Author Note : Pict adalah hasil editan kakak *ehm* online Sha yang juga inspirasi cerita + chapter ini XDD
3rd Person POV
"Kakak! Kakak! Lihat, ada pesawat! Aah aku ingin sekali menaiki nya" ujar gadis yang sepertinya berusia sekitar enam tahun itu ke kakaknya"aku juga ingin, tapi itu sudah pasti mustahil" ujar seseorang sambil mengusap rambut gadis berusia enam tahun itu
"Hey (y/n) ayo kita bermain!!" teriak seorang anak lelaki yang berusia sama dengan (y/n). Saat itu (y/n) benar-benar bodoh, karena ia menuruti permintaan orang tuanya
..yang merupakan salah satu pejuang restorasi Eldia
Hari demi hari berganti menjadi minggu
(y/n) dan kakaknya hidup dalam kesuraman, orang tua mereka dilaporkan oleh Zeke Jeager, anak dari Grisha Jeager dan Dina Fritz, yang berarti dia juga salah satu keturunan kerajaan. Saat itu Hanna menatap mata (y/n) dengan tatapan yang kosong, itu karena Hanna benar-benar merasa kehilangan. Dan mereka hampir saja ditangkap oleh Marley, namun, Hanna berkata bahwa mereka akan mengabdi pada Marley. Dan hasilnya, (y/n) diubah menjadi titan saat umurnya 17 tahun.~Time Skip 11 tahun~
"hei, Hanna—"
"hm?"
"—kapan kita akan melaksanakan misi kita? Aku sudah muak disini." Tanya (y/n) kepada kakaknya itu
"Entahlah, aku juga tidak tahu.. Lagipula, Marley telah menyelamatkan kita, benar kan?"
"MENYELAMATKAN KATAMU?!?! MEREKALAH YANG MEMBUAT AYAH DAN IBU MENJADI TITAN!!" teriak (y/n) kepada kakaknya yang refleks membuat kakaknya itu terkejut, karena ia tidak pernah memberi tahu (y/n) soal itu
"(y/n).. SIAPA YANG MEMBERI TAHUMU SOAL ITU?!! HAH?!!" Hanna pun balik meneriaki (y/n)
"Zeke..."
"Dia.. Yang memberi tahumu ya? Ah sudahlah lebih baik kita bertemu yang lain" ucap Hanna
"Ya.. Aku ikut saja.."
"Baiklah, kami akan mengirim Annie Leonhardt, Bertholdt Hoover, Reiner Braun, Hanna (f/n), dan (y/n) (f/n) ke Paradis
"A-aku sebenarnya tidak terlalu yakin bisa melakukan ini.. Hanna.."
Hanna POV
"A-aku sebenarnya tidak terlalu yakin bisa melakukan ini.. Hanna.."'Huh? Apa yang anak ini katakan, bukankah dia yang paling bersemangat untuk pergi ke Paradis? Lebih baik aku menanyakan hal itu kepadanya'
"Hei, (y/n) biasanya kau lah yang paling bersemangat diantara semuanya"
"Entahlah, hanya saja aku mempunyai feeling tidak enak tentang ini"
"Oh.. Begitu ya..Baiklah, (y/n) ayo kita bersiap"
-TimeSkip -
3rd Person POV
Malam telah tiba, (y/n) dan para pejuang lainnya mendirikan tenda untuk tenpak mereka beristirahat. Saat pagi hari ada sebuah titan yang hampir memakan mereka "REINER, PERGILAH" ujar Marcel sambil mendorong Reiner. Titan tersebut memakan Marcel, Reiner pun lari dan meninggalkan pejuang yang lainnya dibelakang. Untung saja mereka bisa mengejar Reiner dan menghindar dari titan tersebut.
"Apa kalian baik-baik saja?"
"K-kau, DASAR!!! SIALAN!!!" Teriak Annie ke Reiner sambil menendangnya
"Annie, cukup."
Reader POV
"Annie, cukup." ujarku kepada Annie yang menendang Reiner sambil berteriak, ya aku tahu kami baru saja kehilangan titan rahang, dan jika kami pulang kami hanya akan dijadikan makanan untuk pejuang selanjutnya
"Bukankah kita sebaiknya melanjutkan misi kita?"
"Apa yang dikatakan Hanna benar, sebaiknya kita melanjutkan misi kita jika kita tidak ingin mati" ujarku kepada mereka. Tiba tiba saja Reiner berbicara
"R-reiner sudah mati, panggil.. Aku.. Marcel.."
"H-hah? Apa maksudmu?.. Reiner?"
"Annie, bisakah kau antarkan kami ke dinding segera?" Aku bertanya kepada Annie
"baiklah, kurasa aku bisa melakukannya"
~~
Kami pun segera bergegas menuju dinding dimana semuanya akan dimulai, saat Bertholdt menghancurkan distrik Reiner akan menghancurkan dinding terbesar mereka, dinding Maria, kami akan menyusup dengan berpura pura menjadi korban jatuhnya dinding Maria. Kami akan menculik pemilik Founding Titan dan menyerahkannya ke Marley. Kami akan meraih kebebasan umat manusia di Marley.~Time skip~
3rd Person POV
"(y/n)! (y/n)! Oi (y/n)"
"Hah!"
"Akhirnya kau bangun juga (y/n)" ujar Hanna kepada (y/n)
"Apa kita didalam dinding... Maria..?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Apologize [Levi X Titan Shifter!Reader]
Random"ma-maaf!" kata itulah yang kukatakan padanya saat aku menumpahkan teh dibajunya "maaf.. Levi.."dan kata itulah yang aku katakan padanya saat aku mengatakan padanya bahwa aku adalah seorang PENGKHIANAT Language : Indonesia