Prolog

58 13 2
                                    

Semua orang bersorak sorai untuk tim basket SMA Pelita 1 yang sedang bertanding melawan SMA 3 Harapan.

Eh tunggu... sepertinya bukan, hampir semua orang bersorak sorai untuk menyemangati sosok Arival Adi Prasetyo dari SMA  Pelita 1.

Gemuruh tepuk tangan dan teriak dari kursi penonton memenuhi ruangan basket SMA Pelita 1.

"Aaaaa ARIVAL!!! KAMU PASTI BISAA!!!" Teriak Nadya, sahabat Fara.

"Sebenarnya apa sih yang mau  dibanggakan dari si Arival itu? Menurut gue dia gak ada apa-apanya. Cuma menang ditampan!"  Wanita itu menggerutu kesal melihat kelakuan sahabatnya itu yang kini mulai tergila-gila kepada sosok Arival itu.

Satu-satunya wanita yang tidak bisa menikmati pertandingan basketnya. Dia adalah Fara. Gadis pemegang sabuk hitam saat usianya yang baru menginjak umur 13 tahun.

Ayahnya seorang TNI angkatan darat berpangkat jendral. Ibunya, meninggal saat usianya menginjak 5 tahun karena penyakit kanker.

Tidak ada kasih sayang ibu. Hanya ada sikap disiplin ayahnya yang membuat dirinya seperti ini.

Menjuarai pertandingan karate di dalam dan luar negeri membuatnya terkenal sana-sini. Tapi, siapa bilang Fara yang terlihat manis dan langsung bisa memikat siapapun dengan rupanya itu sangat jauh dari kata itu semua.

Kejam, over disiplin, cerdas dan sadis. Julukannya di sekolah: si manusia dengan tingkat kepedulian  yang sangat over terhadap lingkungan sekitarnya. Saking perdulinya semua orang bisa mendapatkan kritikan dan saran dari dirinya.

Hanya ada satu wanita yang tahan dengan sikap Fara. Ya, Nadya Roberto. Gadis over ceria itu sudah kebal dengan kritikan Fara terhadap dirinya.

"Lu bantuin semangatin Arivalnya gue dong ra..." protes Nadya membuyarkan kekesalannya itu, yang sekarang malah maraih tangan Fara agar ikut bertepuk tangan untuk Arival.

"Ra.... teriak dong.. gak asik banget lu..  yeeaaa!!! Arival go arivaal gooo!!!"  Teriak Nadya.

"Apa manfaat nya gue teriak buat orang yang kayak gitu???Memasukan bola kedalam ring juga tidak! Sejenis spesies yang masuk tim basket cuma numpang tenar doang!" Ucap Fara.

Arival Adi Prasetyo. Wajah maskulin yang menjadikannya idola seantero SMA Pelita 1 ini. Memang tampan, tapi bukan tipe Fara. Mendapatkan kritikan pedas dari Fara dan membuat Fara jengkel terhadap dirinya sudah menjadikan tujuan hidup  Arival sejak baru pertama kali  menjadi siswa di SMA ini.

•••
Hai guyss ada teka-teki nih. Yang tau jawabannya komen buruann🌻
Teka-teki: mengapa membuat Fara jengkel adalah tujuan dari hidup Arival???
Temukan jawabannya di part  selanjutnya🌻

VANILLA ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang