- Chapter 1 -

1.6K 119 3
                                    


Jeon Hyukai berani bersumpah, dia yakin bahwa dia adalah orang yang baik. Memang dari sepersekian hidupnya hanya ia manfaatkan dengan hidup manja dengan setiap fasilitas mewahnya sebagai seorang anak keturunan bangsawan, namun itu tidak menjadikan Hyuka sebagai pribadi yang kejam sampai harus rela menyaksikan nyawa orang dipenggal begitu saja dihadapan ribuan orang yang menyaksikan.

Jika kalian menanyakan apa yang dihadapi Hyuka sampai dia berani bersumpah sedemikian? Jawabannya, kini ia sedang duduk di samping sang ayah Jeon Jungkook, yang menjabat sebagai seorang Gubenur dari kota Beauxbangtan yang menjadi kota no.2 terbesar setelah kota kapital yang berada di kawasan kerajaan Lilac. Hyuka yang menjadi anak seorang Gubernur dan penerus tahta harus mengemban dengan baik nama besar sang ayah dengan rela mengikuti setiap aturan yang di berikan kepadanya. Seperti sekarang, dengan berat hati dan gelisah Hyuka duduk di samping sang ayah yang tengah menyaksikan peristiwa penting yang akan terjadi dihadapannya.

"Prajurit, siapkan tiang penggantungnya!! Rakyat yang hadir diharapkan untuk tetap tenang.." Teriak panglima Hoseok membuyarkan lamunan Hyuka. Seketika keadaan bising di balai kota menjadi senyap, hanya terdengar bisik-bisik sayup dari rakyat yang hadir. Juga terlihat beberapa prajurit berjalan sambil membawa tiang penggantung menuju tengah balai kota.

"Kau baik-baik saja sayang? Kau terlihat pucat" Ucap penuh sayang dari seorang yang berada di belakang Hyuka sembari menyentuh lembut rambutnya. Hyuka menoleh menghadap sumber suara sambil tersenyum lembut "Ne, appa.. Hyuka baik-baik saja. Mungkin hanya sedikit pusing, karena Hyuka tak kuat dengan bisingnya suara disini" jawab Hyuka dengan lembut sembari memajukan bibirnya tanda ia sedikit kesal.

"Ah, sabar seben-" ucapan orang tersebut terpotong dengan kembalinya teriakan panglima yang menyita perhatian penjuru balai kota.

"Prajurit!! Bersiap!.. Bawa tersangka menuju tengah balai kota!!" Dengan teriakan tersebut semua perhatian tertuju pada tengah balai kota.







Terlihat disana beberapa prajurit menyeret paksa seorang pemuda dengan kukungan rantai yang melilit tubuh pemuda tersebut dengan erat. Rambut yang basah akan keringat menempel pada dahi pemuda tersebut, seolah menunjukan betapa beratnya hari yang dilalui pemuda itu sampai hadir dirinya di balai kota ini. Baju yang terlihat sangat lusuh dan juga terdapat beberapa bercak darah yang tercetak di baju pemuda tersebut pun juga seolah memperburuk skenario buruk yang telah dialami pemuda itu sebelum akhirnya pemuda tersebut diseret paksa di balai kota hari ini.

Prajurit terus menyeret paksa pemuda tersebut sampai berhentinya mereka dihadapan tiang penggantung, sesampainya prajurit pun menempatkan pemuda tersebut diantara dua sisi tiang penggantung dengan posisi membungkuk sembari kepala berada di luar dari setiap sisi tiang yang ada.

Pemandangan naas tersebut seolah dianggap kurang dengan hadirnya sebilah kapak tajam di samping tiang yang seolah menyiratkan siap digunakan kapan saja untuk memotong bagian tubuh sasaran dengan mudahnya.





Hyuka yang melihat pemandangan tersebut hanya bisa duduk gelisah sembari bergidik ngeri, tanpa mengucapkan sepatah kata apapun. Hatinya gelisah sungguh tidak tenang, matanya ingin menutup, dan tangannya dingin penuh keringat. Hyuka dalam hatinya tidak berhentinya menyumpahi orang-orang yang berada di balai kota dengan bisa menyaksikan kejadian tersebut sembari tertawa cekikikan bahkan sampai berani memakan makanan ringan maupun meminum minuman mereka.

"Sepetinya orang-orang ini sudah gila! Bagaimana bisa mereka bisa tertawa santai bahkan sambil memakan cemilan mereka dengan melihat akan hilangnya nyawa orang?! Ah.. Persetan dengan otak mereka! Astaga.. tuhan ku ingin pulang!" Runtuk Hyuka dalam hati, sembari melihat ke arah ayahnya yang masih duduk diam dengan tatapan dingin lurus mengarah ke pemuda di tengah balai kota tersebut.

Madness || Sookai fic (Hiatus)Where stories live. Discover now