia liat Bintang interaksi sama Lintang.

“Eh Bintang” sapa Jinan berharap dengan sapaannya bisa bikin suasana jadi lebih cair.

Bintang senyum, sementara Lintang mencoba turun dari kasurnya dan jalan nyamperin Bintang. Bukannya ikut pulang, Lintang malah ngerebut paksa tas nya dari tangan Bintang.

“Gak usah sok peduli sama gue”

Tatapannya Lintang bikin Jinan yang liat ikutan ngeri, dia udah siap buat lari keluar kalau seandainya mereka beneran bakal berantem disini.

Lintang segera keluar ninggalin Bintang yang masih mematung disana.

“Bin, ikutin aja di belakang ” Jinan minta tolong, “Gue takut tu anak kenapa-kenapa di jalan”

Bintang menghembuskan nafasnya kasar sebelum akhirnya lari ke parkiran buat ngikutin Lintang dari belakang. Selama di perjalanan pulang juga Bintang bersyukur karena kecepatan motor Lintang masih berada di batas aman, nggak ugal-ugalan kayak cerita sinetron yang kalau mood pemerannya lagi gak stabil, dia bakal ngebut-ngebutan di jalan.

Motor mereka berdua memasuki daerah perumahan, dan akhirnya tiba di pekarangan rumah mereka. Lintang buru-buru turun dari motornya dan masuk ke dalem, ninggalin Bintang dan juga Bi Dewi yang kebetulan lagi nyiram tanaman di luar.

“Mas Bintang tumben langsung pulang?” tanyanya penasaran.

Bintang masih duduk di atas motornya, senyumnya kecut banget. Biasanya Bintang selalu pulang di jam enam karena dia punya banyak banget kegiatan les setelah pulang sekolah. Hari ini juga harusnya Bintang les matematika, yang dilanjut sama les piano sampe jam enam.

“Bintang hari ini izin nggak masuk les bi, tadi Lintang pingsan” jawabnya.

Pernyataan Bintang bikin bi Dewi kaget, tapi langsung ditenangin lagi. “Nggak apa-apa kok bi, kayaknya si Lintang udah sehat lagi tuh” lanjut Bintang.

“Oh gitu mas. Oh iya udah lama bibi gak liat mas Bintang pulang cepet, kayaknya terakhir kali waktu SMP ya? Bibi seneng liatnya, mas Bintang jadi bisa istirahat.”

Bintang pasang gesture mikir, “Loh iya juga ya, Bi?”

“Jadi, karena mas Bintang pulang cepet, gimana kalau bibi bikinin makanan kesukaan mas Bintang?” pertanyaan bi Dewi langsung dapet anggukan dari Bintang.

“Boleh, Bi” Bintang menjeda, tapi pas bi Dewi mau jalan masuk, tangannya ditahan sama Bintang “Bi Dewi”

Ngerasa tangannya ditahan, bi Dewi nengok ke belakang, dia keliatan bingung sama raut wajah Bintang yang tiba-tiba berubah jadi sendu.


“Bintang kangen sama mama”




Mencari kesibukan adalah cara Bintang buat menyelamatkan dirinya sendiri. Ketika dia pikir hidupnya udah berakhir, Bintang berusaha mencari alasan lain buat tetap hidup. Itulah kenapa waktu luang adalah hal yang paling Bintang hindari di empat tahun terakhir dalam hidupnya.

































Bersambuㅇ

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 27, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Sibling [Haruto, Jeongwoo]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang