Eunsang berlari kearah dimana Junho tengah bersiap dipinggir lapangan bersama timnya. Nafasnya menderu berbarengan dengan dirinya yang semakin mendekati Junho. Senyum dibibirnya mulai terbentuk tatkala manik hitam yang paling disukainya itu memberikan fokus padanya.
"Semangat mainnya, Junho pasti bisa."
Eunsang bisa merasakan tatapan Junho yang bak mengulitinya. Namun ia sama sekali tak terintimidasi, karena ia tahu pasti apa yang pemuda tampan itu pikirkan. Pasti benak lelaki bersurai hitam itu sekarang tengah kacau karena pakaian yang dikenakan Eunsang.
"Kamu benaran memakainya."
Itu bukan pertanyaan, melainkan pernyataan. Eunsang tersenyum menunjukkan deretan gigi rapihnya, seakan membenarkan pernyataan Junho.
"Kan Junho udah minta sampai bela-belain kerumah Eunsang buat ngasih baju ini, jadi pasti Eunsang pakai dong!" Ujar Eunsang ceria. Ia tertawa kecil ketika menyadari telinga Junho yang memerah.
Sebenarnya jika dilihat sekilas, pakaian yang Eunsang kenakan tidak begitu spesial. Hanya sepasang sneakers putih, jeans hitam, dengan atasan jersey oranye dan kaos hitam lengan 3/4 sebagai dalamannya.
Tidak begitu spesial, setidaknya bagi orang lain. Namun bagi Junho?
Oh ayolah, melihat Eunsang yang tenggelam dalam jersey basket yang dibagian punggungnya tertulis nama 'Cha Junho' sangatlah spesial bagi Junho. Ya, jersey tersebut adalah milik Junho. Dan dengan memakai jersey milik Junho, Eunsang seperti sedang memamerkan hubungan mereka kepada orang lain.
"Kok diem aja sih? Gak cocok ya?" tanya Eunsang ragu. Ia pikir setelah melihat kedatangannya, Junho akan langsung memujinya atau setidaknya tersenyum padanya. Namun reaksi pemuda itu hanya sebatas diam memandanginya dengan telinga yang memerah.
Eunsang menghela napasnya, mungkin ada baiknya jika ia kembali ke kursi penonton. Baru saja kalimat perpisahan akan dilontarkan, tindakan Junho yang tiba-tiba seperti menghentikan semua kinerja otak Eunsang.
Tidak kok, bukan cium-cium. Mereka masih di area ramai orang dan keduanya masih dibawah umur.
Junho hanya berjalan mendekat kearah Eunsang, dengan tangan kanannya terjulur untuk menyentuh pipi milik Eunsang.
"Cocok kok." bisik Junho seraya memaku manik Eunsang dengan tatapan lembut darinya.
Eunsang tidak bisa berkata apa-apa, jadi yang pemuda lebih tinggi itu lakukan hanyalah meraih tangan kiri Junho untuk ia remas.
"Harusnya gak usah pakai dalaman. Biar sama kaya aku." tambah Junho dengan kerlingan usil. Eunsang memukul pelan dada Junho (dengan tangannya yang tidak menggenggam jemari Junho) karenanya.
"Gak mau. Malu tau."
Junho terkekeh karenanya, Eunsang yang akhirnya mendapatkan reaksi yang ia inginkan juga ikut tertawa pelan bersama Junho. Usai tertawa, keduanya membiarkan suara ramai dari sekeliling mereka menjadi musik yang mengiringi keduanya yang masih asik menatapi manik sosok yang ada didepannya.
"Junho harus menang ya." ujar Eunsang memecah keheningan diantara keduanya.
"Pasti, kan ada kamu yang dukung aku hari ini."
Pipi Eunsang menghangat, ia memperkuat remasannya pada jemari Junho.
"Nanti kalau Junho menang, Eunsang kasih hadiah!"
"Kamu disini dengan pakaian seperti itu aja udah hadiah buat aku. Tapi aku tetep enggak nolak sih kalau kamu nawarin."
"Memangnya Junho mau hadiah apa?"
Eunsang melihat bagaimana Junho yang mengangkat tangannya, yang masih digenggam Eunsang, kedagunya. Berpose bak orang berpikir, namun terlihat aneh dengan tangan Eunsang yang masih dalam genggamannya.
"Aku minta hadiah cium boleh?"
Lagi-lagi pipi Eunsang menghangat, tapi kali ini lebih panas dari yang sebelumnya. Tangannya yang tidak sedang digenggam Junhopun ia angkat untuk menutupi wajahnya. Ia sudah yakin wajahnya sekarang pasti sudah sangat absurd akibat permintaan Junho.
Junho sendiri yang melihat reaksi berlebihan dari Eunsang kembali terkekeh gemas. Ia mengecup telapak tangan Eunsang sebelum membawa pemuda yang ada didepannya masuk kedalam pelukanya.
"Cuma bercanda kok. Nanti aku minta traktir es krim aja sebagai hadiahnya, gimana?" tanya Junho. Ia bisa merasakan Eunsang yang mengangguk sebelum melepas pelukannya.
Kekehan gemas kembali keluar dari bibir Junho saat pemandangan Eunsang yang mengalihkan pandangannya dari Junho dengan pipi yang memerah menyambut indra penglihatannya. Ia sudah akan mengelus kembali pipi Eunsang, sayang celetukkan dari rekan satu timnya membuatnya urung melakukan hal tersebut.
"Pacaran terus. Pacaran terus."
Junho dan Eunsang menatap malas Midam yang sekarang tengah memberikan ekspresi mual kepada keduanya.
"Jauh-jauh sana. Perusak momen." sindir Junho. Eunsang juga mengangkat tangannya, membuat gerakan mengusir untuk Midam.
"Iya-iya, tau deh yang seneng pacarnya dateng buat ngedukung. Mana pake jersey segala, tau deh." dumal Midam sembari berlalu dari hadapan kedua orang tadi.
"Eunsang kayaknya kembali ke kursi penonton saja deh, udah mau mulai tuh." kata Eunsang sembari menunjuk kearah Midam tadi berjalan, menuju kumpulan manusia yang menggunakan jersey yang sama dengan Junho.
"Kamu nanti bakal teriak untuk aku kan?" tanya Junho. Eunsang mengangguk semangat, rambut merahnya bergerak searah dengan anggukan lelaki itu.
"Semangat ya."
Junho tersenyum karenanya, sebelum membiarkan Eunsang melangkah menjauh darinya.
"Kamu siapin uang kamu ya, karena aku pasti menang." ujar Junho percaya diri.
Eunsang mengangguk sebelum akhirnya berlalu dari hadapan Junho.
.
♡
.
Halo dari aku yang bucin dua orang ini!
Sangat kobam akan momen mereka, jadi aku ikutan bikin ceritanya deh hehe!
Ayo sayangin junho sama eunsang!
KAMU SEDANG MEMBACA
Ordinary Love [Cha Junho x Lee Eunsang]
FanfictionYour actions, words, face It's different from my ideal type but I keep getting attracted to you You raise me up and bring me down, you're not ordinary. A produce x 101 bunch of oneshots fiction, with chara cha junho (woolim ent.) x lee eunsang (bnm...