Bab 2

50 4 1
                                    

      Bagi Jessy dunianya itu adalah Angkasa. Terbiasa bergantung pada Angkasa sejak kecil menjadikan Jessy gadis manja yang tidak tahu apa-apa. Jessy tidak tahu bahwa banyak sekali perempuan di luar sana yang ingin menjadikan Angkasa pacarnya yang dia tahu Angkasa adalah miliknya dan bukan untuk siapa-siapa.
Jessy tidak peduli jika banyak orang mengatakan dirinya egois. Tapi satu hal yang Jessy yakini yaitu dunia Angkasa selalu tentang dirinya.

" Asa ini gimana cara kerjanya? "  

" Astaga Jess.. Soal ini paling mudah buat pelajaran anak SMA! "

" Yap Susah Asa!! "

" Yah karena kamu aja yang malas mikir makanya susah! "

" Ihh.. Kok Asa jadi nyalahin Jessy sih! Jessy kan memang gak tahu!! "

Mereka berdua sekarang berada di kamar Jessy, sebenarnya Jessy yang menyuruhnya datang kerumah supaya dia bisa meminta bantuan pada Angkasa untuk mengerjakan tugasnya.
Kesal dengan Angkasa, Jessy langsung menutup buku paket matematika. Dia melipat tangannya di dada lalu membuang muka tak acuh. Ini yang Angkasa tidak suka dari Jessy tidak mau di salah kan.

" Yaudah aku minta maaf! Sebagai permintaan maafnya aku yang akan kerjain semua soalnya. "

" Beneran? Yeee pasti kali ini nilai Jessy bagus lagi deh! "

Selalu saja seperti itu keluh Angkasa, Jessy tidak pernah mau mengerjakan tugasnya dengan serius dan berakhir dengan Angkasa yang mengerjakannya. Seperti kali Jessy di beri tugas matematika lima nomor dan itupun soalnya hanya di ubah angkanya tapi Jessy tidak bisa mengerjakannya

" Kalau aku yang ngerjain terus kapan kamu bisanya. Masa Fungsi aja gak tahu, dari SMP Juga udah di ajarin tapi tetap aja gak tahu! " 

Walaupun Angkasa mendumel Ia tetap mengerjakan tugas matematika tersebut.

" Asa kan tahu kalau Jessy paling benci sama matematika.. "  Ujar Jessy manja.

" Fisika sama kimia? Aku juga kerjain tuh tapi kamu gak benci sama mereka! " 

" Siapa bilang Jessy gak benci sama mereka?pokoknya Jessy benci sama semua hal yang berhubungan dengan angka! "

" Uang juga kamu benci? "  Angkasa menaikkan satu alisnya.

" Kalau itu beda Asa!! "   Jawab Jessy cepat.

" Katanya benci semua hal yang berhubungan dengan angka.. "

" Tapi kalau uang itu beda ceritanya! "

" Hmmm "

Angkasa kembali fokus mengerjakan soal matematika milik Jessy.
Tidak perlu waktu lama untuk Angkasa mengerjakan soal yang menurutnya mudah, Angkasa memang pintar sih dan Jessy akui itu.

" Tugas yang lain ada lagi gak yang perlu aku kerjain?Biar aku kerjain sekalian "

Jessy menimbang-nimbangnya sembari menaruh jari telunjuknya di dagu.

" Kayaknya gak ada! "  

" Coba ingat lagi. Aku gak mau kejadian seperti minggu lalu"

" Hehehe kalau itu karena Jessy yang salah"

Kejadian minggu lalu yang di maksud Angkasa adalah Jessy yang menelpon dirinya yang sedang berada dikampus, Jessy menelpon dengan nada tersedu-sedu. Jessy meminta Angkasa untuk datang ke sekolah nya, Angkasa yang berpikir bahwa sesuatu terjadi pada Jessy pun langsung bergegas padahal dirinya akan ada kelas sepuluh menit lagi. Saat sampai di sekolah nya Jessy Angkasa melihat Jessy yang sedang berjongkok dan menelungkup kan badannya, bahunya bergetar tanda Jessy menangis. Langsung saja Angkasa menghampiri Jessy yang sedang menangis Jessy yang melihat Angkasa yang sudah berdiri di depannya langsung memeluk Angkasa dan mengatakan dirinya di usir dari kelas karena tidak mengerjakan PR Kimia. Angkasa lalu menghadap kepada guru tersebut dan membicarakan sesuatu yang tidak Jessy tahu dan akhirnya Jessy di ijinkan untuk mengikuti kelas.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 03, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Im (Not) AloneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang