on my way

9 1 0
                                    

Aku bergegas keluar rumah sambil melihat isi curahan ku di dalam buku itu. Aku tidak pernah memperhatikan sekitar dan itu sudah menjadi kebiasaan ku. Jalan ku terlalu pelan sehingga seseorang dari belakang meneriaki ku dengan suara kencang.

"Apa-apaan kau ini kenapa kau lama sekali. Gunakan sapu terbang mu!" (ucapnya penuh dengan amarah).

Mendengar kalimat nya aku hanya menggertakan gigi ku sambil mengoceh.

"Kau marah aku tidak takut, didalam kalimat mu terdapat guyonan tetapi itu tidak membuat ku tertawa".

Ia tidak menggubris ku, pandanganku saat ini hanya tertuju padanya. Ia pun tidak memerdulikan ku lalu mengambil sebuah sapu yang tegeletak di tanah, menunggangi sapu, berkomat kamit tidak jelas apa yang ia ucap dan "wussshhhhh" ya seketika kedua mataku terbelalak hampir membentuk sebuah lingkaran sempurna. Aku tidak percaya apa yang kuliah barusan. Ia terbang dengan cepat menembus awan putih yang cerah di langit biru. Belum sempat aku terkagum-kagum, aku melihat sebuah keganjalan lagi yaitu ada peri dihutan sedang memetik beberapa bunga, kedua nya sangatlah cantik. Ia seperti karakter game yang bernama miya di mobile legend. Ya sesekali aku bermain game online di hp ku ketika sedang sedih. Bedanya hanya ia memiliki sayap yang luar biasa besar. Ketika peri itu berjalan, seluruh bagian rumput akan tersapu, pohon yang berbuah akan jatuh ketanah. Setiap makhluk pasti ingin berada di bawah sayap-sayap peri tersebut.

"Cantik sekali, aku ingin pergi bersamanya!". Ucapku penuh dengan kegembiraan. Tanpa sadar mulutku berbicara.

"Hai disana, kau sangat cantik begitu juga dengan sayapmu. Boleh kah aku pergi bersamamu?".

Mendengar ucapan ku, sang peri justru ketakutan.

"Maafkan aku, aku berjanji tidak akan menganggu wilayah kekuasaan mu". Ucapnya penuh dengan penyesalan.

"Tunggu, aku tidak menger...". Belum sempat melengkapi perkataan ia pun pergi hilang dan tak terlihat sungguh penuh ilusi dari sang peri.

Banyak sekali kejadian aneh tetapi yang membuat ku semakin bingung ketika mereka mengucapkan kalimat yang mereka lontarkan kepadaku. Pria dengan sapu anehnya sangat tidak sopan padaku. Berbeda dengan peri yang kutemui barusan, ia terlihat begitu takut ketika melihat ku.

"Sudah terlalu sore aku tidak ingin terlalu memikirkan nya, sebaiknya aku pulang saja. Tidak baik malam-malam berada di tengah-tengah hu...taannnnn".

Aku memutari badan ku, ingin memastikan bahwa aku tidak benar-benar dihutan. Tetapi itu hanya membuat ku pusing kepala. Aku sudah menampar diriku, memanjat pohon lalu menjatuhkan diri, terjunkan diri ke tanah longsor alhasil tubuh ku hanya penuh luka memar. Semua itu hanyalah tinggal menunggu waktu kematian ku jika terus melakukan hal-hal bodoh lain nya.

Apakah lisa akan mencari cara agar terbangun yang menurutnya adalah sebuah mimpi???
Atau ia akan terus melanjutkan perjalanan nya yang selama ini ia kagumi lewat curahan di dalam buku kuno tersebut???

The Travel BookTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang