O3 | Orang-Orang ... Baru?

179 38 5
                                    

ㅤHujan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

ㅤHujan. Rintik air membasahi jalanan Seoul meski hari begitu terik. Mengakibatkan pemuda manis itu harus berlindung di depan toko roti. Jisung memang sudah diperbolehkan pulang setelah tujuh hari rawat inap karena luka yang sudah sangat membaik. Namun, takut juga ia kalau kepalanya kemasukan air hujan.

ㅤSenang rasanya kembali ke kehidupannya. Sedikit menguras tenaga, tapi tak apa. Bergelut dengan kamera dan pemandangan merupakan hal yang seribu kali lebih baik daripada tergolek lemah di atas kasur yang sempit. Apalagi tidak boleh banyak bergerak. Jangan lupakan juga makanan yang hambar!

ㅤSore ini, pemuda manis itu berniat menemui sang penolong. Berkatnya, ia sembuh tanpa mengeluarkan uang sepeser pun. Ia hanya ingin berterima kasih. Entah bagaimana caranya, ia ingin membalas budi.

ㅤ Dirogohnya kembali kantong celana hitamnya. Secarik kertas berisi alamat ada di dalam genggaman. Pemuda manis itu membacanya lagi. Untuk kesekian kalinya memastikan kalau ia berada di jalan yang benar.

ㅤ Sebenarnya lebih mudah menggunakan teknologi GPS untuk mencari alamat. Namun, ia tak menghiraukan. Pemuda itu lebih memilih menulis pada secarik kertas dibandingkan menyimpanya dalam ponsel. Berjaga-jaga kala ponsel bututnya mati, ia masih dapat mencari.

ㅤTiba-tiba Jisung menatap awas hujan yang membasahi trotoar. Jemari yang memegang kertas pun perlahan meremas was-was. Diliriknya pelan kanan-kirinya mencari tahu apa yang ganjal. Atau hanya perasaannya saja?

ㅤNyatanya tidak. Di ujung jalan sana, ia melihat pemuda yang ada di dalam mimpinya. Tengah menatapnya. Lagi-lagi memakai setelan yang sama. Kemeja putih dengan kerah tinggi. Celana abu-abu oversized. Serta mantel hitam yang panjangnya terjulur hingga betis. Satu di pikiran Jisung, kenapa pemuda itu tidak meneduh dan lebih memilih duduk mematung di atas pembatas jalan? Bahkan di tengah hujan!

ㅤSebentar, seingatnya pemuda itu ada di dalam mimpinya tiga hari lalu, tapi kenapa ...? Jangan-jangan itu bukanlah sebuah mimpi? Jangan-jangan dialah Seo Changbin yang dimaksud? Dan jangan-jangan dia tidak ingin identitasnya diketahui sehingga mengelak dan pergi tanpa pamit?

ㅤIni tidak bisa dibiarkan! Jisung ingin cepat-cepat menghampiri. Namun, bunyi kampas rem berdecit dan suara tabrakan yang keras memenuhi indera pendengarannya.

ㅤ Langsung saja pemuda manis itu terkesiap. Di telinganya masih terngiang decitan dan suara tabrakan yang mengaung. Jantungnya seketika terpacu dengan cepat. Tangannya mencari sesuatu sebagai pegangan. Begitu tubuhnya bersandar pada dinding, tubuhnya melemas. Napasnya tidak beraturan dan rona wajahnya menghilang. Tanpa sadar seluruh tubuhnya gemetar.

ㅤMatanya memejam keras kala ia berjongkok. Kedua tangannya terangkat menutupi telinganya. Pemuda manis itu meringkuk ketakutan seakan-akan ia berada tepat di lokasi kecelakaan. Tiba-tiba saja air mata lolos dari maniknya. Ia menangis ketakutan.

[2] DEATH ANGELTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang