"If you're ready, heart is open. I'll be waiting, come find me."
***
Hei, namaku Lily Connick. Aku anak dari si penyanyi hebat Harry Connick, Jr. Namun meskipun aku terlahir sebagai anak dari ayah yang kebetulan terkenal, aku tidak pernah sombong. Orangtuaku selalu mengajariku untuk tetap rendah hati.
Aku tinggal di Los Angeles bersama keluarga tercinta. Aku sangat menyayangi keluargaku, Mom, Dad, termasuk adikku Emma. Meskipun dia sangat jahil, menyebalkan, dan sangat-sangat bodoh (oke maafkan aku Emma), aku sangat menyayanginya. Sangat. Bagiku, dia adalah peri kecilku yang super duper manis. Ugh, oke.
Hari ini aku sedang menyiapkan barang yang ingin kubawa ke salah satu sekolah seni paling bergengsi di dunia. Yap! Aku lulus tes seleksi masuk The Juilliard School. Di sana aku mengambil jurusan musik, karena musik mengalir di hidupku. Sebenarnya, jika hanya aku yang packing mungkin barangnya tidak akan sebanyak ini. Bayangkan saja, aku membawa empat koper besar pakaian! Siapa lagi kalau bukan karena Mom-ku tercinta.
"Ayolah Mom, kau benar-benar ingin mengusirku dari rumah ini, huh?" kesalku sambil menghentak-hentakkan kaki dan mengerucutkan bibir.
Mom menggeleng, kekehan jahat terdengar dari dalam mulutnya. "No no no, Darl! Kau harus membawa pakaian yang cukup untuk kau gunakan di sana, dan jangan membantah! Cepat kerjakan saja tugasmu!"
"Oh, come on, Mom!"
Dari belakang suara Daddy menginterupsi. "Hei, what's happen sweety? Mengapa muka anak Daddy ditekuk seperti itu? Kamu tidak senang tinggal di asrama nanti?"
Aku mendengus sebal, sekarang Dad ikut dalam perbincangan. Kutarik-tarik lengan Daddy sembari menunjuk Mom yang terus melanjutkan aksinya. "Lihatlah Dad! Mom ingin mengusirku! Bayangkan saja, aku harus membawa EMPAT koper besar berisi pakaian, Dad! EMPAT! Mom sangat menyebalkan!" ucapku.
Dad tertawa. "Ayolah Mom, biarkan Lily memilih pakaiannya sendiri. Buat dia senang, oke?" ujar Daddy sambil mengedipkan sebelah matanya ke arah Mom.
Dad memang terbaik. Mendengar ucapan Dad langsung kutunjukkan jurus puppy face andalanku pada Mom.
"Oke oke! Aku menyerah," ucap Mom sembari mengangkat kedua tangannya ke udara.
"Ya sudah, kau siapkan saja pakaian yang ingin kau bawa sendiri," ujar Mom menarik napas sebelum melanjutkan ucapannya. "Tapi ingat! Bawa baju hangat, karena udara di sana sangat dingin. Mom ingin menyiapkan makanan untukmu sebelum kau berangkat nanti."
"IYi Captain!" salam hormat langsung kutunjukkan pada Mommy. "Hmm Mommy, Mommy, kau sangat cantik dan pengertian!" ucapku sambil memeluk Mom erat dan menhujani pipi Mom dengan ciuman.
"Thank you so much, Daddy!" bisikku pada Dad yang dibalas dengan acungan jempol.
Yap! Akhirnya Mom mengizinkan aku untuk memilih barang yang ingin kubawa ke The Juilliard School. Setelah diam beberapa saat untuk berpikir, aku mulai memasukkan baju-bajuku ke dalam koper.
Aku sangat menyukai pakaian kasual, sedangkan baju pesta seperti gaun yang aku bawa hanya sedikit, siapa tahu akan ada pesta nanti. Sneakers, sepatu converse, dan sandal telah kumasukkan ke dalam koper yang satunya. Lalu iPad, iPhone, earphone, MacBook, dan iPod kumasukkan ke dalam tasku. Aku sangat menyukai elektronik bermerek Apple, karena terbukti kualitasnya untuk meremix musik.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Fancy Man ( Zayn Malik )
FanfictionGitar, musik, piano, nyanyi, pokonya semua tentang musik adalah bagian dari hidupku. Semua yang aku lakukan untuk cita-cita ku semakin sempurna ketika aku memasuki The Juilliard School, sekolah seni paling bergengsi di dunia. Sahabat, Musuh, dan Cin...