Kini saatnya memulai kisah yang lebih menantang
Antara dua hati yang telah terikat
Meski raga terasa jauh
Namun ada hati yang saling menyentuh
Memendam rindu dari kejauhan
Semesta sedang menguji
Meyakinkan dua hati agar terus bersama~
Hari kelulusan adalah hari yang sangat dinanti oleh para siswa dan siswi SMAN Cendrawasih. Seperti hari ini, mereka sedang merayakan kelulusan. Bukan dirayakan dengan mencoret-coret seragam sekolah atau kebut-kebutan dijalan sambil menebarkan bom asap yang membuat seragam menjadi penuh warna. Mereka dilarang pihak sekolah untuk melakukan hal seperti itu. Itu bukanlah hal yang baik. Seharusnya mereka bersyukur dengan hasil kelulusan yang telah mereka dapatkan atas usaha kerja keras selama kurang lebih tiga tahun di SMA. Mereka bisa merayakannya dengan makan bersama atau liburan bersama anggota kelas masing-masing. Mereka bisa refreshing setelah terlepas dari masa-masa pusing dan stres akibat ujian sekolah dan ujian nasional.
Seperti sekarang, siswa-siswi kelas 12 IPA 1 sedang berkumpul di rumah sang ketua kelas, Revan Sanjaya. Mereka mengadakan acara syukuran dengan makan sepuasnya di rumah Revan. Sekaligus sebagai acara perpisahan Revan dengan teman-temannya. Tiga hari lagi Revan akan pergi ke Jepang untuk meneruskan pendidikannya di sana. Ya, Revan mendapatkan beasiswa untuk kuliah di Jepang. Wajar saja, Revan adalah orang yang bisa dikatakan sangat pintar, cerdas, dan genius. Selalu menjadi juara di kelasnya dan selalu mendapatkan juara satu olimpiade Kimia.
"Van, nanti kalau lo udah di Jepang, jangan lupa sama kita ya!" Reno beralih duduk ke samping Revan dan melirik Revan yang sedang asyik memakan kue.
"Tenang aja. Gue nggak bakal lupa sama kalian, teman-teman gue yang selalu bikin ribut di kelas dan sering ngemis buat diajarin sama gue. Apalagi lo, Ren, temen sebangku gue yang selalu deket-deket sama gue cuma buat dikasih contekan." Seketika tawa teman-temannya pecah mendengar yang baru saja dikatakan oleh Revan.
Revan juga orang yang hangat, mudah bergaul, dan suka bercanda. Tidak heran jika banyak orang yang menyukainya, termasuk para cewek yang ada di sekolahnya. Padahal kalau dilihat dari segi wajah, Revan itu biasa saja. Tidak ada yang menarik dari wajahnya. Tapi jika ia sedang pakai kacamata maka akan terlihat keren dan sangat terlihat seperti orang pintar. Memang kenyataannya ia pintar.
~
Setelah acara makan-makan selesai dan teman-temannya pulang dari rumahnya, Revan masuk ke kamarnya dan langsung merebahkan tubuhnya di kasur berukuran king size miliknya. Ia mengambil ponselnya dari saku celana. Membuka aplikasi WhatsApp dan mencari kontak seseorang yang akan diteleponnya. Setelah menemukan nama orang yang ia cari di kontaknya, ia langsung memilih simbol telepon yang tertera di sana. Hanya menunggu beberapa detik, telepon pun sudah terhubung dengan orang yang ada di seberang sana.
"Hallo." Revan memulai pembicaraan.
"Iya, hallo juga," jawab seseorang dengan suara lembutnya.
"Hmm... happy graduation, ya." Revan memberikan ucapan selamat pada gadis yang sedang diteleponnya.
"Thank you, Van. Happy graduation too," balas gadis itu dengan sedikit tertawa. Revan pun ikut tertawa mendengarnya.
"Tiga hari lagi gue mau ke Jepang. Jadi... sebelum gue pergi, gue mau kita ketemu dulu. Dan lo harus mau, nggak ada penolakan!"
Mendengar ucapan Revan tersebut membuat gadis yang ada di seberang sana menjadi sedih dan terdiam beberapa saat.
"Mou, lo denger gue, kan? Lo mau, kan, buat ketemu sama gue? Hmm.. kalau lo nggak mau buat jalan sama gue, kita bisa ketemu di rumah aja. Mungkin besok gue ke rumah lo." Revan juga merasakan hal yang sama. Ia juga sedih jika harus meninggalkan sahabat baiknya itu.

KAMU SEDANG MEMBACA
TRUST
Teen FictionBagaimana rasanya menunggu seseorang yang sedang jauh dari kita? Membosankan? Mungkin kebanyakan orang merasakan seperti itu. Ingin rasanya menyerah dan mengakhiri semuanya. Tapi tidak dengan gadis cantik yang bernama Fellia Mouzalina. Ia tetap saba...