Jam 10 pagi bus berhenti di tempat parkir bumi perkemahan karena tidak ada jalan untuk kendaraan masuk kesana, jadi seluruh siswa harus berjalan kaki.
"Kita sudah sampai, cek kembali barang bawaan kalian. Jangan ada yang tertinggal. Dan setiap orang wajib membawa satu kotak makanan ataupun peralatan untuk kita gunakan nanti. Kalian bisa membawa kotak yang terletak di samping bus." Jelas Jongin.
Mereka semua bergegas untuk membawa kotak untuk dibawa ke area perkemahan. Hanya tinggal Jimin dan Taehyung yang tersisa.
"Jimin-ah, kau bawa yang ini saja," Jongin memberikan kotak berisi makanan ringan dan sedikit berbisik, "aku tidak tega melihatmu membawa barang berat."
"Sunbae tidak perlu seperti itu padaku. Aku bisa kok membawa barang berat." Jimin menerima kotak itu dan kaget karena kotaknya tidak seringan perkiraannya. Agak sedikit berat.
"Sudah, kau cepat pergi menyusul yang lain." Jimin pun pergi.
"Kau bawa ini bersamaku, Taehyung." Jongin menunjuk sekotak besar yang berisi minuman.
"Kenapa kau tidak adil?" Taehyung menghela napas dan mulai mengangkat box minuman tersebut dengan bantuan Jongin.
"Kau bilang suka berolahraga, jadi pasti ini mudah saja untukmu. Dan apa kau rela melihat Jimin membawa barang berat ini hah? Melihat tubuhnya yang kecil itu aku jadi tidak tega melihat dia membawa kotak yang paling ringan tadi." Jelas Jongin dan Taehyung hanya diam tak membalas perkataan Jongin. Mereka mulai berjalan munyusul yang lain.
"Kim Taehyung, kau menyukai Jimin?" Selidik Jongin, "dari sepanjang perjalanan, kau hanya melihat Jimin."
"Tidak. Aku tidak!" Taehyung membantah.
"Eheey, kau tidak usah berbohong. Siapa yang tidak suka pada Jimin? Dia pria paling manis di jurusan kita, atau mungkin di kampus kita?" Jongin bertanya tapi hanya diacuhkan oleh Taehyung sampai mereka tiba di lokasi kemah selanjutnya.
Lokasi perkemahan itu di lapangan luas yang dekat dengan hutan, namun disana terdapat bangunan kecil khusus untuk pemandian dan toilet. Jadi, peserta kemah tidak akan kesulitan saat ingin buang air ataupun mandi.
"Kelompok kalian tetap sama seperti malam tadi. Kalian boleh mulai membangun tenda kalian." Jongin berseru lewat pengeras suara.
Mereka sibuk dengan membangun tendanya masing-masing. Jimin sudah terlihat kelelahan, mukanya memerah karena terpapar sinar matahari.
"Jimin, kau sangat merah seperti kepiting. Kau meneduh saja, takut nanti kau pingsan." Ujar Seokjin.
"Tidak apa-apa, aku baik-baik saja." Jimin tersenyum.
"Tapi kau terlihat kelelahan, Jimin." Kali ini Jungkook yang berbicara.
"Mereka benar, kau meneduh atau nanti akan merepotkan kita." Ucap Yoongi.
"Benar kata Yoongi." Ujar Sehun.
"Ayo aku antar," Baekhyun menarik Jimin ke sisi lapangan yang teduh, "kau diam saja disini. Kita akan segera selesai." Jimin hanya mengangguk.
Sementara Hoseok dan Taehyung bertugas mencari kayu bakar ke hutan untuk api unggun malam nanti.
"Kau, kau benar-benar Taehyung yang itu kan? Yang dulu pernah menolong Jimin?" Hoseok memulai perkacapan mereka.
"Aku tidak menolongnya. Aku hanya benci melihat pembully-an." Ujar Taehyung sembari memungut ranting.
"Tapi aku melihatnya berbeda. Dari perlakuanmu, kau suka pada Jimin sejak SMA. Iya kan?" Hoseok menghampiri Taehyung dan ikut mengumpulkan ranting, "aku selalu melihatmu dari jauh sedang memerhatikan Jimin. Aku tidak sebodoh Jimin yang tidak peka."
KAMU SEDANG MEMBACA
Pretty Boy
FanfictionDulunya Park Jimin adalah anak yang gendut dan dekil, akibatnya ia sering diejek teman teman sekolahnya. Namun, setelah lulus SMA dia berubah. "Kau, kau Park Jimin dari SMA Hakdong?" "Memangnya kenapa? Kau mau mengejekku lagi?" Warn! BxB, bromance ...