2, -Hanya Kebetulan?

0 1 0
                                    

"Nanti gimana?" Tak peduli sekitar, Dea duduk di meja dan mengejutkan Felli yang baru saja datang dan hendak duduk di samping Aksara.

Aksara yang juga terkejut langsung mengangkat kepala dan melihat ke arah suara.

"Gimana apanya?" Jawab malas Aksara membuat tiga kawan nya memperhatikan dia lebih tajam. Aksara terlihat mengantuk dan lapar padahal baru saja ia menghabiskan makanan yang ia bawa dari kantin tadi.

"Nanti jadi kan ke rumah gue? Ayolah semalem aja besok juga libur." Bujuk Dea agar teman teman nya mau bermalam di rumah nya tak lupa ia memasang wajah melas nya.

"Iya jadi gue juga udah bawa baju ganti ini." sahut Dania tiba tiba yang dari tadi hanya diam mendengarkan mereka.

Ide konyol Felli yang tiba tiba muncul entah dari mana datangnya ia ungkap kan terang terangan.

"Gimana kalo kita ke supermarket dulu, beli bahan, terus nanti kita masak masakan gitu."

"Ajak sekalian tuh anak anak lu." imbuh nya. Ia menunjuk kearah pojok kelas menggunakan kepala nya dan tentu saja mengarah ke Zaky dan genk nya.

Secara rumah Zaky dan Dea satu komplek, jaraknya pun tidak terlalu jauh. Aksara yang hanya mendengar pembicaraan mereka tak menunjukkan rasa senang dan gembira nya. Namun dalam hatinya ada rasa takut yang tiba tiba mengguyur dirinya, entah kenapa dan sejak kapan.

Gubrak!!!

"Eh gimana sih lu maen lompat aja, udah tau meja nya tinggi eh meja nya yang tinggi apa lo nya yang terlalu mini ya?" ejek Dania pada Dea yang baru saja jatuh dari meja, bukan nya ia menolong Dea tapi malah mengejek dan menertawakan dengan suara yang tak tanggung tanggung. Sontak membuat seisi kelas ikut tertawa. Mereka tertawa bukan karena Dea terjatuh, tetapi karena mendengar suara Dania tertawa.

"Ada apa ini, berisik sekali kalian."

Semua terlonjak dan langsung bungkam melihat guru bahasa datang tiba tiba. Tidak terdengar lagi suara cekikikan di ruangan ini. Mereka segera merapikan meja dan langsung mempersiapkan pelajaran sekarang.

***

"Gue bilang ke Zaky bentar ya tunggu gue di parkiran aja." dengan cepat Dea meninggalkan sekumpulan kaum hawa dan berusaha berlari mengejar teman kelas nya sekaligus teman komplek nya.

"Jaki lu nanti kerumah gue ya, temen temen pada nginep nanti juga mau masak masak bentaran, nah lu ajak sekalian tuh prajurit lu, Yak!" tanpa menunggu jawaban Dea langsung berjalan dan melambai tangan sembari teriak,

"Nanti gue kabarin jam nya, oke. Gue mau pergi dulu soalnya." suara nya yang menggema secara otomatis dapat didengar dari ujung ke ujung parkiran.

Dengan cepat Dea menghampiri tiga kawan nya yang hendak masuk mobil milik Aksara.

"Yuk, keburu sore." untung saja hari ini banyak guru yang sedang rapat persiapan ujian, jadi jam terakhir kelas 10 IPA 3 kosong. Sebenarnya guru sudah memberi tugas yang lumayan banyak, tetapi tetap saja murid murid menyepelekan, malahan banyak yang berpamitan pulang.

"Nanti pokoknya beli seperlunya aja jangan boros!"

"Beli buah kuy!"

"Beli Donats aja!"

"Ga sehat itu, mending beli burger ato Pizza gitu."

"Itu tambah ga sehat ibu!" Mereka ber tiga kompak mengatai Dea yang entah titik jernih pikirkan nya dimana.

Tetap saja mereka juga manusia biasa yang suka lupa kalo udah masuk pusat perbelanjaan. Apalagi perempuan. Semua yang menurutnya imut lucu pasti dimasukin ke keranjang belanja. Mereka juga banyak membeli makanan ringan untuk bekal nanti malam yang rencananya mau nobar.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 20, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

For Him From Me Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang