Untitled Part 1

41 0 0
                                        

RS Centra Medika , Jakarta....

Matakumenatap Bi Fatma dengan seksama . Tanpasadar , bulir -bulir air mata membasahipipiku. Bi Fatma sendiri adalah asisten rumah tangga di rumah ayah tiriku , OmDhika, sahabat karib mendiang papaku. Bi Fatma bercerita bahwa mama mengalami demam sejak satu minggu lalu ,namun ia enggan dirujuk ke rumah sakit karena suaminya masih ada di Banjarmasinuntuk urusan bisnis, mama enggan menambah beban pikiran suaminya. Bi Fatma pun menambahkan bahwa kondisi mama sempat drop karena penyakitdemam berdarah yang dideritanya . Jantungnya nyaris tak berdetak hingga doktermengeluarkan alat kejut jantung untuk menangani mama , setelah kondisinyastabil pun mama terus memanggil namaku , cerita Bi Fatma.

" Ya sudah Bi , terimakasih infonya , buat sekarang ini , saya Cuma mau berdua aja sama mama , bibi bisa keluar dulu kan ?" tanyaku lembut.

" Bisa Den , kalau begitu saya permisi ....." jawab Bi Fatma. Setelah Bi Fatma keluar kamar rawat , aku duduk di kursi di samping kasur mama. Denting mesin pengatur detak jantung yang memekakan telinga sama sekali tak menggangguku , aku tetap bahagia bisa melepas rindu pada mama yang sudah lama kutinggalkan bahkan sebelum ia sah menjadi istri Om Dhika. " Gi........lang.....'' . " Mama udah sadar ??" tanyaku usai menyeka air mata . Mama mengelus pipiku walau ia masih berbaring. " I...... Ini kamu ? mama enggak mimpi , kan ??" Aku menggeleng seraya tersenyum lembut. " Aku panggil dokter dulu ya , ma....." lanjutku.

Setelah mama dinyatakan stabil olehdokter , aku kembali memasuki ruang rawat mama, senyuman manis dan tatapanpenuh cinta menyambutku disana, tatapanyang begitu kurindukan. " GemilangWinarya anak mama, mulai hari ini , kamutinggal sama mama ya nak , sama ayahDhika juga, biar mama bisa dekat terussama kamu ... " pinta mama." Maafin aku ma , sampai kapanpun , dianggak akan pernah jadi ayah aku ....." batinku. Tapi ........ cerita Bi Fatmatentang kondisi mama yang drop terngiang di benakku , kalau hanya dengan memikirkan aku saja kondisiku saja jantung mama nyaris tak berdetak , apalagi kalau aku menolak permintaannya? . Maka jadilah aku mengangguk saat itu juga , hanya agar mama tenang tanpa beban pikiran.

1 minggu kemudian ........

" Eh , ayah sudah pulang ? tanya mama lembut saat mendapati Om Dhika di depan pintu kamar . Alhasil , pria itu tersenyum jahil .

"kenapa ,udah kangen sama ayah ya ma ?? " balasnya , membuat mama tersipu malu. " Hahahaha, ya udah dong ..... urusan ayah di Banjarmasin udah selesai.....'' jawabnya. " Syukur deh ..... oh iya , mama punya kejutan nih buat ayah !!! " seru mama bersemangat. "Kejutan apa ??" tanya Om Dhika. " Hey kamu , ayo keluar !! " seru mama dengan nada penuh kasih sayang. Mata Om Dhika terbelalak saat melihat aku berdiri tegak di hadapannya. Sebelum Om Dhika pulang ke rumah , mama memintaku bersembunyi di salah satu kamar pilihanku . Katanya , kehadiranku akan jadi kejutan manis di hari kepulangannya . " Gilang ????? kamu ajak Gilang tinggal disini ??"

" Iya , enggak apa – apa kan ? Lagian aku dan Gilang itu udah lama berpisah , izinin dia tinggal disini ya yah ....." pinta mama. Dalam hati emosi Om Dhika membara namun , rasa cinta pada mama memusnahkan rasa itu. Meski penuh tipuan , ia tersenyum dan menjawab " Tentu aja boleh ma, Gilang kan juga anakku ......"

Katanya sebelum meninggalkan ruang tamu. Dengan rasa bahagia , mama lantas membuka tangannya lebar – lebar. Namun aku yang mendekat ke arahnya justru menangis meski akhirnya aku menghambur ke pelukannya. " Mama lega Lang sekarang kita bisa ketemu dan berkumpul kaya gini...... " Katanya dalam tangis haru.

...........

Sebesarapapun setiap anak, mereka tetaplahanak-anak bagi ibu mereka. Anak – anak yang amat disayangi dan harus dijaga , tak jarang ada yang masihdimanja meski sudah dewasa. Aku mengalaminya pagi ini. Semua berawal dari tugas Om Dhika untuk bertemu dengan rekan kerjanya di restoran dekat kampusku , dia sudah bersiap diri sejak mentari masih malu-malu menampakkan dirinya. Alhasil , Om Dhika pun diminta mama mengantarku ke kampus bahkan saat aku baru tiba di ruang makan untuk sarapan usai bersiap – siap. Aku pun mengiayakan usulan tersebut meski aku tahu Om Dhika keberatan.

TRAPPEDWhere stories live. Discover now