Setiap malam pernah dihiasi senyum, senyum malu-malu pernah menghiasi awal perbincangan. perbincangan hangat yang pernah membuat kita sampai lupa waktu, namun akhirnya waktu yang membuat kita saling menjauh, sangat jauh.
Kini, malam ku tetap diisi oleh senyum, tetapi senyum yang seperti dipaksakan,senyum yang tidak menggambarkan kebahagiaan karena harus merelakanmu bahagia dengan yang lain.
Kini, perbincangan kita tetap ada namun hanya perbincangan sekedar mengucapkan 'semoga bahagia dengannya'.
Sampai akhirnya, waktu memberikan jalan untuk kita berjalan masing-masing. Kau jalani hidup dengan seseorang yang tak pernah mengasingkanmu sementara aku jalani hidup dengan sekepal harapan untuk hidup denganmu, ya.. walaupun aku tahu itu mustahil, yasudahlah.
Maka, izinkanlah aku menulis apa-apa yang pernah kita punya, tentang apa yang pernah mewarnai hidup kita hingga pada akhirnya harus terpisah. Karena diantara pertemuan dan perpisahan kau dan aku pernah satu.
-Sema Admawija-
KAMU SEDANG MEMBACA
Diary Sema
Teen FictionSema Admawija adalah seorang penulis puisi yang kurang bisa bersosialisasi terutama pada perempuan. hingga suatu hari ia bertemu dengan Nawahera siswi pindahan yang kini menempati kelas yang sama dengan nya dan sema mulai memberanikan diri berbincan...