Prolog

77 5 1
                                    

Gadis itu menatap kuburan yang semennya masih basah. Hujan yang terus mengguyur tidak dia pedulikan. Dia duduk tersungkur ditanah tanpa memperdulikan pakaiannya yang kotor karena lumpur.

" Nak, ayo kita pulang "

Wanita paruh baya itu berusaha membujuk anaknya yang tidak mau beranjak dari kuburan yang baru saja di semen.

" Gak! Jessy gak mau pulang! Jessy masih mau disini! "

Gadis itu menggeleng tidak mau pulang, dia tidak bisa meninggalkan orang yang dia sayang sendirian di sini. Terkubur dalam tanah dan yang pastinya orang itu akan kedinginan.

" Kamu jangan begini sayang. Nanti kamu sakit "

Wanita paruh baya itu terus membujuk anak gadisnya tapi gadis itu tetap keras kepala tidak mau pulang.

" Jessy... "

Panggilan itu berhasil membuat gadis yang di panggil Jessy itu mendongakkan kepala menatap ke arah sumber suara.

" Asa..! "

" Ayo pulang! "

Cowok ini mengulurkan tangannya pada Jessy. Dia tersenyum meyakinkan Jessy untuk menerima uluran tangannya. Jessy menyambut uluran tangan itu.
Wanita itu tersenyum terimakasih pada cowok remaja itu yang di balas dengan anggukan singkat.

" Kamu harus rela dia pergi. Dia sudah tenang di sana! "

Jessy segera menghambur dalam pelukan cowok itu lalu tangisnya kembali pecah. Jujur Jessy belum rela melepaskan kepergian orang yang dia sayang! Terlalu berat buat Jessy. Tapi benar yang dikatakan Asa, cowok yang memeluknya. Orang itu pasti sudah tenang di sana.

Im (Not) AloneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang