"Kalau begini terus. Dia bisa gila!"
"Lalu? Apakah aku peduli?"
"Kau memang tidak bisa diandalkan,"
Telingaku menangkap suara suara itu. Dimana aku? Apakah aku diculik? Tapi tangan dan kakiku tidak terikat.
Tubuhku masih mati rasa. Lebih baik aku memfokuskan pendengaranku untuk mendengarkan pembicaraan orang orang itu.
"Tapi kita butuh uang!" Kata salah satu orang itu. Sepertinya ia seorang pria.
"Lalu kau suruh Jua untuk bekerja? Kenapa tidak kau saja? Apalagi pekerjaan itu melibatkan dosa!" Bentak seorang perempuan yang tak lain lawan bicara pria itu.
Jua? Apakah itu namaku? Lalu kenapa orang orang itu berdebat tentang aku? Siapa mereka?
"Kalau aku yang bekerja. Mungkin Juga tidak akan jadi seperti ini," kata perempuan itu.
"Jangan! Jangan bekerja! Layani aku saja. Puaskan aku!" Kata pria itu.
"Aku tidak peduli, aku akan pergi dari sini"
Sungguh dramatis sekali. Sudah lama aku tidak ke bioskop dan menonton yang seperti ini.
Tubuhku sudah lumayan bisa digerakkan. Dan ternyata ini di sebuah kamar, dan aku di atas kasur.
Tiba tiba pintu kamar terbuka, dan muncul perempuan yang berbicara dengan pria tadi. Sepertinya.
"Kau sudah bangun? Syukurlah," katanya sambil berjalan mendekati ranjangku.
"Kami menemukanmu di jalanan. Kau pingsan, dan kebetulan aku lewat jalan itu dari rumah sakit. Sepertinya kau kelelahan, maka aku membawamu pulang ke sini." Kata perempuan itu.
Aku hanya mengerjakan mataku dan memiringkan kepalaku sebagai tanda kebingungan.
"Kau siapa?"
Perempuan itu tersentak kaget dan ikut bingung.
"Kau tak ingat aku?"
Aku menggeleng sebagai tanda tak tahu.
Matanya berkaca kaca melihatku. Seakan akan aku melupakannya adalah sesuatu yang amat buruk baginya.
"Ya! Jeon Hyeja! Apa yang kau lakukan, hah?" Pria itu membentak seakan akan perempuan yang bernama Hyeja ini tuli. Ia masuk ke kamar yang kutempati dengan langkah terhentak.
"Aku akan pergi hari ini dengan Jua hari ini. Keputusanku sudah bulat. " Ucapnya sambil berjalan keluar dari kamar ini. Kutebak ia akan mengambil barang barangnya seperti yang ada di sinetron sinetron.
Pria itu geram, ia menarik pergelangan tangan perempuan bernama Hyeja itu ke ruang tamu. Karena penasaran aku pun mengikuti mereka dengan tertatih tatih.
Pria itu melepaskan pergelangan tangan perempuan itu, dan tepat sekali, perempuan itu tersungkur jatuh seperti di sinetron.
Pria itu mengeluarkan semacam golok dari laci di sebelahnya dan menyayatkannya di pipi mulus perempuan itu sampai berdarah.
"Kumohon Beomgyu, biarkan kami pergi dari sini," kata perempuan itu.
Beomgyu? Aku sepertinya pernah mendengar nama itu.
Tiba tiba kepalaku sakit dan rasanya berkedut.
Pria itu sudah lelah. Keputusan perempuan bernama Hyeja itu memang bulat. Ia menghembuskan nafasnya dengan kasar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dark & Sweet (hiatus)
FanficFf "Aku hanya milikmu.." - - "Aku bahkan membayangkan senyum manismu setiap saat.." - - "Aku sangat ingin bertemu denganmu." Baca ae lah.. nanti kan tau jalan ceritanya :) Enjoy :)