Sesampai nya dirumah fara tidak melihat mobil ayahnya. Berarti sore ini ayahnya akan pulang.
Fara pun bergegas mandi. Dan memakan makanan yang sudah disiapkan pembantunya.
Dia memilih menghabiskan waktu dengan membuka laptopnya dan belajar materi yang kemungkinan akan ia dapatkan jika hari ini ia masuk kesekolah.
Pukul 1 siang Fara memutuskan untuk pergi ke Orion's cafe dan menikmati Ice Cream vanilla, menu favoritnya disana.
"Mas... biasa ya" saking seringnya menghampiri cafè itu, hampir semua pegawainya hafal jika Fara datang hanya akan memesan Ice Cream vanilla paling sedikit 2 mangkuk.
"Iya, ditunggu.."
Sambil menikmati ice cream Vanillanya itu. Fara dihampiri wanita paruh baya yang menurutnya terlihat masih cantik.
"Hey" ucap wanita itu.
"Eh hai" ucap Fara diselingi tawa canggungnya.
"Sepertinya kamu suka dengan ice cream vanilla ya. Sampai habis 2 mangkuk." Wanita itu mulai tersenyum.
"Yeah.. i love vanilla" ucap Fara yang memalingkan wajahnya ke arah jalanan dibalik jendela cafe itu.
"Pasti ibumu menyukai ice cream vanilla, 'kan?" Ucap wanita itu.
Fara hanya mengangkat pundaknya sebagai jawaban bahwa dia tidak tahu.
"Kenapa tidak tahu?"
"Karena ayah tidak pernah memberi tahuku. And for your information ibuku sudah meninggal." Dengan memasang wajah dinginnya.
"Apa kau merindukannya?"
"Ya." Jawab Fara singkat.
"Apa aku cocok sebagai ibumu?" Ucap wanita itu sambil memegang tangan Fara.
Fara yang kaget mendengar ucapan wanita itu dengan cepat menatap tajam wanita itu kemudian pergi tanpa menoleh sedikitpun.
"Heh! Dasar wanita ganjen!" Gumam Fara yang sebenarnya masih terdengar di telinga wanita itu.
Diam di tempat itu bersama wanita itu. Malah membuat moodnya turun.
Sejak kapan anak itu berubah menjadi anak Frontal seperti itu?
Fara yang menyusuri jalan raya tanpa arah tujuan melihat sosok arival disebrang sana.
"Oh, shit!! Kenapa harus ada lelaki itu!" Fara membalikan arah nya agar tak berpapasan dengan Arival.
"Hey ra!! Tunggu!!" Teriak Arival.
"Thank you god, akhirnya aku bisa menemukan anak ini." Tambah arival."Apa maksud mu?" Tanya Fara yang terlihat kesal.
"Sehari tak melihat mu disekolah dan tak membuatmu kesal. Rasanya aku ingin bolos sekolah dan mencarimu kemana pun kau pergi sampai aku membuatmu kesal hari ini." Jawab Arival dengan wajah cemas.
"Dan aku sudah kesal!!! Pergi sana!!!" Teriak Fara.
"Tapi aku belum puas melihat wajah kesalmu itu ra.." Rengek Arival yang mencoba menyejajarkan langkah Fara yang begitu cepat.
"Aku sudah sangat sangat kesal Arival!! Jadi jauh jauh dariku!" Dengan penuh tekanan.
"Yasudah aku akan membuat kesalmu hilang sebagai permintaan maafku." Ucap Arival.
"Maaf untuk apa? Aku tak butuh maaf mu itu!" Ucap Fara dengan nada yang semakin kesal.
"Yasudah. Aku pergi." Ucap arival sembari pergi meninggalkan Fara.
Fara menahan tangan Arival "Apa kau akan kembali lagi kesekolah?"
"Ya tentu saja."
"Dasar lelaki bodoh!" Sambil melepaskan cengkramannya ditangan Arival. Dan mulai pergi meninggalkan arival.
Arival mengejar Fara dari belakang. "Apa aku boleh berkunjung kerumahmu?" Tanya Arival.
"Tidak."
"Kenapa?"
"Aku tidak suka rumahku dikunjungi orang!"
"Oh kalau begitu kau harus berkunjung kerumahku." Ucap Arival.
"Untuk apa?? Hanya buang-buang waktuku saja!"
"Tapi kamu har..." belum sempat Arival membereskan kalimatnya. Fara terlebih dahulu sudah menaiki taxi yang berada didepannya.
"Dasar wanita!" Gumam Arival.
----
Double update🌼
KAMU SEDANG MEMBACA
VANILLA ✔
Teen FictionManis dan banyak orang yang menyukainya. Ya, Fara Aqwila Kusuma bak vanilla yang bisa memikat siapapun saat pertama kali melihatnya. Tetapi, hal itu tidak berlaku lagi ketika mereka telah mengenalnya lebih jauh. Sikapnya yang ambisius dan memiliki p...