The Sweet Marron

#3

"Lama banget si lo, luluran lo ya ?lama banget "omel Laura sambil menjalankan mobilnya .
"Hehe .. maaf ya sayang kuu . Biasa habis godain genderuwo .."ceplos Rena asal .
Laura hanya bisa geleng-geleng kepala melihat tingkah sahabatnya ini . Laura Pricillia , sahabat Rena dari kecil yang sudah dekat dengan keluarga Rena . Jadi Laura sudah mengetahui semua sifat Rena juga Reno .
"Kita mau kemana Ra ?" Tanya Rena sembari memutar lagu Tulus .
"Ke mal aja yuk . Sekalian makan . " jawab Laura .
Rena hanya ber-oh ria .
Tak lama mobil yang mereka tumpangi memasuki parkiran mal . Mereka pun keluar dan langsung menuju ke suatu tempat untuk mengenyangkan perut mereka .
"Ren , lo masih jomblo aja . Kapan nih dapet ?" Tanya Laura dengan tampang tanpa ekspresi .
"Lo kan tau Ra . Gue trauma . Dan gue nggak mau lagi, cukup dulu. " sembari memandang mata Laura dalam .
"Terserah lo deh . Yang penting lo bahagia gue juga ikutan bahagia kok ." Rena tersenyum mendengar ucapan Laura . Ya hanya karna seseorang yang dulu menghancurkan moment-moment indah dalam hidup Rena . Dan dia takkan pernah bisa melupakannya .
"Ren dimakan ." Rena terlonjak mendengar ucapan Laura , lantas mengangguk .
"Nanti ke butik dulu ya Ra ."
"Siaap nyonya." Ujar Laura genit .
                             ***
Setelah makan mereka pun langsung menuju butik .
"Jangan bilang lo mau ambil nih baju "Laura bergidik ngeri ketika melihat Rena memegang baju berwarna marron . Bagaimana tidak isi lemari Rena dominan warna marron semua .
"It's ok ."acuh Rena . Laura menggelengkan kepala nya .
"Kenapa gak yang lain aja sih ? "Tanya Laura.
"Lo tau jawabannya Ra "tanpa melihat Laura . Ya jawabannya adalah masalalunya . Yang membuat Rena menyukai warna seperti darah tersebut . Darah? Seakan sesuatu yang sangat dibenci oleh Rena . Tapi kenapa ia malah  menyukai warna itu ? Laura tak tau hanya Rena yang memahaminya selain Tuhan pastinya .