PART 12

100 14 1
                                    


Bagian sebelumnya ...

"Ku harap? Kau mendengarkanku. Aku berbicara tanpa paksaan. Jujur, apa yang kau lakukan pada adikmu sangat lah tidak benar. Dia sangat menyayangimu. Kau seharusnya tidak berpikiran negatif padanya. Ini semua bukanlah kesalahannya. Kumohon, berusaha lah untuk tidak menganggapnya pembunuh. Kumohon ... " kata Yuna dengan tulus.

Sejenak, pria itu terdiam. Ia lalu pergi begitu saja. Yuna hanya menatap sedih semuanya.

***

Mereka kembali ke rumah tanpa pembicaraan sedikit pun. Jungkook seperti biasa berjalan mendahului dan mengabaikam keduanya. Gadis remaja itu Yi Joon menjadi sedih, tetapi kemudian doa tersenyum pada Yuna.

"Terima kasih, eonnie. Kau membuat hari ini spesial untukku."

Yuna mengangguk lalu tersenyum padanya. Yi Joon pamit lebih dulu padanya kemudian masuk ke dalam. Yuna hanya bisa menatap sedih kepergiaannya. Ia menghembus nafas, lalu berbalik untuk kembali ke rumah.

***

Yi Joon merebahkan dirinya di kasur memejamkan matanya. Ia mengingat semua kenangan indah masa kecil bersama kakaknya. Dulu, Jungkook selalu saja melindungi dan menyayanginya. Semenjak kematian ibu mereka, sikapnya berubah drastis dan gadis ini yang mendapat dampak buruknya. Mengingat hal itu saja membuatnya harus mengeluarkan cairan  bening di kedua mata besarnya. Namun, sesaat ia merasakan sesuatu. Cairan itu terasa sangat kering dengan sentuhan seseorang yang sengaja menghapusnya. Dengan cepat, ia membuka mata dan langsung duduk saat melihat seseorang berada di dalam kamarnya.

"Kak Jungkook ... "

Pria itu hanya tersenyum kecil padanya. Senyuman yang tidak pernah dia berikan pada adik perempuannya menginjak usia remajanya.

"Ada apa, kak?" tanya Yi Joon ketakutan kalau dia pernah melakukan kesalahan.

"Tidak ada kesalahan. Justru kedatangan kakak ingin menemui adiknya sekaligus meminta maaf ... "

Yi Joon tak dapat membendung air matanya. Ia menangis terharu dan pria itu langsung menarik dan memeluknya erat. Mereka hanya bisa menangis bersama.

***

Yuna dengan kesalnya merapikan serta ikut menyajikan makanan di ruang makan. Ia berdecak sebal dengan apa yang sekarang dikerjakan.

"Kapan Tuan Joon Hyuk kembali? Saat dia datang aku akan mengajukan pertanyaan padanya tugasku disini sebagai apa? Dia memintaku untuk menjadi sekretaris pribadi dari pria sedingin es itu. Tapi, pria itu mengatakan jangan pernah mengambil posisi Joon Hyuk dan dia menganggapku bodyguardnya. Jika begitu, kenapa aku juga harus bekerja di dapur?"

"Hei, Yuna. Cepat bekerja jangan melamun!"

Gadis itu hampir saja melepas genggamannya pada piring di tangannya. Ia segera mengelus dadanya karena terkejut lalu melihat seorang wanita dengan pakaian pelayan.

"Hampir saja tadi," kesalnya.

"Kau diupah untuk bekerja bukan melamun, beruntung saja piring itu tidak pecah. Kau pasti tidak akan menyangka harganya, jika kau memecahkannya. Cepat sajikan sebelum mereka datang."

Gadis itu ingin sekali mengumpat, wanita yang merupakan salah pelayan di rumah ini. Dia terus memaksanya untuk bekerja dan berulang kali Yuna katakan tugas dapur bukan untuknya. Ia bekerja untuk selalu berada di samping pewaris keluarga ini siapa lagi jika bukan Jeon Jungkook. Namun, setelah ia mengatakan maka wanita itu tetap saja memaksanya untuk bekerja di dapur juga. Yuna ingin sekali menolak tapi ia juga tidak enak hati melihatnya sendiri bekerja. Ya, memang di keluarga ini terdapat banyak pelayan tetapi untuk khusus bagian dapur hanya memuat 1 orang saja. Itulah hal yang membuat gadis itu sedikit merasa aneh dengan sistem di rumah ini.

Pasir Putih (SPECIAL)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang