Melangkah Dalam Cinta Berbahaya

Bab 8 Potong omong kosong. Hanya menghela nafas!

Bab 8 Potong omong kosong. Hanya menghela nafas!

　　"Kakek tidak setuju," kata Gu Wuyang dan berbalik untuk melihat Tang Anran. Tanpa diduga, pandangannya tertangkap oleh dadanya.

　　Karena Tang Anran baru saja mandi, dia tidak memakai apa-apa selain handuk mandi yang hanya bisa menutupi beberapa bagian tubuhnya yang penting dan dengan demikian daging putih mulus kulitnya yang telanjang semua menunjukkan kepadanya.

　　Tapi itu hanya sedetik, Gu Wuyang melepas matanya darinya dan berteriak dengan tergesa-gesa, 'Potong omong kosong. Tanda tangani saja! '

　　Tang Anran tahu dengan jelas tentang kesalehan Wu Wuyang kepada kakeknya. Jika kakek tidak menyetujui perceraian mereka, mereka tidak akan pernah bercerai.

　　Tapi dia ingin menceraikannya!

　　Kalau tidak, bagaimana dia bisa pergi dari sini? Selain itu, Gu Wuyang yang murung terlalu sulit untuk ditangani, yang membuat situasinya semakin berbahaya.

　　Setiap kali dia ingat bahwa dia hampir dibunuh olehnya hari ini, Tang Anran menjadi lebih bertekad untuk menceraikannya.

　　"Biarkan aku bicara dengannya." Tang Anran berdiri, memegang handuk dengan erat, dan mengambil kain bersamanya, bersiap untuk berganti pakaian di kamar mandi.

　　Namun, Gu Wuyang telah menghalangi jalannya dengan postur tubuhnya yang tinggi sebelum dia masuk ke kamar mandi.

　　"Balikkan dan tanda tangani." Gu Wuyang mengulanginya dengan dingin dengan wajah cemberut.

　　Dibungkus handuk saja, pendekatannya yang tiba-tiba membuat Tang Anran mundur beberapa langkah.

　　"Tidakkah kamu juga ingin bercerai denganku?" Tang Anran terbatuk sedikit dan menatap Gu Wuyang, "Mungkin aku bisa membujuk kakek untuk berubah pikiran dan dia akan mengizinkan kita untuk bercerai. Jadi, silakan minggir, aku akan mengganti pakaianku sekarang."

　　Gu Wuyang tingginya hampir 1,9 meter sementara dia hanya 1,68.

　　Meskipun Tang Anran tidak dapat dilihat sebagai pendek, karena jarak 22 cm, lehernya memburuk ketika dia menatapnya.

　　Tang Anran berpikir bahwa Gu Wuyang akan menyingkir setelah dia mengatakan kepadanya apa yang akan dia lakukan. Tanpa diduga, Gu Wuyang meraih pergelangan tangannya lagi dan mengabaikan sarannya, "Kamu tidak perlu melakukan itu!"

　　Setelah mengatakan itu, dia mencoba menariknya kembali ke meja.

　　Dia adalah pria yang kuat, dan sekarang dia mencengkeram bulunya yang terluka, yang membuat Tang Anran cemberut kesakitan.

　　"Gu Wuyang, biarkan aku pergi!" Tang Anran meronta dan mencoba menariknya dari tangannya. Tetapi dia memegangnya begitu erat sehingga dia tidak bisa melakukannya.

　　Pada saat ini, handuk mandi tiba-tiba tergelincir ke tanah ......

　　Dan baik Tang Anran dan Gu Wuyang menjadi beku.

　　Seolah-olah waktu telah ditunda.

　　Tapi tak lama kemudian Tang Anran membumi sendiri terlebih dahulu.

　　"Ahhhh!" Tang Anran menjerit dan kemudian mengambil handuk dengan cepat, mencoba untuk membungkus dirinya lagi. Namun, salah satu tangannya ditangkap oleh Gu Wuyang, jadi sulit baginya untuk menyelesaikannya hanya dengan satu tangan.

　　"Biarkan aku pergi!" Tang Anran berteriak padanya lagi dengan wajah memerah.

　　Kemudian Gu Wuyang akhirnya menyadari apa yang terjadi dan segera melepaskan bicinya.

　　Tang Anran berjalan menuju kamar mandi. Tapi suara langkah kaki bergegas datang dari luar pintu, yang sepertinya datang ke arah mereka.