my sad days

6 2 2
                                    

Ohhh... Eomma apakah ini suatu takdir?atau apakah Hari ini tuhan sedang tidak adil pada ku?

  Hanya itu saja yg aku pikirkan,berhari-hari aku tak ada henti-hentinya untuk menangis.
Bagaimana tidak sahabat baik ku sejak kecil hingga besar kini malah pergi jauh dariku,Dan appa ku yg selalu membela Dan sangat menyayangi ku kini lebih dulu pergi untuk selamanya.

  Sejak Hari itu terjadi aku tak pernah keluar rumah bahkan hanya untuk membuang sampah di depan rumah pun aku terlalu berat mengangkat kaki ku untuk melangkah sebentar saja.

.
.
.

   "Seok Lee-ah,apa kau akan terus berada di dalam kamarmu?" Tanya eomma ku Dari luar kamarku.

  Aku sama sekali tak menyahut pertanyaan Dari eomma ku.aku terus mendekap guling yg basah karena air mataku.
  Mungkin karena khawatir denganku, eomma pun masuk ke kamarku Dan seperti biasa dia membawa kan ku makanan Dan minuman.

   "Lagi?kenapa kau tidak memakan makananmu?"
  
  Sekali lagi aku tak menyahut pertanyaan darinya.aku hanya diam tak memalingkan wajah ku sedikit pun kearah nya.
  Eomma mendekati ku merangkul pundak ku, memelukku dengan Menahan tangisnya agar aku juga tegar menghadapi semua masalah ini.

    "Sayang,kau jangan terus seperti ini,eomma khawatir padamu.ingatlah ini semua adalah takdir yg harus kita terima" Ucap eomma sembari memelukku dengan kuat.
    "Mwo?Ini bukan takdir eomma,ini adalah kesalahan tuhan,kenapa dia tak memberi ku keadilan?!" Ucap ku sambil menangis.
    "Seok Lee!jangan pernah kamu berkata seperti itu.kau harus terima semua ini dengan la pang hati!, apa kau tau,bkan hanya kita yg kehilangan sosok kepala keluar game, kau lihat di luar Sana banyak yg lebih menderita di banding kita." Ucap eomma dengan Nada bicara yg cukup keras terdengar di telingaku.

  Aku menunduk memeneteskan air mataku.setelah kupikir-pikir ternyata benar,di luar sana bnyak yg lebih menderita di banding kan denganku aku kalah sabar dengan mereka.
  Aku terdiam cukup lama,eomma pun keluar sembari mengusap air matanya,aku tak menghiraukannya.
  Aku memalingkan wajahku ke Arah lain agar aku tak melihat eomma ku menangis,Ahh.. Tapi tetap saja rasa bersalah mulai memenuhi pikiranku.

  *apa yg sudah kulakukan pada eomma?dia menangis?apa karena ku?eomma... *batinku mulai sakit.

   "Aigoo.. Eomma...!!"

Aku keluar kamarku mengejar eomma ku yg mungkin sangat terpukul karena aku sikapku padanya yg kurang baik.
  Ku lihat eomma sedang berada di Kamar nya memegang sebuah Bingkai foto di tangan nya sambil sesekali memeluk Dan menangisi nya.

    "Ohh.. Yeobo,aku telah membentak anak kita,pasti sekarang dia benci pada ku"

  Kudengar suara eomma Dari luar pintu kamarnya,suara nya terisak.

    *seperti nya eomma merasa bersalah padaku,ah bodohnya aku*

  Aku pun masuk ke dalam kamar eomma tanpa mengetuk pintu Dan langsung saja memeluknya dengan tangisku yg sudah tak tertahan.

    "Eomma... Mianhae.. " Suara ku terisak.

   Eomma lalu tersenyum berusaha Menahan tangisnya.

   "Aku berjanji aku tidak akan seperti itu lagi,eomma.. Mianhae" Kataku lebih memeluknya sangat eat.
   "Baiklah sayang,kau jangan seperti itu lagi" Ucap eomma memelukku.

  Cukup lama aku berada di kamar eomma,Dan aku tertidur bersama nya.
.

.

.

  #pagi Hari nya...

   "Sayang bangun ini sudah pagi" Kata eomma membangunkan ku.
   "Huammm.. Oh maaf eomma aku sangat mengantuk,tadi malam aku bermimpi indah,hingga aku tak ingin bangun."

Eomma tersenyum pada ku Dan menyuruh ku untuk Mandi lalu sarapan bersama nya.
  Ya, sudah 7 Hari ini aku tak melihat lagi senyum appa di pagi Hari yg biasanya menyambutku di awal Hari untuk mEmberi semangat.

    *bagaimana mungkin 7 Hari berasa 7 tahun,Kali ini aku tak akan mengecewakan eomma* batinku berkata dengan semangat mengawali Hari aku melangkah berjalan menuju ruang makan.

   "Eomma... " Sapa ku ceria dengan senyum lebar memeluk Dan mencium eomma ku.
   "Kajja kita sarapan,Kali ini berbeda tanpa appa mu" Ucap eomma mulai sedih.
    "Ahh sudah lah eomma,anggap saja setiap Hari nya kita seperti ini tanpa harus ada rasa kehilangan" Ucap ku menyemangati eomma.

  Aku pun memulai sarapan bersama eomma ku hanya berdua.setelah sarapan aku berniat untuk pergi ke taman,dan melihat Cahaya di luar Sana yg mungkin begitu sangat sejuk.

  "Eomma aku keluar dulu, dah eomma... " Kataku melambaikan tnganku Dan Berlari keluar tanpa mendengarkan ucap an eomma Ter lebih dahulu.
.

.

.

#taman..

   Ku duduk di bangku taman yg kosong, tempat biasa yg sering aku datangi bersama dengan Jung Kook.

    *aku mengingat detail setiap kejadiannya*batinku mulai berkata lagi.

    "Dooorrr... "

Kejut orang Dari belakang menepuk pundak ku Dan terdengar suara tawa yang seperti nya sudah tak asing, Je Min!

  Teman ku waktu di sekolah dulu,mungkin dia yg selalu menemaniku saat Jung Kook sakit Dan tidak berangkat sekolah.

   "Bagaimana kamarku? Lama tak bertemu, kau semakin cantik" Ucap nya mengacaukan pikiranku.

    "Je min-ah,bagaimana kau bisa ada di sini? Bukan nya kau tidak suka dengan taman ini? " Tanya ku heran.

  Jelas aku bertanya seperti itu padanya, karena Dari dulu dia sangat tidak menyukai taman Kota Seoul, dengan alasan bnyak orang yg mengambil fto.

      "Entahlah,aku ingin sekali ke sini, aku pun tak tau" Ucap nya sembari duduk di samping ku.
       "Dimana Jung Kook?biasanya kalian selalu berdua, apa kalian sedang bertengkar?" Ucap nya menduga.
      "Aniya,Jung Kook sudah tidak lagi menjadi tetangga ku" Ucap ku pelan.

  Je min terlihat begitu terkejut Dan mungkin juga dia bingung.

      "Hah? Kenapa dia tak lagi menjadi tetangga mu? Apa alasannya?"
      "Dia pergi keluar negri,ikut dengan appa Dan eomma nya"
      "Bisnis?"

Aku mengangguk pelan.Seakan Je min paham dengan keinginannya men datangi taman yg tak dia suka sama sekali dia berkata...

     "Mungkin aku ke sini karna mu, keinginan hatiku mungkin untuk menemuimu, bukan begitu?" Katanya menduga. Kedua bola matanya menatap ku.
   
   Aku pun balik menatapnya,Dan menunjuk kan telunjuk ku kearah ku sendiri.seakan mengerti maksudku Je min mengangguk.

      "Baiklah jika itu mau mu" Ujarku sedikit tersenyum.

Je min selalu menemaniku disaat Jung Kook tak bisa menemaniku,aku pun merasa bersyukur karena aku masih memiliki teman sebaik Je min.

    *Tuhan, maaf kan aku,aku telah Salah menilaimu,aku tidak akan seperti itu lagi*batinku seakan berbicara.

  Hari itu aku berbagi banyak cerita bersama dengan Je min, yg selalu setia mendengarkan keluh kesah Dan cerita yg keluar Dari mulutku ini yg tidak bisa berhenti bercerita tentang apa yang aku alami selama ini dengan Dan tanpa Jung Kook Dan appa ku.

The Snow PromiseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang