Part 4

8.8K 228 2
                                    

#MENIKAH_DENGAN_SETAN*
#ISRINA_SUMIA*

PART4

“Kamu menikah dengan saya.”

Bagai tersambar petir, tubuhnya gemetar, seketika ia lemas. Sama sekali tak menyangka lelaki yang terlihat seperti monster itu meminta untuk menjadi istrinya. “Tidak! Itu hal yang tidak bisa saya terima. Tolong jangan manfaatkan saya, saya sedang kesulitan, tolong bantu saya.”

“Kalau begitu tidak ada uang! Pak Darmin, usir dia!”

“Saya mohon, tolong saya,” lirihnya sesegukan. Darmin membopong tubuhnya. “Saya mohon bantu saya, saya akan melakukan apa saja asal jangan itu, saya mohon!”  Pintu ditutup, gadis bermata sendu itu terdiam sejenak di teras rumah lalu menggedor-gedor untuk meyakinkannya agar mau membantunya dengan tulus.

Tak berdaya, pikirannya kacau. Ibunya harus segera dioperasi, tangisannya semakin menjadi, ia duduk di sana hingga malam semakin larut, berharap lelaki itu mau berbesar hati membantunya tanpa syarat. Halimah tetap duduk di depan hingga ia teringat pesan dokter, malam ini juga harus dilakukan operasi. Nyawa Dasinun menjadi taruhannya.

Ia berdiri, pikiran juga hatinya kacau. Memantapkan diri lalu menggedor pintu rumah itu sekencang-kencangnya. “Keluar, kamu! Benar kata mereka, kamu tak lebih dari jelmaan jin, setan. Keluar kamu. Jika itu memang keinginanmu, aku bersedia. Tolong selamatkan Ibuku!” Ia terus menjerit, suaranya semakin lama semakin pelan, napasnya tersengal-sengal. Halimah tersungkur.

Pintu terbuka, lelaki itu membawa koper di tangannya dan melihat Halimah tergeletak lemah, kedua tangan menopang pundaknya yang kembang kempis menahan isak tangis, ia bersimpuh di hadapan lelaki pemilik Gedong Tua seraya menangis.

“Pak Darmin!”

“Ya, Den?”

“Bawa ini ke rumah sakit. Pastikan semuanya lancar, dan katakan pada adiknya, kakak-nya akan menikah besok!”

“Baik, Den!”

Halimah bangkit seraya menatap benci lelaki di hadapannya, Ia mengalihkan wajah dan berlari menuju jeep yang Darmin bawa.

“Kamu di sini saja,” jawabnya melotot, menggapai lengan gadis mungil di hadapannya. Wanita itu berontak dan tak berhenti menangis.

“Tidak, lepaskan saya setan biadab, kamu sama dengan mereka, lepaskan saya!”

Mobil Darmin melaju cepat ke rumah Sakit.

Lelaki itu menarik paksa lengan Halimah kemudian menggendong tubuhnya yang mungil. Tiada daya upaya, gadis desa itu meronta, hingga terdengar nyaring suara pekik di telinga. Lelaki itu membawanya masuk ke kamar, lalu mengempaskan tubuh Halimah ke atas kasur kemudian menguncinya dari luar. Tak henti-henti gadis itu menjerit hingga perlahan terdengar suara yang semakin parau kemudian sunyi.

“Mbok Sum.”

“Ya Den?”

“Bawakan dia makanan, dan tutup mulutnya rapat-rapat!”

“Keluarkan aku setan, iblis! Aku mohon …,” lirihnya seraya memukul-mukulkan lengannya ke pintu.

Pikirannya terus terbang membayangkan nasib keluarganya. Menangis di kamar yang gelap, hanya cahaya rembulan yang menerobos masuk dari sela-sela jendela. Ruangan terasa begitu hampa, tiada cahaya maupun kehangatan, hanya embusan angin semilir yang masuk melalui sela-sela jendela. Percuma berteriak, toh tak ada satupun orang yang akan membantu, rintihan suaranya hanya semakin membuat warga desa sadar bahwa benar ada penghuni di Gedong Tua.

Raga terasa kaku, jiwa hampa, pikirannya kacau. Ia duduk diam, mencoba berjalan dalam keadaan terseok menuju  ke arah pintu, ia gerakkan kenop pintu, tapi rupanya sia-sia. Pintu itu terkunci. Air mata terus mengalir, bayangan buruk tak henti-henti menyambangi otaknya. Kini dirinya yakin bahwa ia telah ditukar oleh lelaki itu dengan uang yang ia pinjam untuk menyelamatkan ibunya. Lelaki itu pasti akan menjadikan mangsa, hanya untuk memuaskan nafsu birahinya.

MENIKAH DENGAN SETANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang