Paper Heart
.....“Amber berkelahi lagi”
Kepalaku sontak menoleh ke sumber suara. Pria itu. Berdiri di ambang pintu dengan nafasnya yang tersengal. Pun wajahnya yang memerah dengan keringat yang membanjiri tubuhnya.
“Apa? Berkelahi lagi?” Tanpa bisa kutahan, mataku melotot menatap pria itu membuat ia sedikit ketakutan. Masa bodoh. Aku sudah biasa ditakuti oleh orang-orang. Bukan karena aku hantu. Tapi karena wajahku yang terkesan sangat dingin dan galak. Membuat mereka takut mendekatiku meskipun aku cantik.
“Cepatlah kita tidak punya banyak waktu. Hanya kau yang bisa menghentikannya”
Aku mengangguk lalu tanpa membereskan alat tulisku, aku segera beranjak, berlari mengikuti pria yang sudah setahun ini ku kenal. Jonghyun.
Aku terus berlari mengikutinya. Hingga sampailah kami di taman belakang sekolah kami. Dan benar saja. Pemandangan di depanku benar-benar menakjubkan. Amber tengah berguling-guling dengan seorang pria. Aku tidak bisa mengenalinya karena mereka terus berguling. Saling memukul.Aku meringis ketika melihat Amber sudah berada di bawah dengan pria itu yang terus memukul wajahnya.
Dengan cepat aku berlari ke arah mereka. Ku rasakan tanganku ditahan oleh seseorang. Aku menoleh dan mendapati Emily menatapku sambil menggeleng. Apa-apaan ini. Dia menyuruhku untuk tidak menghampiri Amber? Yang benar saja.
Dengan kuat ku hempaskan tanganku darinya hingga ia tersentak dan menatapku terkejut. Maaf Emily, aku harus mendekati kekasihmu.
Aku hampir sampai ke tempat Amber dan pria itu berada. Namun langkahku terhenti saat Amber mengambil alih keadaan. Ia merubah posisinya
menduduki pria yang kini sudah terlentang. Tanpa ampun ia meninju wajah pria itu membuatku meringis. Tanpa pikir panjang aku segera menghampiri mereka.Ku pegang lengan Amber dengan kedua tanganku. Sedikit mengelusnya untuk memberi ketenangan. Aku sudah duduk disebelah pria itu dengan mataku yang terus menatap mata Amber.
“Amber sudah. Hentikan” Ucapku sedikit keras.
Amber menghentikan tangannya. Perlahan ia mengalihkan pandangannya dari pria yang sudah tak berdaya itu. Mata kami saling bertemu.
“Sudah cukup Amber” Ucapku pelan namun tegas menatap matanya.
Terdengar helaan nafas keluar dari mulut Amber. Perlahan ia mulai beranjak dari tubuh pria itu yang kini bisa ku kenali. Minho. Musuh Amber dari kecil.
Aku ikut berdiri. Tangan kami sudah terlepas sejak Amber berdiri. Tidak lama Emily datang dengan wajah paniknya menghampiri Amber. Aku segera mengalihkan pandangan agar tidak melihat mereka dan memeriksa keadaan Minho. Wajahnya sudah babak belur dengan darah yang mengalir. Aku yakin tulang hidungnya patah sekarang. Tinju dari Amber tidak pernah gagal.
Aku tersentak ketika sebuah tangan menarik tanganku hingga aku berpaling dari Minho. Setelah aku tersadar dari rasa terkejut, aku baru tahu bahwa tangan yang menarikku adalah Amber. Tanpa menghiraukan panggilan dari Emily, Amber terus menarikku menjauhi tempat itu.
Aku terus saja mengikuti langkah Amber yang tergesa-gesa itu. Tanganku terasa perih karena pegangannya yang terlalu kuat mencengkramku.
“Amber sakit”
Amber menghentikan langkahnya membuatku ikut
berhenti. Dengan cepat ia berbalik dan melepaskan tangannya. Ia menatap tanganku dengan khawatir. Tangannya dengan segera memegang tanganku lembut.“Sangat sakit? Biar aku lihat”
Aku menurut saja ketika Amber memeriksa tanganku. Melihat dengan teliti warna kemerahan ditanganku akibat perbuatannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Oneshoot KRYBER
Short StoryKumpulan oneshoot tentang KRYBER. Mungkin ceritanya membosankan. Jauh dari harapan para readers. Dan mengecewakan. Junsuhamnida. Happy reading:)