1

29 2 21
                                    


Sudah lama sekali, terakhir kali aku mengunjungi makam Orang Tuaku.

Ayah dan Ibundaku sudah tiada sejak 9 tahun yang lalu.

Menyedihkan, bukan?

Terkadang, aku sering berpikir bahwa akulah pembawa sial di keluarga ini.

Aku menyesal, sungguh. Seandainya, aku tetap bersikeras berada di tempat kecelakaan itu, mungkin aku tidak akan hidup sebatang kara di dunia ini. Melainkan, aku akan hidup di akhirat bersama orang tuaku.

Tanpa sadar, Air mataku mendarat di pipiku.

Di kala aku menangis, hujan turun membasahi tubuhku. Aku menangis sesenggukan, dan aku lelah berada di dunia ini.

Aku selalu dibully dan dicaci maki.
'Aku salah apa?' hal itu yang selalu kupikirkan saat aku dibully.

Aku terus menyalahkan diriku. Aku menganggap diriku tak pantas di dunia ini.

Aku selalu mencoba membunuh diriku sendiri. Tetapi, aku tahu. Ayah & Ibuku tidak akan bahagia melihatku seperti ini.

"Aku lelah Yah. Aku harus bagaimana?" ujarku sambil menaruh bunga di makam ayahku.

"Aku tidak tahu harus bagaimana Bu, Aku rindu kalian berdua." ujarku, dan kembali menaruh bunga di makam ibuku.

Deru hujan semakin keras. Sepertinya, Tuhan sedang marah denganku. Memang, aku patut diperlakukan seperti ini.






Hari ini hari minggu.

Hari terfavoritku di hidup ini. Aku tidak perlu memberi tahu kalian alasannya, kalian juga sudah tahu.

Aku memutuskan untuk pergi keluar rumah, berjalan kaki menuju mall, yang tidak terlalu jauh dari rumahku

Maksudku 'Rumah peninggalan Orang Tuaku'

Baru saja, aku melangkah masuk dari pintu utama mall tersebut, semua orang menatap sinis kepadaku.

Well, jujur saja aku sudah terbiasa dengan semua ini. Tetapi, Lama kelamaan aku risih dengan keadaan seperti ini.

Akupun memutuskan untuk pergi ke dalam toilet mall. Memastikan penampilan diriku.

Pantulan diriku muncul pada cermin itu dengan menampilkan diriku yang sedang memakai baju yang kotor dan rambut yang diikat seadanya.

Satu kata yang terlintas di pikiranku.

'Bodoh'

Bagaimana bisa aku lupa untuk mengganti bajuku dan merapikan rambutku? heol.

Dengan cepat aku merapikan rambutku dengan sisir yang ada ditasku dan berusaha mencari cardigan yang tersimpan di tas sekolahku.

Oke, dengar. Aku tidak semiskin itu, hanya saja aku lebih suka memakai tas sekolahku untuk pergi kemana-mana

Ya, Tas ini pemberian mendiang orang tuaku.

Akhirnya, aku menemukan cardiganku yang berwarna biru. Aku pun langsung memakainya dan memperhatikan penampilanku di cermin tersebut.

'Oke, sudah bagus' gumamku dalam hati






Aku duduk di salah satu tempat yang paling pojok di tempat bernama 'setarbaks' ini.

Aku duduk disana sambil menunggu pesanan kopi yang sudah ku pesan sejak tadi.

"Permisi"

Reflek aku berbalik badan, melihat sosok pelayan yang sedang memegang nampan dengan kopi diatasnya

"Iya?" Jawabku dengan sesopan mungkin

"Atas nama Yoowon Kim?"

"Iya, Mas. Saya sendiri."

"Ini pesanannya." Ujarnya sambil meletakkan pesananku di atas meja

"Silahkan nikmati pesanannya!"

Setelah dia pergi, aku melanjutkan pekerjaanku, sebagai owner dari salah satu online shop yang telah kudirikan sejak 5 tahun yang lalu.

Jika kalian bertanya-tanya, Ya. Aku mendirikannya karena untuk membiayai hidupku.

Walau kenyataannya, Masih banyak keluargaku seperti, Paman Jongin dan Tante Soojung, Yang sampai sekarang masih bersedia untuk membiayai uang sekolahku dan semua keperluan yang ku butuhkan.

Tapi, hey aku juga tidak ingin hidup seperti ini selamanya. Menurutku hidup bergantung dengan orang lain, sama saja merepotkan orang lain, bukan?




" YOOWON KI- "

Dari ujung sana dapat kudengar seseorang yang sedang berteriak memanggilku.

Tetapi, aku mengabaikannya. Sangat tidak mungkin jika ada seseorang yang ingin memanggilku kecuali teman dekatku & kerabatku.

Dan anehnya, aku bahkan tidak mengenal suara orang ini.

Tanpa pikir panjang, aku melanjutkan pekerjaanku, membalas satu persatu chat pelangganku.

"YA!"

Reflek aku berteriak, pasalnya ada seseorang yang menarik pundakku dari belakang, membuat kursi yang ku duduk jatuh.

"Kamu?! Apa-apaan?!"

"Gue suka sama lo" Ujar lelaki tersebut.

"Apa?!"

"Mau jadi pacar gue?" Jawab lelaki itu yang membuatku mengumpat dalam hati.











TBC
Vote & Comment ya sayang.
Aku lebih suka kalian spam komen sih
Btw gimana ceritanya? Bagus ga??
Kalau bagus komen di bawah ya
Kalau kurang bagus, kalian bisa koreksi tulisan aku dan kasih saran & pendapat.
Dadah❤💖.

Lie ; Lee JenoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang