Langit berwarna kelabu. Sore ini langit begitu gelap. Seolah menahan sedihnya, seolah menahan agar tidak menjatuhkan air matanya.
Kris memakai seragamnya. Memasang lencana berwarna emas yang berkilauan pada dada kanan dan kiri seragamnya. Lalu pada lengan atasnya.
Ia kemudian memakai topi seragamnya. Dan melirik kearah cincin bunga liar yang dibuatkan Chanyeol untuknya.
Ia tersenyum.
Sudah tidak ada bunga yang menghiasi cincin itu. hanya batang kering yang tersisa.
Namun seolah tak peduli, ia tetap menyematkan cincin itu pada jari manisnya.
Ia meninggalkan kamarnya, dengan langkah yang berat, hati yang berat, namun tetap menunjukkan senyuman tipis pada bibirnya.
∞ heartbeat ∞
“Aku tidak bisa meninggalkanmu- sendirian”Chanyeol menatap genggaman tangan Kris yang semakin mengerat pada tangannya.
Ia tersenyum, membalas genggaman itu dengan sama eratnya. Membuat Kris menatapnya dengan sendu.
“Aku tidak bisa hidup tanpamu Chanyeol-ah”
Chanyeol tertawa mengejek. Lalu melemparkan tatapan matanya keluar jendela. Menatap langit senja yang gelap. Tak ada sedikitpun bias sinar mentari. Semuanya tertutupi langit gelap.
“Tidak ada orang yang abadi, setiap pertemuan akan berujung dengan perpisahan. Salah satunya harus ada yang pergi; itulah hidup”
Kris menatap Chanyeol lekat. merekam semuanya dengan baik. Tatapan matanya, alisnya yang indah, bulu matanya yang cantik dan matanya yang bulat hitam.
“Perpisahan itu, akan tiba. Meskipun kita mengulurnya...
Yang ada, akan menjadi tiada. Yang datang, akan pergi. Yang terlewat, akan berlalu.
Meskipun waktu kita habiskan untuk mengulurnya, perpisahan itu akan tetap hadir hyung... dia pasti akan datang”
Kris menggeleng. Bergerak mendekati Chanyeol dan memeluknya erat.
“Aku mencintaimu Chanyeol, hiks... aku sangat mencintaimu...”
Chanyeol menggigit bibirnya, menahan rasa sakit yang menggerogoti hati kecilnya.
Ia menangis, air matanya terus berjatuhan dengan tidak dapat ditahannya. Tangannya gemetaran.
Sekarang ia ketakutan. kakinya mati rasa seperti halnya jelly. Jatuh terduduk masih dalam pelukkan Kris.
Namun- bukan itulah pointnya saat ini. ia harus membuat Kris berani keluar dan berdiri dengan kakinya. Ia harus membantu Kris. ia tidak boleh menjadi penghalang bagi Kris. Kris membutuhkan kekuatan darinya.
“Yifan hyung”
Kris menatap Chanyeol dengan mata berairnya. Ketika kini Chanyeolnya hanya menunjukkan sebuah senyuman lemah dan pasrah namun tetap dapat menenggelamkan Kris dalam lautan cintanya untuk Chanyeol.
Chanyeol menghapus jejak air mata itu. Lalu mengusapi rahang tajamnya. Mengikis jarak antara keduanya...
“Kau tahu aku sangat mencintaimu bukan?”
“C-channyeol”
“Jangan takut, Hyung... aku selalu berada disisimu... selalu bersamamu”
Sejenak Kris berharap bahwa mesin waktu itu ada. Ia sungguh ingin memutar balik waktu dan mendapatkan Chanyeol lebih awal. Ia tidak ingin terlambat menemukan Chanyeol.