"Permisi, apakah kursi disini kosong ?" Tae mendongak dan melihat seorang pelayan bertanya padanya.
Dia tersenyum kecil lalu mengangguk lemah sebagai jawaban lalu tae kembali menunduk menatap sendu makanan pembuka yang belum ia sentuh dari 7 menit yang lalu.
"Ah terima kasih khun. Maaf sebelumnya, cuma semua meja sudah terisi dan sudah ada beberapa yang reservasi sebelumnya" ucap pelayan itu.
Tae tidak menggubris perkataan sang pelayan. Tapi memang benar, sedari tadi tae menunggu seseorang, ia sambil melihat situasi yang ada di dalam restoran eropa ini. Dan benar adanya perkataan pelayan tadi.
Kemudian pelayan itu berbalik dan menatap seorang pria yang ada dibelakangnya.
"Disini kosong khun, silahkan" kata pelayan seraya menyingkir dan mundur selangkah dari tempat ia berdiri.
Seorang pria tersenyum pada pelayan itu dan mengatakan terima kasih lalu dengan perlahan ia menarik kursi di hadapan tae dan duduk disana.
Pelayan tadi memberikan menu pada pria yang baru saja duduk di kursinya.
"Ini menunya khun, apakah khun ingin segera memesan ?"
Pria itu berfikir sejenak lalu ia menggeleng.
"Nanti saya panggil kalau saya ingin memesan"
"Baik, saya permisi" dibalas dengan anggukan pria tadi.
Pria yang baru saja duduk itu menggunakan kemeja biasa. Pria ini memang sedang ingin makan malam di restoran ini, hanya saja ketika dia datang, dia tidak menemukan meja yang kosong. Maka dari itu ia bertanya pada pelayan yang ada untuk membantunya mencarikan meja, dan ternyata ada. Ya... walau harus berbagi dengan orang lain sih.
Setelah duduk dengan tenang selama beberapa detik dengan ponselnya, pria itu pun mulai mengambil menu yang ada di meja tadi. Ia membukanya dan membaca beberapa makanan dan minuman yang ada. Mulai dari Appetizer, Main Course dan Dessert sampai minuman.
Sedikit berfikir lama, akhirnya pria ini mengangkat tangan dan tak berapa lama seorang pelayan menghampirinya yang sudah menyiapkan peralatan menulis mininya.
"Silahkan khun" kata sang pelayan dan bersiap menulis pesanan.
"Saya ingin memesan salad sebagai Appetizer, lalu Fettucini Carbonara sebagai Main Course dan Strawberry Cheese Cake sebagai Dessert-nya. Lalu untuk minumannya Agua Fresca"
Setelah menulis pesanan pria tadi, pelayan pun mulai mengulangi pesanannya. Setelah mendapatkan konfirmasi atas pesanannya, pelayan pun pergi.
Sejak tadi tae hanya menatap makannya tanpa memakannya dan tidak terganggu sama sekali dengan suara yang ada disekitarnya.
Pria yang didepannya pun bertanya-tanya. Apakah ada yang salah dari pria ini. Kenapa Appetizernya belum juga ia sentuh. Pria ini yang notabenenya memang seorang yang peduli terhadap sesama pun mulai tidak enak. Apalagi ia 'menumpang' di meja pria didepannya ini.
"Maaf, apakah makanannya tidak enak ?" Kata pria itu pada tae.
Merasa seseorang bertanya padanya, tae pun mengangkat kepalanya dan menatap pria didepannya. Dia tersenyum kecil dan menggeleng sebagai jawaban.
Entah dalam pikiran pria ini, maksud dari gelengan tadi ialah memang tidak enak atau karena ingin menjawab 'bukan, bukan'.
Pria didepan tae pun memberikan tangannya ke hadapan tae. Melihat tangan yang ada dihadapannya, tae menatap bingung pria itu.
"Thanaphon Jarujitranon, panggil saja Tee Jaruji" katanya dengan senyum.
Terhipnotis. Adalah kata yang tepat buat tae saat ini. Entah kenapa melihat pria didepannya membuatnya diam seketika.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dinner
FanfictionEND/Complete Pertemuan dimakan malam yang entah bisa menjadikan itu sebagai pijakan awal hubungan. TaeTee Fanfiction