[ THROWBACK ] 🌸 Goodbye, Chenle.

502 47 12
                                    

[ 2014 ]

Dewi malam bersembunyi di balik awan— menjadi saksi bagaimana sedihnya ke 7 manusia naif di Panti Asuhan Auberon malam ini.

Chenle memeluk Mark, orang yang sudah ia anggap sebagai kakak kandungnya itu dengan sangat erat.
"Bang Mark, thank you for taking care of me. Sekali lagi —makasih."

Mark tersenyum lebar sambil mengusap lembut kepala Chenle, berusaha menyembunyikan kesedihannya dibalik senyumannya. Tidak boleh ada yang tahu bahwa anak seperiang Mark memiliki hati yang sangat rapuh.

Sementara itu, Jisung— si anak kecil yang masih berumur 12 tahun itu sesenggukan dipojok ranjang kamar, sembari enggan melihat ke arah
Chenle. Marah, katanya.

Renjun menepuk nepuk pundak Jisung, berusaha untuk menenangkannya dan mengatakan bahwa Chenle akan baik baik saja bersama orang tua angkatnya, dan Chenle akan bahagia walaupun tidak lagi bersama mereka.

Sementara Jeno, berdoa di dalam hatinya agar Tuhan bisa menakdirkannya untuk mempunyai keluarga juga. Dia hanya ingin seperti anak lainnya, mempunyai keluarga, bermain bersama orang tua nya, di cium bunda, Jeno hanya— hanya perlu kasih sayang seorang bunda.

Ah iya, si anak tengil bernama Haechan sedang mengurusi Jaemin yang kala itu demam akibat bermain hingga larut malam saat tahun baru.

Jika boleh jujur, Chenle memang tidak mau meninggalkan sahabat sahabat kecil nya yang sudah menemani dia di panti asuhan ini hingga Chenle berusia 13 tahun.
Tapi Chenle juga tidak mau menyia-nyiakan kesempatan emas seperti ini.

"Bunda Seohyun, Kenapa Chenle doang yang di adopsi? Kenapa Jisung nggak????" Ucap Jisung lagi dengan nada yang sedikit lebih tinggi.

Seohyun— selaku orang tua yang sudah mengurus mereka bertujuh hingga besar seperti ini pun menggeleng gugup sambil menahan tangisnya.

Chenle yang waktu itu Seohyun temukan di depan pintu panti asuhan, sekarang akan merasakan rasanya mempunyai keluarga. Walaupun tidak tega rasanya melepas Chenle, tapi Seohyun tau bahwa anak-anaknya itu perlu kebahagiaan.

"Eh, Jisung ga boleh marah marah kayak gitu, ya?" Suara parau Bunda Seohyun seakan akan makin menusuk hati siapapun yang mendengarnya.

Sementara itu, di pintu, terdapat Taeyeon bersama anak asuhnya, Heejin dan Shuhua yang sedang menyaksikan semuanya.
Heejin menangis dalam hati, setelah Yeji— tak cukupkah Tuhan mengambil teman terbaiknya?

Mulai malam ini, tidak ada lagi orang yang tertawa seperti dolphin, sudah tidak ada lagi orang yang selalu jadi bahan bully-an si anak tengil, Haechan.

Mulai sekarang tidak ada lagi yang menemani Jisung tidur dikamarnya. Tidak akan ada lagi. Chenle pergi, bersama orang tua angkatnya, meninggalkan ke 8 sahabatnya.

Padahal mimpi mereka sama, mempunyai keluarga.

 SELTSAM | NCT DreamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang