Ini Bukan Takdir Kan?

13 0 0
                                    

" Aletta, tolong keruangan saya nanti ". Kata lelaki yang lumayan berumur itu, dia adalah boss ku.

" Baik pak ". Sahutku sambal berdiri dari kursi yang sedang ku tempati sedari tadi.

" Si gila kerja ". Itu adalah sebutanku saat aku berada di kantor, hampir semua orang bahkan boss ku sendiri menyebutku seperti itu. Sebenernya aku bukan tipe orang yang sangat menggilai suatu pekerjaan, namun entah kenapa menjadi sekretaris di kantor ini membuatku menyukai pekerjaan yang termasuk dibilang berat ini.

Aku sudah berkerja di perusahaan ini selama 3 tahun terakhir, sebut saja aku sudah menjadi senior di perusahaan ini, sebab perusahaan ini baru di buka 3 tahun lalu dan aku adalah orang luar negeri pertama yang melamar di perusahaan ini dan di terima. Perusahaan ini menaungi industri alat - alat musik.

Untuk masuk ke Park Corporation ini sangatlah susah, banyak rintangan yang aku hadapi untuk bekerja disini, belum lagi saat itu aku masih belum fasih berbicara dengan Bahasa Korea. Karena saking susahnya banyak orang - orang yang berusaha menyogok dengan uang pada orang dalam agar bisa bekerja di perusahaan ini.

Tapi, aku bukan termasuk orang yang seperti itu, karena aku bukan anak yang terlahir di keluarga kaya, ini saja karena beasiswa yang aku dapat saat aku berkuliah dulu, kalau bukan karena beasiswa mungkin aku tidak akan pernah bisa terbang ke negara industri music KPop ini. Aku hanya mengandalkan otak ku untuk bisa bekerja disini.

Kalian tau mengapa sangatlah susah untuk berkerja di perusahaan ini? jawabannya adalah, karena pemilik perusahaan ini adalah Park Seung Min, ayah dari seorang boyband yang sangat mendunia yaitu, Park Jimin Bangtan Boys.

Kaget bukan? eh ingat aku bukan sasaeng fans yang mengikuti kehidupan pribadi si mochi imut itu, aku juga sebelumnya tidak mengetahui akan hal itu, namun saat tahun kedua aku bekerja di perusahaan ini waktu itu jimin dating untung mengunjungi Mr. Park dan dari situ aku mengetahui semuanya. Kan aku sudah bilang di awal, entah aku ini pernah menyelamatkan dunia di kehidupan sebelumnya atau aku hanya manusia yang dilahirkan untuk selalu beruntung.

tok tok tok..

" Ya, silahkan masuk ".

" Ohh kamu Aletta ". Katanya sambal menatap layar laptop.

" Iya pak, tadi bapak menyuruh saya untuk keruangan bapak. Ngomong - ngomong ada apa ya pak? ". Sahutku.

" Apakah kamu sudah tau mengenai saya yang akan mengundurkan diri dari jabatan saya ini? ".

" Ah, belum pak, kalau saya boleh tau memang nya ada masalah apa ya pak? padahal perusahaan yang bapak naungi ini berjalan dengan baik dan perusahaan kita juga masuk di peringkat ketiga pasar industri alat alat musik atau apakah bapak sakit? sudah berobat? ". Kataku kaget dan bingung dengan apa yang ia bicarakan.

Sontak aku kaget dan bingung karena ya, apa yang aku bilan tadi, perusahaan ini selalu berjalan dengan baik bahkan masuk ke peringkat 3 industri alat musik terbaik se korea. Mr. Park juga tidak pernah terjerat kasus atau masalah apapun, tapi mengapa ia mau mengundurkan diri.

" hahahaha Aletta Aletta, sebegitu khawatirnya ya kamu sama saya, ini alasan mengapa saya menganggapmu sebagai anak sendiri " Kata dia sambal berjalan mendekatiku dan mengelus kepalaku.

Memang, aku dan Mr. Park seperti ayah dan anak, kadang ia selalu membanding - bandingkan aku dengan Jimin. Pernah pada saat acara keluarga mereka aku diajak untuk ikut makan malam dan disana Mr. Park bilang kalau aku lebih perhatian dari pada Jimin dan kalian tau ekspresi Jimin saat itu? dia menggembung kan pipinya dan bertingka seperti anak kecil yang iri saat ayahnya membandingkannya dengan orang lain.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 25, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

My Secretary Private LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang