04

8 3 8
                                    





"Hyung?"

.




.






.

________________________________________

.

.

.


"Jua?"

Aku menoleh ke arah sumber suara.

"Apa yang kau lakukan?"

Ia berdiri sekitar 6 meter dariku, berdiri seperti orang bodoh. Haha..

"Kepo banget,"

Kata kata frontal untuk percakapan kami ku katakan.

Ia hanya menggeleng kepala dan melipat tangannya di depan dada, seperti ibu ibu yang melihat anaknya berbuat nakal.

"Aku akan memasak untuk makan malam kita. Jangan memakan siomay micin itu,"

"Lalu?"

Lalu ia membuka lemari aneh berwarna hitam yang menggantung di dinding, dan mengeluarkan 2 bungkus makanan.

"Aku akan memasak Jjampong malam ini,"

Aku mengabaikannya dan kembali ke kamar seperti anak kecil yang menunggu ibunya memasakkan makan malam.

Dan juga doa makanku tadi percuma kulakukan. Siomaynya tidak jadi masuk ke perut. Dasar pengganggu.



.

.

.

.

.

.

.

Sebenarnya aku masih ingin tahu, siapa orang tuaku. Siapa yang melahirkan ku dan merawatku sampai sekarang.

Dan, orang yang pernah kubunuh setelah menuntaskan tugasku, adalah pamanku.

Katanya sih gitu

Kami pertama kali bertemu saat aku berada di rumah sakit karena kecelakaan. Dan kata dokter, aku hilang ingatan total tentang apapun termasuk diriku sendiri.

Lalu seorang pria mengaku ngaku menjadi pamanku. Dan beberapa hari kemudian, aku diperbolehkan pulang. Dan dari situlah aku menjadi seorang pembunuh bayaran untuk paman.

"Jua? Jjampongnya sudah siap, ayo makan sebelum dingin,"

Aku keluar dari kamar dan menuju ke ruang makan. Dapat kulihat ada perempuan itu di ruang makan juga. Aku memutar bola mataku dengan malas dan menuju ruang makan.

Aku menarik kursi meja makan ke belakang dan duduk di situ. Melihat masakan perempuan itu sebentar dan mengampil sumpit.

"Ayo dimakan Jua," ia membelah sumpitnya jadi dua. "Selamat makan," katanya.

"Hm," aku juga membelah sumpitku dan mulai mencicipi Jjampongnya.

Masakannya tidak terlalu buruk. Rasanya lumayan enak, aku suka.

Kami makan dengan diam tanpa ada yang bicara. Aku sih tidak peduli dengan suasananya, selagi aku bisa makan enak.

"Jua,"

Aku menoleh ke arah perempuan itu dan menaikkan alisku.

"Apa kau benar benar tidak ingat kami?"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 31, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Dark & Sweet (hiatus) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang