📌 Palembang, Indonesia
Sepasang kaki yang dibungkus dengan sepatu merk Nike berles putih di kombinasi dengan warna hitam itu turun dari sebuah mobil sedan.
Pemilik sepatu mahal itu tak lain adalah seorang cowok yang saat ini sedang menjadi topik pembicaraan di kalangan SMA Hasanuddin, sejak ia menyandang status sebagai murid baru seminggu yang lalu.
Kelvin, Kelvin Theodorus. Sejak kepindahanya ke kota Palembang sekarang cowok itu bersekolah di SMA Hasanuddin, sekolah swasta milik adik papanya.
Sejak kedatangannya, sekolah menjadi heboh, ramai, bahkan para siswi sekolah itu menjadi lebih girly. Yang kemarinnya tujuan ke sekolah hanya bermain dan bergosip ria kini mulai mengincar cowok berwajah tampan itu, mereka penasaran apa alasan cowok itu pindah ke kota Palembang sedangkan dulu ia tinggal di kota Jakarta, kota yang jauh lebih berkembang daripada Ibukota Sumatera selatan ini.
Kelvin melenggang masuk ke gedung sekolah menuju ke tempat tujuannya, kelas. Ia berjalan santai menyelusuri koridor, pandangannya tetap lurus ke depan, sedangkan kedua tangannya ia masukkan ke dalam saku jaket.
Banyak pasang mata tertuju kepada Kelvin, dengan tatapan memuja ada juga yang berteriak histeris tapi cowok itu acuh tak acuh, toh, dia tidak tertarik pada satupun di antara mereka.
'11 Ips 1' cowok itu masuk ke kelas tersebut, Ia tersenyum tipis saat melihat teman dekatnya selama seminggu ini, Sem. Ia menghampiri cowok itu.
"Nih ada surat!" Sem mengeluarkan beberapa pucuk surat lalu menaruhnya di atas meja Kelvin.
"Dari siapa?" tanya cowok itu, sembari melempar tas nya ke kursi.
"Nggak tau, baca aja sendiri," ujar Sem acuh tak acuh.
"Males, buat lo aja."
"Untuk apa gue? Kalo makanan iya gue tampung, ini surat. Lo kira gue apa?"
"Kalo nggak mau, buang aja."
"Jahat banget sih lo, mereka udah capek-capek nulis. Gue tau lo ganteng tapi jangan sombong-sombong amat, nanti Tuhan marah sama lo, kegantengan lo diambil terus dikasih ke gue. Emang lo nggak takut?"
"Ngapain gue takut? Udahlah nggak usah bahas yang nggak jelas, gimana kita ke kantin aja. Gue laper belum makan tadi, nggak sempat."
"Tapi, lo yang bandarin ya?"
"Aman."
"Oh, paten kali ketua, makin sayang gue sama lo," Kekeh Sem.
"Ish, anjing!" setelah mengatakan itu mereka berdua keluar dari kelas menuju kantin.
-----
Bel pulang sekolah sudah berbunyi beberapa puluh menit yang lalu, sekolah sudah sepi hanya tinggal beberapa siswa yang masih menunggu jemputan. Tapi Kelvin baru ingin pulang, cowok itu baru saja keluar dari ruang Kepala sekolah, tadi ia disuruh pamannya, selaku kepala sekolah untuk melengkapi data dirinya yang belum lengkap.
Memang hanya sebentar, hanya saja pamannya itu mengajak ia berbicara hingga larut. Setelah selesai berbicara, ia pamit dengan alasan sudah lapar, aneh memang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sankrea Story
Random"Sankrea selalu baik sama saya, Dia yang membuat saya senang dan mengerti arti kehidupan yang sesungguhnya. Saya seharusnya tau apa yang ia derita selama ini, maafkan saya, karena saya dia tak mendapatkan mukzijatnya" gumam cowok itu. "Dia mendapatk...