Shinpaku-sū; heartbeat
Secercah cahaya mentari mengintip melalui celah jendela sebuah kamar kecil dengan ventilasi yang minim. Seorang namja dengan surai gelapnya bergerak pelan. Menggeser tubuhnya untuk lebih dekat memeluk namja lain dengan surai pirangnya.
Tangan itu menarik kerah kemeja pemuda bersurai pirang, membuat pemuda itu mengerjapkan kelopak matanya dengan pelan, lalu perlahan terbuka seutuhnya.
Menampilkan sepasang mata tajam kecoklatan yang menatap kearah jendela dihadapannya.
Mengernyit; ia mendengar gumaman tak nyaman. Sedetik kemudian menunduk; dan senyuman nampak pada bibir tipisnya.
Tangan kanannya bergerak memeluk tubuh pemuda bersurai gelap. Menariknya mendekat dan memeluknya erat.
“Ngh- Kris hyung?”
“Ne babychan?”
"Sudah pagi ya?"
"Sepertinya, ya..."
“Ahh... Aku tidak suka pagi”
“Hm? kenapa?”
Kelopak mata itu membuka. Menampilkan onyx sekelam malam yang berpendar lugu. Menatap lurus pada onyx kecoklatan yang menatapnya tajam namun sarat akan cinta yang tak terkirakan besarnya.
“Karna kau akan pergi setiap mentari muncul”
Ia terkejut; alisnya tertarik keatas sebab ucapan dari sang kekasih, namun kemudian lengkungan tipis itu terangkat dan memberikan sebuah senyuman tulus.
Ia menarik sang kekasih kedalam pelukkan. Memeluknya dengan erat dan mengecup keningnya sayang.
“Bukankah aku selalu berada disisimu? Di hatimu- maksudku”
Bibir tebal itu menyunggingkan senyuman sempurna.
“Bukan hanya di hatiku, tapi disetiap hembusan nafasku dan detak jantungku. Disetiap udara yang ku hirup.. ada dirimu Hyung. Ada dirimu...”
Kris memejamkan matanya. membiarkan kekasihnya bergerak menindihnya, duduk diatas perutnya, kemudian membungkuk dan menyatukan kening keduanya, hidung keduanya.
“Kris hyung...”
Kris membuka kelopak matanya. Menatap onyx sekelam malam yang kini memandangnya seolah meminta izin.
Tangannya terangkat untuk mengusap pipi chubby sang terkasih. Lalu mengusap ujung bibirnya.
“Saranghae, Park Chanyeol”
Perlahan jarak terkikis diantara mereka, ketika bibir keduanya menyatu dalam sebuah keselarasan- detak jantung mulai berdebar dengan gila.
Jantung yang seolah saling memiliki kini berdetak dengan selaras. Dengan cepat, menyatakan cinta dalam setiap detakkannya.
Setitik air mata jatuh mengenai rahang tajam Kris; air mata chanyeolnya.
Ia tahu itu air mata kebahagiaan; sebab jika saja Kris sangat mudah menjatuhkan air matanya maka ia juga akan menangis saat ini.
Ia begitu mencintai Chanyeol. ia tak ingin kehilangan Chanyeol. Ia tak ingin meninggalkan Chanyeol.