SMP? Saat dimana tidak ada beban hidup, hanya tugas yang siap di kerjakan saat sehari sebelum tugas dkumpulkan.
Mikirnya cuma dapat uang saku langsung buat jajan, tugas kerjain di sekolah, bilang ke orang tua kerja kelompok tapi malah main, ulangan contek contekkan, jailin teman. Belum tau apa arti kehidupan? Jadi ya bebas bebas aja.
Dsinilah Alya di SMP Nusa Bangsa kelas 9A, kelas yang paling rame, kelas yang selalu di beda bedakan sama kelas kelas lain.
Mungkin kalian akan kira kelas 9A adalah kelas yang kompak dengan ke konyolan yang kami perbuat, tapi nyatanya kalian salah besar. Kenapa? Karena kelas ini mencar semencar mencarnya.
Kadang kadang kelas bisa kompak, cuma pas ada acara acara tertentu. Misal kerja kelompok buat PR.
Satu hal lagi yang bisa buat anak kelas kompak yaitu saat ulangan tengah semester atau akhir semester, pasti semua akan tanya tanya ke temen deket, musuh bebuyutan pun akan jadi lebih akrab, bahkan perempuan maupun laki laki engga ada yang beda bedain.
Semua siswa siswi yang ada di kelas ini udah di cap sebagai siswa siswi tidak baik.
Disini lah kelas yang selalu merwarnai masa masa SMP, yang selalu melangar peraturan bareng bareng, kabur bareng, dihukum bareng.
•
Hari ini hari paling berat bagi anak sekolahan, apa lagi kalo bukan hari senin. Upacara.
Kelas ini paling males kalo soal upacara, kenapa? Karena amanat dari guru pasti ada sangkutannya sama kelas ini. Contoh, "kelas yang paling pojok atas itu yang udah kelas 9 di jaga sikapnya, jangan malah memberikan contoh yang jelek kepada adik kelas. Pake sepatu berwarna, rambut panjang, di kelas berisik. Mau jadi apa kalian?" itulah amanat yang selalu ada saat upacara.
Tau kelas siapa yang ada di pojok atas? Itu lah kelas 'rusuh' udah atas, pojok sendiri lagi, apalagi sebelahnya gudang dan belakangnya toilet yang udah lama engga di pakai. Mantap.
Upacara di SMP Nusa Bangsa di mulai 5 menit sesudah bel masuk berbunyi, kalo terlambat tunggu diluar gerbang sekolah. Tapi ajaibnya kelas ini engga pernah ada yang terlambat, walaupun kadang kadang ada yang melangar peraturan sekolah. Itu lah kelas 'rusuh' tapi tetap pada batasnya.
Alya hari ini engga pake dasi, topi, sabuk, sepatu berwarna lagi. Mampus kau Askalya. Bukan Alya doang sih ada temen temennya juga. Ana, Nabila, Alexa, dan Rizki. Gila.
Tapi yang paling parah Alya melangarnya banyak banget. Yang lain cuma dasi sama topi lah ini hampir semuanya.
Mampir UKS, Alya kan PMR? Tapi engga pernah ikut ekstranya. Bodo amat masuk UKS aja buat bantu bantu adek kelas.
Alya ini anak baru, pindah waktu awalan semester 2 kelas 8. Tapi langsung tervirus 'rusuh'. Makannya gua punya sahabat deket sedikit. Cuma Ana, Nabila, Alexsa, Rizki, sama Dina. Karena sahabat itu engga ada yang musiman. Kalo ada butuhnya deketin kalo udah engga butuh pergi gitu aja.
Bel masuk berbunyi menandakan upacara akan segera dimulai, Alya udah siap berjalan ke markas persembunyain. UKS.
Sampai upacara selesai Alya cuma tiduran di UKS, sendirian? disini ada temen temen kelas Alya yang ternyata udah dari berangkat sekolah langsung ke UKS. Pantesan di kelas anaknya dikit banget. Anak anak PMR? satupun engga ada yang di UKS.
Bel telah berbunyi Alya dkk cabut dari UKS, di sepanjang koridor kelas 8 yang berada di lantai bawah kami berjalan dengan saling melempar candaan, ada juga yang membalas sapaan para adik kelas atau seangkatan.
Saat ini Alya berjalan bersama para anak anak populer di SMP Nusa Bangsa. Ada yang anak osis, pramuka, ketua PMR sekolah, anak volly, dan anak basket. Termasuk Alya yang anak osis. Wakil ketua osis 2.
Kami disini bukannya tertib peraturan sekolah, malahan kami sering melangarnya. Tapi yang bikin heran adalah para guru tidak tahu soal kami yang sering melangar aturan sekolah.
Alya saat ini udah duduk manis di bangku pojok belakang sebelah kiri, jauh dari jangkauan para guru. Sebelahnya udah ada kawan seperjuangan. Ana Mahendra Nasuthion, yang biasa di panggil dengan sebutan Ana. Memiliki kakak sekaligus kembaran, Arya Mahendra Nasuthion.
Sesaat kelas kami hening ketika seseorang masuk dan duduk dibangku guru. Jelas dengan wajahnya yang kalem membuat para siswa siswi menjadi lebih dekat dengan sang beliau, Bu Mulyani. Guru Matematika sekaligus wali kelas kami.
"Berdoa mulai" ucap sang ketua kelas, Ana. "Selesai" sambungnya setelah beberapa saat.Pelajaran dimulai dengan lancar, hanya ada beberapa sedikit hambatan seperti teman teman gua yang heboh saat diberi tugas.
Bel istirahat telah berbunyi, setelah guru keluar kelas. Alya dkk keluar kelas menuju kantin.
"SMP kita katanya ada siswa baru" kata Nabila disambut antusias oleh Ana dan Alexsa.
"Cowok atau cewek" kata Ana dan Alexsa bebarengan.
"palingan cewek, ya kan?" sambung Alya.
"Kata siapa?" jawab Dina.
Alya hanya menaikan kedua bahunya tak peduli. Sedangkan yang lain hanya memutar bola mata malas. Kebiasaan.
"Rumornya sih cowok" kata Ana. Yang sendari tadi melihat teman temannya berdebat.
"Cewek atau cowok gua engga peduli" kata Alya dan terlebih dahulu, meningalakan teman temannya.
Pada saat akan menginjakan kaki, Alya melihat seseorang sedang duduk menghadap kearahnya.
Refleks Alya memutar kepalanya kebelakang menghadap teman temannya yang sedang tertawa. Tidak tau apa yang ditertawakan teman temannya Alya memilih menghampiri teman temannya yang berada tidak jauh dari tempatnya berada.
"Kenapa ko malah kesini bukannya kantin di depan" kata Alexsa yang melihat Alya sedang berdiri didepannya.
Entah apa yang ada dalam pikiran Alya saat ini, setelah melihat seseorang yang berada dikantin tadi.
"Iya bukanya tadi lo udah didepan kantin, tinggal masuk aja ribet banget sih?" cerocos Ana yang paling buat temen temennya harus menutup telinga, karena volume yang dapat membuat telinga sakit.
Ana dan Alexsa memang yang paling sering membuat telinga sakit. Nabila dan Nafisa yang paling kalem.
Alya, Dina, dan Ana juga yang paling paling rusuh. Dina memang irit bicara, tapi kalau sudah dengan orang terdekatnya pasti dia akan sering menjahili dan membuat marah orang.
Justru Alya dan Ana lah yang sering membuat orang orang yang ada disekitarnya merasa kesal dengan mereka. Rusuh pokoknya.
"Males gua dikantin, banyak orang. Kelas aja kuy?" jawab Alya yang dihadiahi tatapan bingung dari teman temannya.
Tumben tumbenan seorang Alya tidak suka keramaian. Karena memang Alya akan sangat suka dengan keramaian.
"Alah bilang aja lupa engga bawa uang. Ya kan?" suara yang di hasilkan oleh Ana lah ini yang membuat Alya melebarkan matanya. Tidak terima dengan perkataan Ana.
Alexsa, Nabila, Dina, dan juga Ana tertawa saat melihat reaksi Alya yang kesal. Alhasil mereka menjadi pusat perhatian orang orang yamg berlalu lalang disepanjang koridor menuju kantin.
"DIEM JING" ucap Alya dengan intonasi tinggi.
------------------------------------------------------
Lanjutannya pasti lebih mengasikan, dengan konflik konflik.
Follow akun wattpad ini dan ig ku: septiana833
Bagi keteman teman kalian ya. 😍
KAMU SEDANG MEMBACA
Askalya
Teen FictionIni bukan tentang masa masa SMA yang dilalui dengan canda tawa yang akan menjadi kenangan. Ini hanya cerita tentang masa masa merakit jati diri saat SMP, masa dimana hidup tanpa beban. Ini tentang kehidupan seorang yang diwarnai dengan kejahilan te...