Suatu hari, ketika dikajian aku di tatap oleh kesendirian, tak ada kawan, yang kupunya hanyalah sebuah pulpen, buku dan tas hanya itu. Namun, seketika mereka menatapku dengan lembut, menyapaku dengan tutur kata yang sopan. Mereka memperkenalkan namanya satu persatu. Kami menyimak ceramah ustadz lalu menulis apa yang kami dapat. Setelah kajian selesai, aku berpamitan untuk pulang, namun mereka menyuruhku untuk tinggal agar ukhuwah kami semakin erat. Maka kupenuhi aku tinggal hanya sebentar. Kami bercakap layaknya sudah bertahun tahun ketemu, senyum cantik dibalik niqob yang indah itu membuatku bahagia kami pun berpamitan lalu pulang ke rumah masing masing. Dan aku berpikir "mungkin allaah mengabulkan doa ku selama ini, ketika aku meminta untuk dikirimkan sahabat shalih" mereka menemukan ku, betapa bahagianya aku. Dimana aku adalah seorang yang lebih suka sendiri, tidak gampang bergaul, bahkan aku orangnya pemalu... hari hari berganti, kajian pun sering kudatangi bersama mereka. Mereka memanggilku dengan sebutan "Tembem" aku paham kenapa mereka memanggilku dengan sebutan demikian, karena memang pipiku tembem, aku menganggap sebutan itu sebagai sebutan sayang mereka padaku. Diantara kami berempat hanya akulah yang paling muda, tak lama kemudian kami mendapatkan kabar duka. Dimana salah satu sahabat kami Dilamar, Ya! Dilamar oleh Kematian. Kami pun menjadikan itu sebagai pelajaran, bahwa kematian itu datang kapan saja. Tak memandang kau muda ataupun tua. Kami mulai menjaga satu sama lain. Hingga akhirnya mereka berdua telah naik ke pelaminan :') kami pun jarang ketemu karena kesibukan mereka mengurus Zauji mereka... Kuharap mereka selalu dalam lindungan Allaah🌹
KAMU SEDANG MEMBACA
Ku Temukan Cinta Dalam Manhaj Salaf
Proză scurtăImpian paling sederhana ku adalah dapat membangun sebuah rumah tangga kecil yang berada di dalam lingkungan Mah'ad Sunnah bersama Zawjy ku dan anak anak, jauh dari riba. Dan jauh dari hiruk pikuk dunia beserta ambisi untuk meraihnya. saling menginga...