Ketika mentari sudah mulai menyembunyikan sinarnya, kedua petualang muda telah sampai di perbatasan kerajaannya. Sebuah padang rumput luas dengan onggokan batu raksasa menjadi pelengkap pemandangan itu. Takeshi menengok ke belakang, menatap kastil dimana ia dibesarkan yang mulai tertutup oleh pepohonan.
Jika di lihat dari peta kuno yang menjadi petunjuk mereka, jarak dari kerajaan mereka menuju gunung itu kurang lebih 5 hari, jika tidak ada hambatan sama sekali.
"Kamura-San, apa kita akan bermalam dulu atau melanjutkan perjalanan?" tanya Yuta ketika ia melihat Takeshi meneliti peta kuno tersebut.
"Menurutmu?"
"Uh, ada baiknya kita bermalam dulu, di balik batu besar itu," ujar Yuta ketika melihat dari kejauhan tampak batu besar yang berlubang. Sekiranya cukup untuk menjadi tempat mereka berlindung. Walau mereka membawa tenda, tetapi akan lebih berisiko untuk mendirikan tenda di tempat terbuka, karena berpotensi untuk menarik perhatian penjahat.
Takeshi menyetujuinya, lalu memimpin jalan menuju batu itu. Keduanya dengan cepat menyiapkan tempat, juga Yuta memulai memasak makan malam, sementara Takeshi mengikat kuda kuda mereka di pohon yang menempel pada batu itu.
"Kamura-sa-"
"Takeshi. Panggil aku Takeshi. Jika kamu terus memanggilku dengan marga, yang ada aku ketahuan bahwa aku pangeran," Yuta mengangguk, sebelum menggigit bibir bawahnya dengan ragu.
"Takeshi-san, apa anda yakin dengan keberadaan tempat itu?" Yuta menatap Takeshi dengan ragu, sebelum pemuda yang lebih tua darinya itu duduk di sampingnya.
"Jika di bilang yakin sih tidak, tetapi apapun akan aku lakukan demi bisa menyembuhkan ibuku," ujar Takeshi dengan senyuman optimis, sebelum menggusak rambut Yuta dengan lembut.
"Lagipula, aku yakin kalau ibumu juga membutuhkan sisik naga itu, kamu akan melakukan hal yang sama bukan?"
Yuta mengangguk mendengar perkataan Takeshi, dan menyerahkan makan malamnya. Takeshi tersenyum menerima makan malamnya, sebelum menghabiskannya dengan cepat.
"Yuta, kamu tidur duluan saja, biar aku yang membereskan sisa makanannya," Takeshi tersenyum, sebelum ia mengambil mangkuk dari tangan Yuta. Sang pemuda yang lebih muda tidak bisa menolak permintaan pangerannya, ia hanya bisa mengangguk dan bersingkut masuk ke dalam lubang di batu tersebut.
Takeshi memang bukan tipe pangeran yang ini itu harus di layani, karena kegemarannya untuk berpetualang, ia terbiasa memasak juga berburu sendiri untuk makan. Bahkan pernah sekali Takeshi menyelinap ke dapur istana untuk belajar kepada kepala koki istana cara memasak makanan kesukaan ibunya.
Sang pangeran membersihkan mangkuk keduanya dengan air yang ia simpan di tas yang ia letakkan di kudanya. Di dalam hati, Takeshi berdoa, semoga ibundanya di beri kekuatan untuk bertahan sampai ia kembali dengan sisik naga tersebut.
*
Keduanya bangun dini hari agar mereka lebih cepat sampai tujuan. Keduanya dengan cepat membereskan barang mereka, dan segera berpacu dengan cepat ketika mendengar lolongan serigala tak jauh dari mereka.
"Oh tidak," Takeshi menengok ke belakang, sekawan serigala mengikuti mereka. Hal itu membuatnya membawa kudanya lebih cepat, menghindar serigala yang semakin mendekat.
"Kenapa bisa ada serigala?!" Yuta terdengar panik, dan berusaha mengikuti kecepatan kuda Takeshi.
"Pasti karena mencium aroma makanan kita semalam," Dengan mentari yang mulai saja terbit di sisi kiri mereka, Takeshi yakin dengan arah yang mereka tuju. Jika benar, maka di ujung padang ini akan ada sungai dangkal yang membawa mereka kembali ke hutan belantara.
Di dalam hati Takeshi mengutuk serigala serigala itu. Masih pagi sudah membuat dirinya jantungan. Oh ayolah, kasihani dirinya yang baru saya tersadar.
Kejar kejaran masih terus berlanjut, hingga akhirnya sekumpulan serigala itu berhenti, karena mereka sudah kehabisan energi. Tetapi Yuta dan Takeshi masih terus berpacu, hingga mereka sampai di pinggir sungai, ketika mentari sudah berada di atas kepala mereka.
"Kita istirahat dulu Yuta, kasihan kudanya, lelah harus berlari menghindari serigala," ujar Takeshi dan turun dari kudanya, dimana sang kuda langsung minum air sungai, dan memakan rumput di daerah sekitarnya.
Yuta mengambil tempat duduk di samping Takeshi, yang baru saja selesai merefill cadangan air mereka.
"Jadi, kita akan sampai di gunung itu 4 hari lagi?" Tanya Yuta ketika ia melihat peta yang di pegang oleh Takeshi.
"Yah kurang lebih," ujar Takeshi sebelum matanya menangkap sesuatu yang bergerak di hutan.
"Yuta, kamu lihat ada sesuatu yang bergerak?"
"Iya,"
KAMU SEDANG MEMBACA
Rules (Kingdom X Dragon AU)
FanfictionBxB Takeshi Kamura x Keigo Sonoda Side Yuta Watanabe x Hiroyuki Endo Ketika biru dan emas bersatu, manusia dan mahluk raksasa di pertemukan, dan aturan yang menghalangi segalanya Kingdom x Dragon AU!