Andrew Plan

885 117 11
                                    


Warning!!!!


Part ini mengandung adegan-adegan romantis yang membuat para jomblo atau single gigit jari. Walau sebenarnya nggak romantis-romantis amat. (Ya ampun ini author maksudnya apa coba     -_-!). Sangat pendek, karena sebenarnya part preeliris. full part nya akan di post secepatnya :)



"Apa kau yakin akan tetap melaksanakan rencanamu itu?" tanya Nicole untuk kesekian kalinya. Bukan, bukan karena dia tidak yakin dengan rencana Andrew. Hanya saja dia tidak suka jika Andrew mengambil jalan sendiri seperti ini. Dia bisa bekerja sama dengan kedua Raja lainnya, tapi dia malah memilih jalan sendiri tanpa melibatkan yang lainnya.

"Aku yakin! Banyak pertimbangan yang telah aku lakukan, dan aku rasa ini yang terbaik!" jawab Andrew yakin. Tapi itu tidak cukup meyakinkan Nicole. Dia masih ragu dengan rencana Andrew, terlebih rencananya ini membuat mereka harus berjauhan untuk waktu yang tidak ditentukan. Nicole tahu Andrew melakukan ini karena mimpi-mimpi aneh yang dialaminya hampir setiap malam. Dan dia membenci hal itu, dia membenci kekuatan Andrew yang bisa melihat ramalan di masa depan. Jika boleh, dia ingin Andrew tidak mempunyai kekuatan itu sehingga mereka bisa menghadapi masalah apapun bersama. Tidak seperti sekarang.

"Aku pasti merindukanmu!" Kata Andrew tiba-tiba, Nicole hanya mengeratkan pelukannya pada suaminya itu tanpa mengatakan apapun. Bolehkah dia egois dan tidak mengijinkan Andrew melakukan rencananya. Jika boleh maka dia ingin sekali melakukan hal itu.

"Jangan seperti ini, kau masih bisa melihatku setiap hari! Ini tidak akan seburuk yang kau pikirkan!" bujuk Andrew, sangat jarang melihat Nicole seperti ini. Dan hal itu membuat Andrew sedikit merasa bersalah. Mereka bukanlah pasangan yang selalu mengumbar kemesraan mereka, mereka bahkan lebih sering bertengkar daripada bermesraan. Tapi hal itulah yang membuat keduanya nyaman, saling mengkritik dan memperbaiki satu sama lain.

"Itu hanya tubuh kosongmu! Kau yang asli entah akan berada dimana!" rajuk Nicole, dia membenamkan wajahnya di bahu Andrew. Entah karena kesal pada suaminya itu, atau karena malu.

"Aku akan selalu ada di sekolah! Kau bisa memantau ku dari Edward atau Kak Dav bukan!"

"Kau bodoh, meninggalkan istrimu yang sedang hamil karena masalah yang belum tentu terjadi!" kata Nicole sambil menangis. Yah menangis, entah kenapa semenjak hamil dia menjadi sangat sensitif. Tidak jarang dia marah-marah tidak jelas pada Andrew, tapi beberapa detik kemudian dia menjadi orang yang sangat manja pada suaminya itu. Andrew sendiri hanya mencoba memahami istrinya, toh dia tidak rugi juga ketika Nicole manja bukan. Tapi harus Andrew akui Nicole sangat menyeramkan saat marah-marah tidak jelas, tapi itu resikonya. Mereka sudah lama menginginkan anak, jadi apapun perubahan yang terjadi pada mereka, mereka harus bisa menerimanya.

"Kau yang seperti ini membuatku tidak ingin pergi, tapi sayang aku harus pergi! Maafkan aku! Jika ada masalah cepat hubungi Oma Evellyn!" nasihat Andrew, Nicole hanya mengangguk.

Andrew memainkan rambut Nicole sambil sesekali membelai lembut kepala istrinya. Mereka harus berpisah, ada beberapa masalah yang harus Andrew selidiki sendiri. Entah kenapa semua yang terjadi selama ini seolah berhubungan, perang di masa lalunya dan juga masa depan kelam yang mungkin mereka hadapi. Dan sebisa mungkin dia tidak ingin melibatkan orang terdekatnya menyelidiki hal itu. Alarm bahaya di kepalanya terus berbunyi saat dia memikirkan semua orang ikut terlibat.

Walau dia akui sudah terlambat membuat Edward, David, Ricky dan Ryuzaki untuk tidak terlibat. Dia hanya berharap mereka memiliki 1001 cara untuk menghadapi hal itu di otak mereka. Terutama Ryuzaki yang kadang otaknya macet karena terlalu berkarat karena jarang di pakai. Ryuzaki adalah orang yang cerdik Andrew mengakui hal itu, tapi kadang dia terlalu memakai emosinya daripada otaknya. Dan itu kadang membahayakan dirinya sendiri, walau Andrew juga heran bagaimana Ryuzaki selalu bisa lepas dari bahaya tersebut. Entah dia beruntung, atau nyawanya ada sembilan seperti kucing tidak ada yang tahu jawabannya.

"Sudah jangan menangis, waktunya kita berpisah." kata Andrew

"Bukan mauku menangis seperti ini dipelukanmu!" jawab Nicole sebal sembari menghapus air matanya. Beruntung dia sudah merasa tenang, jadi air matanya tidak terus-terusan mengalir. Andrew terkekeh mendengar jawaban Nicole, Nicole yang mendengar Andrew tertawa mendelik tidak suka.

"Jaga anak kita dengan baik!" kata Andrew kemudian mengecup dahi Nicole lama, dia berharap tidak pergi saja jika begini. Tapi ini sudah menadi keputusannya, dan menarik kembali yang sudah diputuskannya dengan banyak pertimbangan itu. "Aku pasti akan merindukanmu! Jangan terlalu dekat dengan Panglima Vromme, aku tidak suka kau terlalu dekat dengannya!" kata Andrew

"Karena kau tidak ada, aku bebas berdekatan dengan siapa saja!" ujar Nicole dengan nada jahil, dia tahu kalau Andrew tidak suka jika dia dekat-dekat dengan Vromme. Menurut Andrew, Vromme terlihat seperti menyukai Nicole. Dan karena itulah Andrew selalu melarang Nicole untuk dekat-dekat dengan Vromme kecuali sangat terpaksa. Andrew mungkin tidak bisa bicara secara gamblang, tapi Nicole tahu suaminya itu cemburu.

Andrew menatap Nicole tidak suka, dia tahu Nicole bercanda tapi tetap saja dia tidak suka. Andrew mengakui loyalitas dari Vromme tapi di sisi lain dia juga tahu kalau pemuda yang berumur pertengahan 20 itu menyukai Nicole. Bukan sekali dua kali, tapi dia sering memergoki pemuda dengan jabatan panglima itu memperhatikan Nicole tanpa berkedip. Jika saja dia bukan orang yang berbakat, mungkin Andrew sudah mengusirnya dari pertama kali dia memperhatikan Nicole.

"Kau benar-benar lucu saat cemburu!" kata Nicole terkikik sembari menangkupkan kedua tangannya di pipi Andrew.

"Aku tidak cemburu!" elak Andrew kesal, dan pada akhirnya mereka malah saling meledek satu sama lain. Nicole menggoda Andrew yang cemburu karena Vromme, sementara Andrew dengan keras menolak jika dia cemburu.

Namun itu tidak berlangsung lama, karena Andrew memang harus segera pergi. Andrew membuat kloningannya untuk berada di istana, sementara dia sendiri berubah menjadi Alexander. Dia berpamitan pada Nicole sambil mengatakan untuk tidak macam-macam karena Vromme akan datang ke ruangan itu. Jangan tanya bagaimana Andrew tahu karena hanya dia yang tahu alasannya. Setelah dia memperingatkan Nicole, dia pergi denga cara teleportasi.

TBC

Apa ini?

Jangan tanya kenapa author bisa bikin part ini karena author sendiri tidak tahu, sepertinya author kerasukan saat menulis part ini...

Author bukan orang yang romantis sehingga saat membaca kembali part ini membuat author merinding, jangan tanya kenapa....

BTW full part nya akan di tulis di chapter ini juga, mungkin 2 atau 3 hari lagi, karena author masih bingung alurnya mau ke alur yang A atau B. Intinya karena ada dua option alur author harus memikirkan kembali ngambil alur yang mana... So sabar aja :)

Magic Twins: Reset ButtonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang