Anyway, aku kangen banget sama Ongniel, jadi aku bikin cerita ini. Ditambah lagi dengan pertemuan mereka di AAA yang ASDFGHJKL, MEMBUAT JIWA ONGNIEL HARD SHIPPER-KU KELUAR MERONTA-RONTA.
Sesuai judulnya, work ini akan ada lima bab yang akan kita mulai rentetannya sesuai kata hati Solar *eh. Tenaaaang, enggak se-dark Clue N Note atau sereceh FFD. Pengen bikin yang manis-manis akutuh.
Akhir kata, enjoy to read this.
[]
Pertama, ini adalah sebuah kisah yang membosankan.
Aku tidak pandai menyusun huruf, mengejanya dengan benar dalam bentuk kata, merangkainya menjadi kalimat dan menuliskannya menjadi paragraf. Mungkin saja William Shakespeare atau Haruki Murakami akan tertawa membaca tulisanku. Ah, apakah aku baru saja membandingkan dengan tulisan para pesohor?
Walaupun tulisanku tidak seindah mereka, aku mencoba yang terbaik untuk menceritakan sebuah kisah yang membosankan. Kisah klasik yang menceritakan seseorang jatuh cinta kepada seseorang saat pandangan pertama. Aku merasa kalian harus tahu tentang kisah ini. Lembaran yang membuatku terbuka untuk merasakan sesuatu yang dulu aku tutup rapat karena sebuah insiden yang memaksaku untuk melupakannya. Namun, sejak dia datang, senyuman hangat dan perlakuan manisnya selalu menghiasi. Butuh waktu lama untukku menyadari bahwa aku menyukainya. Suka, tapi dengan arti yang lebih dalam. Bahkan, menyebut namanya saja membuat pipiku merona. Aku berani disebut gila karena hanya mengingatnya. Membayangkannya, senyuman di bibirku tidak berhenti mengembang.
Daniel
Dia bernama Daniel.
Awal pertemuanku mungkin terdengar aneh. Saat itu, di akhir musim panas tahun 2015, aku mencoba mengisi liburan menunggu hari pertama perkuliahan dengan bekerja paruh waktu di sebuah toko bunga dekat dermaga tepi danau besar. Aku masih ingat, saat itu, menjelang siang, Dia datang untuk membeli satu buket bunga soba. Dengan senyum lebarnya, Dia bertanya kepadaku.
"Darimana kamu mendapatkan bunga-bunga ini?"
Sebuah pertanyaan yang menjadi awal pembicaraan kami.
"Bukan aku yang mencarinya. Pemilik toko ini yang memetiknya." Aku menjelaskannya dengan tenang dan sedikit marah. Dilihat dari bajunya, Dia tinggal disini. Dia bukan turis.
Dia mengerutkan sedikit dahinya. Namun, rautnya kembali normal. "Apa kaMu tahu dimana asal tempat bunga ini berasal?"
"Di lembah di seberang danau ini."
"Apakah kamu bisa mengantarkanku kesana?"
Awalnya aku merasa tidak nyaman dengan obrolan kami, karena bagiku, Dia tidak sopan mengajak orang yang baru dilihatnya beberapa menit lalu mengajaknya ke suatu tempat. Jadi saat itu, aku tidak mengindahkan permintaannya. Aku langsung meraih bunga soba yang dibelinya untuk dibungkus dengan plastik, lalu menyerahkannya kembali kepadanya.
"Total yang kamu bayar ada disini." Aku menunjuk ke arah mesin kasirku.
"Oke." Dia merogoh sakunya dan mengeluarkan lembaran uang dengan nominal yang pas.
Aku meraih uang itu. Tanpa melihatnya, aku mengucapkan terima kasih. Dia pergi meninggalkan toko setelah itu. Bisa dikatakan, pertemuan pertama kami dibilang tidak baik karena aku beranggapan bahwa dia tidak sopan. Mengajak seseorang untuk ikut bersamanya, padahal berkenalan saja belum. Aku melupakannya. Namun, tepat dua hari setelah itu, aku bertemu lagi dengannya. Kali ini bukan di toko bunga.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Fifth Season [Ongniel] ✔️
FanfictionCOMPLETED Ada empat musim berbeda yang diyakini orang di dunia. Summer, Spring, Fall, and Winter. Tapi, ada satu musim yang kalian lupakan.... Lover Warning! BxB, kalo gak suka gausah baca!!!