HAI....! INI ADALAH CERPEN PERTAMA YANG AKU BUAT DAN AKU PULIKASIKAN, KALAU ADA KEKURANGAN DI KRITIK AJA. TERIMA KASIH
************************************
Padang, 25 Mei 2019
Tema : Surat terakhir
Judul : AKU TITIPKAN SURATKU INI PADAMU
Karya : ARENATTA"Pegang surat ini," Ucap Ridho seraya memberikan sebuah amplop putih kepada Beno, Sahabatnya.
"Surat apa ini, Dho?" Tanya Beno yang tampak masih ragu untuk mengambil amplop tersebut.
"Peganglah! Jika aku sudah tak lagi bernafas, berikan amplop ini pada kekasihku!" Beno menoleh, tapi Ridho hanya cengengesan.
***
Ridho berjalan dengan langkah gontai menuju komplek rumahnya, sesekali tatapannya kosong, kadang langkahnya berhenti dan seketika itu juga air matanya langsung membasahi pipi, Ia menangis tanpa isak.
Ini tidak mungkin, Dokter tadi pasti sedang bercanda, Ridho membatin.
Sesampainya didepan rumah, Ia melihat gadis cantik seusianya sedang duduk diatas teras rumahnya, memandangi dirinya yang berjalan sedikit membungkuk sambil membawa tas kucing kecil yang diberisikan obat.
"Dho, bentar lagi kita bakalan tunangan, Kamu kapan cari kerjanya?" Tanya gadis itu sedikit membentak. Dia adalah Fira, Calon tunangan Ridho.
Ridho tersenyum, mengelus pipi tirus Fira dengan kasih sayang, "Sabar, Yah! Besok bakal aku cari."
Fira memutar bola matanya malas, Ia sudah bosan mendengar kalimat yang terus menerus keluar dari mulut Ridho, tanpa pernah ia buktikan sama sekali.
"Ini apaan, Nih?" Tanya Fira kesal, sambil mengguncang tas kuning yang di jinjing Ridho.
"Isinya obat," Jawab Ridho lembut. "Kamu jangan khawatir, besok aku cari kok pekerjaannya sampai dapat!"
***
Dua hari telah berlalu, namun lamaran Ridho selalu saja ditolak.
Siang ini, laki-laki bertubuh jangkung, kurus, itu berjalan dengan lesu, berharap ada perusahaan yang mau menerimanya menjadi karyawan, agar calon tunangannya bisa bangga pada dirinya.
Tuhan....!! Aku capek, Aku mohon izinkan aku mendapatkan pekerjaan, Ridho membatin.
"Dho!" Sapa seseorang. Ridho membalikan tubuhnya, suara itu terdengar familiar ditelinganya. Beno, itu suara Beno, Sahabatnya.
"Hai, Ben!" Sapa Ridho, balik.
Beno mencoba merapikan Pakaiannya yang tampak sudah tak rapi lagi, lusuh, keringatnya juga sudah membasahi suluruh permukaan bajunya akibat panas teriknya matahari pada siang ini.
"Dari mana, Ben?" Tanya Ridho, menjulurkan tangannya.
"Lagi istirahat, Nih. Cari makan juga, Lapar!" Jawab Beno cengengesan. Menjabat tangan Ridho dengan hangatnya. "Eh, Kamu sakit, Dho?" Tanya Beno, Panik.
"Ngak kok, Ben!"
Tanpa meminta persetujuan dari Ridho, Beno langsung menarik Pria kurus dengan wajah putih pucat itu masuk kedalam mobilnya.
Persahabatan Ridho dan Beno bukan hanya persahabatan biasa, Mereka sudah bersama mulai dari, SD, SMP, SMA, bahkan Universitas yang mereka tempati-pun sama. Jadi Beno sudah hafal siapa Ridho ini.
Ridho itu orangnya tidak mau berhenti sebelum apa yang ia kehendakinya sudah terpenuhi, orangnya gigih, pekerja keras, meski dalam keadaan sakit seperti sekarang ini.