PART 1

8 0 0
                                    

Beri aku dukungan suara. Karena dengannya aku bisa semangat menulis.
Love you all 😘

.....................................................................................................


PART 1

MEIRA POV

Aku meira dan aku seorang mahasiswa semester 6. Yaps, sebentar lagi aku akan menjadi sarjana. Aku sangat sibuk mempersiapkan skripsi yang sebentar lagi akan aku kumpulkan. Entah kenapa dikala seperti ini ada saja sesuatu yang membuatku tak sabar dan yah, inilah ujian dari Allah.

Aku seorang yang mengenakan hijab,bisa dibilang aku hampir mengenakan hijab syar'I. karena mamaku selalu menanamkan pendidikan religi terhadap anak anaknya. Inilah aku dengan segala sifat baik dan burukku.

" Kring....". jam weker berbunyi dengan keras di telingaku.

Aku terperenjak saat aku melihat jam menunjukkan pukul 08.00 pagi. Aku langsung ke kamar mandi serta berisiap – siap untuk mata kuliahku hari ini. Sebelumnya aku telah menyiapkan tugas – tugas kuliahku pada waktu dini hari dan bangun untuk sholat malam dan sholat subuh lalu tertidur kembali.

................................................

Setibanya di kampus Meira berjalan menuju kelasnya dengan terburu buru sambil membaca bahan presentasi untuk hari ini. Lalu tiba – tiba dia merasakan seseorang sedang menabraknya

"bruk...". Buku serta sesuatu yang dipegang keduanya terjatuh, dan mereka sempat bertatap dan lagsung mengemasi barang masing – masing.

"maaf, saya tidak sengaja". Kata meira sambil meraih buku – bukunya dan merundukkan kepalanya lalu pergi begitu saja. Karena saat melihat pria yang ditbraknya tadi membuat jantung Meira berdetak ,dan ia tak menyadari detak jantungnya itu karena ia terkejut atau karena ia tak sengaja melihat paras seseorang yang tadi ditabraknya.

Amran merupakan pria yang memiliki paras yang membuat para waita menjadi gugup saat disampinya dia memiliki bentuk rahang yang tegas, alis tebal,badan yang menurut sebagian wanita seksi. karena Amran selalu rutin berolahraga. Dan kecerdasannya yang dikenal bertingkat tinggi tak salah jika ia menjadi mahasiswa S2 termuda di kampus itu.

Amran merasa dirinya tengah menabrak seorang wanita berhijab yang sedari tadi ia sibuk menggenggam telpon seluler miliknya ia terperanjat langsung membantu mengambil buku – buku yang terjatuh. Namun wanita itu langsung pergi dengan kata maaf.

....................

Meira kini sedang mempresentasikan tugasnya itu didepan para mahasiswa, namun ia merasa kurang puas dengan presentasinya kali ini. Setelah mata kuliah selesai Meira keluar menemui sahabatnya.

" hei Jane". Sapa Meira setelah keluar dari ruangannya.

"em, hai". Jane begitu datar, karena ia sedang lelah dan sibuk hari ini.

"kau tahu? Aku hari ini lelah sekali". Meira langsung menjuruskan kondisinya pada jane dengan wajah lesu.

"sepertinya setiap loe ketemu gue loe pasti ngeluarin kata capek, ngapain aja sih hidup loe Mei?!". Kali ini Jane memakinya.

"hehehe, habis mau gimana lagi? Kamu kan satu satunya sahabatku Jane".

" kali ini loe yang traktir gue".Jane langsung menagkis kata - kata Meira

"maksud loe?". Tanya Meira

"kan selama ini gue sering tuh teraktirin loe pas loe lagi sibuk – sibuknya, nah sekarang gentian loe lah". Jawabnya dengan nada malas.

"oke deh, sekalian ada yang mau gue curhatin ke loe". Jawab Meira

"perasaan tiap hari curhat, ujungnya aku juga kan yang jadi pelampiasan feeling loh".

"oke, sekarang kita makan ya, orang kayak loe nih butuh makan sebenarnya". Sahut Meira.

"Oke".

Meira dan Jane pergi ke tempat makan yang biasa mereka kunjungi. Dan Meira yang mulai menceritakan peristiwa tadi pagi.

.........................................................

Disebuah lapangan hijau sekitar kampus terdapat seorang Meira yang sedari tadi berkutat dengan laptopnya.dia sedang mengerjakan persiapan skripsinya. Di satu sisi seorang Aidan dating menghampiri Meira dan menghampirinya.

" Mei!". Sapa Aidan sambil mengambil posisi duduk di samping Meira.

" hei". Meira sedikit terkejut saat Aidan duduk di sebelahnya.

" sibuk apa nih?". Tanya Aidan.

" aku sedang membuat persiapan untuk skripsi, dan kamu?". Tanya Mei kembali.

"aku baru saja keluar dari kelas. Oh ya, aku ingin mengajakmu makan malam".

"hah?, kenapa harus aku?". Saat Aidan mengatakannya ini seolah menjadi sesuatu yang special buat Meira karena Aidan adalah pria yang selama ini Meira idamkan untuk makan dan jalan bersamanya.

"karena ada yang harus aku diskusikan denganmu". Jawabnya.

"Sangat pentingkah?". Kini Meira mulai merasakan sesuatu yang berbeda.

"buatku sih iya, nanti jam 8 malam di tempat biasa".

"oh,oke oke".

"assalamu'laikum".

"waalaikumussalam", Meira menjawab salam dengan menundukkan kepalanya.

Entah apa yang terjadi nantinya Meira harus bersiap – siap. Dia berfikir soal Aidan yang mengajaknya untuk berdiskusi, dan mustahil jika Aidan mengajaknya untuk berdiskusi soal mata kuliahnya karena berbeda jurusan dengannya.

Malam ini Aidan dan Meira bertemu di restaurant yang biasa mereka kunjungi keduanya telah memesan makanan dan mereka hanya terdiam. Meira dan Aidan telah menjalin hubungan pertemanan sejak 5 bulan yang lalu saat mereka menghadiri sebuah acara bakti sosial.

"mei, aku tahu kamu adalah teman yang selama ini mengenal diriku, dan kamu adalah teman yang paling lama aku kenal".

"lalu?". Kini perasaan Meira tak dapat mengatur detaknya.

" bagaimana pendapatmu jika aku menerima permintaan orang tuaku untuk pindah ke Ausi?"

Meira yag sedang menatap Aidan kini memamalingkan wajahnya ke arah lain dengan tundukan kepala bersama rasa kecewa atas diskusi yang amat sangat tak ingin Meira dengar. Bagaimana tidak selama ini Meira memendam rasa pada seorang Aidan dan apakah dia sanggup untuk melepaskan orang yang di depannya kali ini? Allah sangat tahu rasa seorang manusia yang mengagumi ciptaanNya, namun Meira merasa sangat putus asa untuk kali ini.

"Aku terserah kau saja, kamu selalu memberikan keputusan yang menurutmu baik bukan? aku akan selalu mendukungmu, lagipula untuk apa kamu memintku untuk memutuskan ini?" penjelasan Meira kini benar meumunculkan rasa penasaran.

"Karena kamu yang selama ini dekat denganku, dan aku percaya perempuan dapat memberikan alsan yang kuat".

"apapun keputusanmu aku mengiyakan, aku minta maaf ada tugas yang harus aku selesaikan, aku baru ingat, iya assalamualaikum ". Meira langsung pergi tak menggubris kata - kata apapun yang akan diucapkan Aidan setelah itu. aidan merasa heran, namun iya tetap tenang melihat Meira mungkin memang ia sedang  ingin mengerjakan tugas yang baru diingat.

.....................................................


support me pliss. to be better tha before. thanks

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 11, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

I AM SORRY I LOVE YOUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang