“sudah seminggu, ya?” gumam nya saat terjaga. Hari ini sudah tanggal 17 april saat Keinan melihat tanggal di layar ponselnya, juga barisan notifikasi pesan dari gadis, seseorang yang sudah ia pacari sejak lama. Gadis adalah perempuan yang jadi pilihan Keinan diantara semua yang juga tertarik kepadanya, namun perasaan itu sekarang perlahan memudar, sebab Keinan mulai berfikir bersama gadis hanya membuatnya semakin terkekang dan jika terus dipaksa akan terasa jadi tidak nyaman.
“...Keinan!!? Kamu kemana aja sih udah seminggu ngilang gitu aja, di telpon malah ga di angkat, chat aku juga baru masuk pagi ini, cepet jelasin kamu kenapa? Udah bosen sama aku? Kamu mau ninggalin aku? Gitu!? Jawab Kei!”
Duh ini iblis ga bisa apa sehari aja ga berisik, pungkasnya lagi dalam hati sambil menggerutu.
“iya maaf, kemarin aku lagi ada urusan jadi ga sempat ngehubungin kamu.”“kok kamu ga manggil aku sayang sih? Tuh, kan kamu udah mulai ga sayang lagi sama aku.”
“iya sayang maaf, kamu jangan mikir yang aneh-aneh dong, aku masih sayang sama kamu, banget dan selalu.”
“aku ga percaya, udah ihh aku males ngomong sama kamu.”
Dan pesan pun berakhir sampai disitu, Keinan pun tak lagi tahu ingin menggunakan cara apa lagi agar gadis mengerti. Lagi pula Keinan juga sudah tidak tahan dengan sikap gadis yang selalu manja dan tak pernah dewasa. Ingin sekali ia menjelaskan bila sebenarnya ingin ia sudahi saja semua drama dan pertengkaran diantara mereka, tapi ia selalu memilih untuk mengalah untuk bertengkar agar tidak jadi rumit, namun malah ujung-ujungnya dia lagi yang menanggung akibat dari perbuatannya sendiri, tentang tidak bijak memilih hal terbaik untuk hidupnya atau ketakutan melukai hati orang yang ia sayangi.
Setelah lama berfikir akhirnya Keinan menyerah dengan kata maaf yang telah tertulis tapi lagi-lagi terhapus di kolom pesannya. Suara mama nya sudah beberapa kali memanggilnya turun untuk sarapan, namun Keinan masih belum selesai dengan lamunan panjang miliknya sendiri.
Sudah ahh, nanti saja minta maaf nya waktu dia udah mendingan.
Dari arah pintu sebuah aura menakutkan masuk dan memecahkan semua konsentrasi yang ada di dalam kepala Keinan.
“Keinan!! Mau mama tabok pakek panci? Turun sekarang!!”
“ii.. iya Ma, ampun jangan pukul.”.....
Keinan adalah seorang mahasiswa tingkat akhir bidang studi Arsitektur di sebuah Universitas ternama. Mungkin tingkat akhir namun sampai sekarang ia belum juga mengajukan tesis milik nya agar kuliah nya cepat selesai, entah karena terlalu sibuk bermalas-malasan atau memang sedang tidak ingin merasai siksa dari revisian. Di lain sisi karna ada banyak sahabatnya yang kuliah di bidang seni, ia juga terpengaruh untuk bermusik dan melukis di atas kanvas, mungkin ini juga salah satu faktor kenapa kuliahnya selalu terhambat. Lelaki ini padahal sudah cukup dewasa untuk memilih hal yang lebih kompleks dan teratur untuk hidupnya sendiri, tapi ia masih saja plin-plan dengan memilih hobinya atau pekerjaan yang sesuai dengan passion yang harus di tekuni.
Gaya nya yang khas dengan rambut gondrong dan janggut tipis serta kaos oblong hitam kebanggan miliknya, tidak heran bila banyak perempuan yang senang melihatnya bahkan banyak yang mencoba mendekatinya, apalagi sikapnya yang cuek dan pendiam membuat semua wanita semakin penasaran dengan dirinya.“...Joe, menurut lo cewe kalo cerewet dan suka ngatur itu wajar ga sih?”
“yahh, namanya juga cewe nan, kelakuan mereka rata-rata begitu.”
“tapi Joe, Gadis itu udah kelewatan ngatur-ngaturnya, masa sampe semua akun sosmed gua dia pretelin semua, malah game gua di hapus lagi sama dia.”Harjo menepuk bahu Keinan lalu berkata
“Nan, perempuan itu selalu benar. Belum ada seorang pun yang bisa mematahkan argumen ajaib tersebut sampai hari ini. Kalo memang elo ga mau ribet mending lo ga usah pacaran aja sekalian.”
“tapi gua sayang Joe sama dia, banget malah. Di satu sisi gua ngerasa pengen nyerah aja sama semua sikap egoisnya dia, tapi di sisi lain juga gua gamau kehilangan dia.”
“semua balik lagi ke elo nya Nan, maunya gimana, kalo memang lo masih mau bertahan dengan keadaan dia yang sekarang, mungkin lo harus banyak-banyak sabar, berdoa supaya keajaiban datang. Kalo memang dia di takdirin buat lo dia pasti tetap bakalan jadi milik lo, Nan.”
“mending apa gua udahan aja ya sama dia?”
“bukan, mending lo tanya lagi sama dia, sama diri lo sendiri. Jangan sampe lo nyesal dengan kesalahan yang belum lo fikir mateng-mateng. Karena gua inget sebanyak apa lo sayang sama dia, masa mau nyerah sekarang. Yang harusnya lo lakuin sekarang itu tepatnya berjuang bukan menyerah.”Keinan merasa omongan Harjo ada benarnya, ia tersenyum dan mengingat harusnya ia memang tidak akan pernah menyerah untuk terus di samping gadis yang sangat ia sayangi.
“iya, gue paham sekarang, makasih saran nya pak penasehat cinta.”
“iya sama-sama murid tercintaku, jangan lupa traktirin bakso gua nih sama ibu kantin.”
“gembel emang, padahal duit nya banyak.”
“kan hitung-hitung biaya konsultasi cuk.”Di tengah perbincangan Harjo dan Keinan, tiba-tiba Gadis menelfon. Keinan mengangkat telfon tapi Gadis langsung menutupnya. Lalu sebuah notifikasi pesan dari Gadis menghampiri layar ponselnya.
Kei, aku pengen ngomong sesuatu sama kamu, penting. Nanti siang tolong jemput aku.
Keinan terlihat khawatir dengan pesan yang baru saja ia baca, mengingat hubungan mereka sedang dalam keadaan tidak baik-baik saja. Harjo melihat kegelisahan itu kemudian mencoba menghibur Keinan.“udah, palingan curhatan temen sekelas lagi.”
“iya, gua positif thingking kok bro.”.....
KAMU SEDANG MEMBACA
TUKAR JIWA
Teen FictionKeinan dan gadis adalah dua pasang sejoli yang sudah menjalin kisah romansa yang begitu lama jauhnya. Tak luput dari itu pertengkaran selalu terjadi di antara mereka berdua. Karena sikap gadis yang cukup egois tapi keinan tetap bertahan dengan semua...