" Rumus yang sudah ibu jelaskan tadi bisa tolong dicatat dan ditanyakan bila ada yang belum mengerti, paham!"
" Paham bu."
" Tidak paham bu."
" Loh, kamu siapa?"
" Ah maaf menganggu waktunya. Saya adalah murid baru. Kenalkan nama saya Fariq Putra Ramadhan dan ini adik saya bernama Ardhan Putra Ramadhan. Berasal dari SMP 0132 Yogyakarta."
****
" Bohong banget." Itu aku yang katakan. Setelah aku mengajak mereka mengobrol di kantin.
" Apa?"
" Fariq dan Ardhan kalian itu sebenarnya pindah kejauhan. Kenapa gak di Jakarta aja. Datang dari Turki pindah ke sini. Yang benar saja!" Tangkasku
" Sebenarnya itu ada alasannya." Ujar Fariq.
" Kalian kesini karena surat rekomendasiku itu?! Aku mengirimnya 2 tahun yang lalu dan kau baru respon dadakan seperti ini. Untung kalian menguasai banyak kosa kata bahasa Indonesia."
" Maaf tapi kami ke sini karena kamu, maka kamu juga harus membantu kami." Ujar Ardhan.
" Baiklah. Apa yang bisa kubantu semampuku?"
" Bantu kami mencari ini!" Fariq menunjukkan foto yang robek separuh.
" Kami kehilangan album itu di rumah kami dulu. Karena kami sedang sangat membutuhkannya." Ujar Ardhan.
" Lebih spesifik lagi aku kurang paham." Ujarku malas.
" Terakhir dipendam di tanah pekarangan rumah kami 5 tahun lalu."
" Rumahmu sudah jadi ruko sekarang aku hanya bisa membantu semampuku bukan."
" Ani, kau adalah malaikat penyelamat kami. Kumohon ini demi pertemanan kita." Kata Fariq.
" Hmm.."
" Kakakku sudah memohon seperti itu. Tegakah kau Ani." Ujar Ardhan menatapku sinis.
" Berhenti guys, aku sudah temukan solusi." Ujarku.
" Apa itu?" Tanya Fariq.
" Beli ruko itu hancurkan dan gali sepuasnya!" Ujarku simpel.
" Ani kau.." ujar Fariq menggelengkan kepala.
" Hah, aku bercanda. Pulang sekolah kita pergi ke lokasi rumahmu yang telah ditinggal 5 tahun itu. Baru kita simpulkan langkah selanjutnya." Ujarku mantap.
" Oke."
" Oh ya satu lagi. Kenapa kau jadi pendiam di kelas?" Tanya Fariq.
" Aku tidak tertarik menjawabnya. Kau bisa tanyakan pada Ardhan."
" Introvert." Kata Ardhan yang seperti menusuk dari belakang.
" Ani aku suka sikapmu." Ujar Ardhan lagi. Maksudnya apa?
" Loh, Ardhan suka Ani?" Ujar Fariq setelah kami sampai di kelas. Santi yang mendengar- nya langsung heboh dan mengumumkannya.
" Fariq kau membuat kesalahan." Ujar Ardhan.
" Hey, panggil aku kakak. Dasar tidak sopan." Kata Fariq jengkel dengan sifat adiknya.
" Ayolah, kau hanya berbeda beberapa detik dariku."
" Anggap saja kita impas." Ujar Fariq membuatku pusing. Ini orang pada kenapa sih? Berantem mulu pikirannya heran.
" Ani memang bener kata Santi?" Tanya Dinda begitu mendengarnya dia yang tadinya di ruang guru langsung di sini dalam beberapa detik.
KAMU SEDANG MEMBACA
Si Pendiam Ani
Teen FictionWajah yang tenang Hening dalam larutnya buku Diam dalam suasana ramai Sudah saatnya bergerak keluar dari dunianya Keadaan sudah berbeda semakin naik tingkat semakin ditekan oleh keadaan Bagaimana oleh teman-temannya yang lebih aktif dan lebih berisi...