part-1

2.5K 91 7
                                    

"Abangggggggggggggggg, pinjem topinyaaaaaaa!!!!" Teriak nyaring seorang gadis cantik, sambil berlari mengejar abangnya.

"Apasiiiii de? Inikan topi Abang." sarkas sang kakak sembari menghindari dari kejaran sang adik.

"Maaaa! Paaaa! Liat Abang dia pelit sama adek." gadis itu mengadu kepada orangtuanya yang sedang sibuk dengan pekerjaannya masing-masing.

"Kenapa deee?" Jawab mama dan papa mereka serentak.

"Ini, Ma, Pa. Abang ngga mau minjemin topinya ke adek masa... " ucap gadis tersebut sambil menunjuk Abangnya yang kini tengah bersandar pada tembok dan memasukan kedua tangannya ke dalam saku celana pendek yang ia kenakan.

"Engga deng, Ma, Pa. Adek itu boong. Ini, kan, topi Abang jadi serah dong mau minjemin apa engga!" Cowo itu mendelik menyahut ketika adiknya menatapnya tajam.

"Udah deh, kan kemarin kalian belinya coupel-an, terus topi Ade kemana? Kenapa ngerecokin punya Abang?" Kini giliran Papa nya yang bersuara.

"Punya Ade ilang. Ade mau pake topi itu! tapi Abang gak kasih pinjem ke adek" jawab gadis itu sambil melihat kearah abangnya. Lebih tepatnya ke topi yang sedang dikenakan.

"Bang, pinjemin kenapa adeknya topi!?" Mama mereka membela anak gadisnya karena tidak mau urusannya semakin ruwet.

"Engga! Topi Abang ya topi Abang! Ngga ada pinjem-pinjeman " tolak Brayen mentah-mentah.

"Tuh kan pah, liat Abang pelit" kini gadis itu sudah memeluk papanya sambil menunjuk-nunjuk Brayen yang tak jauh dari tempatnya berdiri.

Keyla berjalan menghampiri putranya "bang, ngalah kenapa sama adek? Abangkan udah besar, Abang taukan gimana Eca kalo udah ngambek?" Ucap Keyla sambil mengelus lengan Brayen.

Brayen mendengus pasrah, alhasil dia melepaskan topinya lalu iya berikan kepada Neca.

Neca yang melihat abangnya melepas topi langsung berlari menghampiri dan memeluknya secara tiba-tiba.

"Thanks abangku sayang" ujar Neca sambil mencium pipi Brayen singkat.

Brayen yang dicium hanya tersenyum, rasa kesalnya meredam setelah menerima ciuman dari sang adik.

"Huh pinter banget ngerayu Abang ya" ujar Brayen sambil mencubit hidung mancung Neca.

"Nah, gitu dong. Jadi saudara itu harus akur, jangan berantem terus. Abangkan udah besar ngalah sama adeknya. Adek juga jangan selalu ganggu abangnya kasihan dia" nasehat Vano terhadap kedua anaknya.

"Yes pah, kami janji gak bakal berantem lagi" ucap Neca dan Brayen sambil mengangkat jari kelingking mereka kearah Vano dan Keyla.

Keyla dan Vano menautkan kedua jari kelingking mereka kearah Neca dan Brayen.

Setelah itu mereka berpelukan, layaknya Teletubbies. Andai waktu bisa diatur dan bisa di berhentikan sejenak, mungkin mereka akan melakukan itu, karena rasanya seperti ini sudah membuat mereka merasa amat bahagia, terasa lengkap, dan sempurna.

____

Skip

"Mam, papa sama Abang kemana?" Tanya Neca sambil memakan cemilan di atas meja.

Branor [sequel]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang