Ulang tahun bukan sesuatu yang menyebalkan. Terlebih ketika kau seorang yang populer, untuk sejenak kau bisa melupakan fakta bahwa hari itu dirimu bertambah tua.
Sedari awal menjejakkan kaki di halaman sekolah, ucapan selamat tahun Colon tanggapi dengan senyum terbaiknya. Tepukan di pundak, sapaan kasual, hari ini resmi sudah pemuda surai lazuardi itu bertambah usianya. Tidak berhenti disana, begitu sepasang kakinya menapak lantai kelas, Colon disambut lengkingan nyaring, "COLON-KUN!!!"
Ah. Mendengar suaranya saja netra safir itu yakin ia tidak salah tebak. Ya, siapa lagi di kelas ini yang memiliki vokal nyaring tapi tetap imut itu.
"Urusai, Riinu."
Mengabaikan respon teman dekatnya itu, si pemilik netra hetero tersenyum. "Selamat ulang tahun!" sembari bicara begitu diserahkannya kotak yang dibungkus kertas kado biru motif stroberi.
Alis Colon terangkat saat menerima hadiahnya, "...eum, makasih? Kuharap isinya bukan rerumputan dari peternak seperti tahun kemarin."
Riinu tertawa sebagai balasan. "Itu karena Colon-kun memberiku Royal Canin sebagai hadiah tahun lalu, tahu."
"Tapi kamu suka, kan? Anjing tetanggaku juga menyukainya."
"Dasar, terserahmu saja deh." Ditepuknya pelan pundak Colon, "jangan lupa traktir pulang sekolah, ya."
"Aku traktir Royal Canin."
"Menyebalkan."
Colon tertawa puas mendapati raut kesal lawan bicaranya. Ia lantas melambai kecil sebelum melangkah menuju tempat duduknya.
"Hei, Colon." Bersamaan dengan si surai lazuardi yang menoleh pada sumber suara, satu bungkusan hadiah dilempar padanya. Nanamori si sumber suara menyeringai, "happy birthday."
Colon membalas seringainya, "thanks."
Setelahnya netra safir itu menduduki kursinya, menyangga dagu dengan telapak tangan. Pribadi Colon yang unik dan sosoknya yang tenar itu membuat ucapan selamat tak pernah absen menyapanya tiap tanggal 29 Mei, terlebih dari sahabat-sahabatnya.
Saat si surai lazuardi merapikan sweater yang melapisi seragamnya, satu lagi suara shota mendikte namanya. "Colon!"
Bukan hal yang langka mendapati namamu disebut berkali-kali saat itu hari ulang tahunmu. "Ada apa?"
"Ehee, katanya kamu akan mentraktir kita semua saat pulang sekolah?" Root melempar cengiran terbaiknya. Yah, mengingat surai mentari itu paling bersemangat soal traktiran, bukan hal aneh ia menanyakannya.
"Aku tidak mau mentraktirmu. Makanmu banyak, aku bisa rugi." Dibalas ketus.
"Miskin."
"Barusan bilang apa?!" Si lazuardi bangkit dari duduknya.
Buru-buru Jel menengahi, "hei, cukup. Colon, selamat ulang tahun." Dengan kalimat berintonasi kasual itu ia menyerahkan dua kotak kado. "Dariku dan Root. Jangan lupa traktirannya, ya."
"Dasar...," Colon mendengus.
Kalau dibilang kesal, ia memang kesal dengan kelakuan ajaib para sahabatnya. Tapi..., entah mengapa hari ini Colon senang menerima sikap mereka. Yah, meski ia tidak langsung menyatakannya, sih.
Kalau boleh jujur, netra safir itu bersukur memiliki teman seperti mereka. Menyebalkan, tapi sekaligus baik dan perhatian.
◊
"Colon-kun~!" suara manis layaknya gadis SMA menyambut berakhirnya jam sekolah hari itu. Saat si surai lazuardi mendongak, manik matanya mendapati Riinu tersenyum penuh makna di depan mejanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Scattered Story of Utaite
FanfictionA whole random story, in collaboration with @akaaaashe