03

48 5 5
                                    

Jaebum mengarahkan pandangannya keseluruh sisi cafe sambil meminum milkshake strawberry yang ia pesan.

"Permisi.." panggil jaebum kepada salah satu wanita pekerja disana.
"iya ada yang bisa saya bantu?" jawab wanita itu
"ah tidak aku hanya ingin bertanya. pegawai yang bernama areum, apakah ia libur hari ini?" tanya jaebum

"areum? choi areum?" tanya wanita itu yang dibalas oleh anggukan kecil jaebum.
"dia sudah tidak bekerja disini lagi. kemarin dia baru saja dipecat" jawaban wanita itu sukses membuat jaebum membulatkan kedua matanya.

"dipecat? karena?" tanya jaebum.
"aku juga tidak tahu dia tidak bilang" ucap wanita itu "kalau sudah boleh aku pergi sekarang?pekerjaanku menunggu" tambahnya sopan.

jaebum langsung bangkit dari kursinya tidak perduli beberapa pegawai yang meneriakinya karena ia belum membayar milkshakenya. toh cafe itu miliknya sekarang. walau tidak ada yang tahu

jaebum tidak tahu harus mencari areum kemana. jadi ia hanya berharap sekarang areum ada di kampusnya.

dan benar saja sebelum jaebum sampai dikampusnya ia melihat areum sedang berjalan nenuju halte bus dengan menggunakan earphone ditelinganya. jaebum langsung memarkirkan mobilnya asal dan turun berlari ke arah areum.

"hei" sapa jaebum menepuk pundak areum yang sedang duduk di halte yang sepi itu. areum hanya membalas dengan lirikan tajam. "kau tidak bekerja hari ini?" tanya jaebum berpura pura tidak tahu. namun areum masih mengarahkan pandangannya ke jalan tanpa mengacuhkan jaebum.

"kalau kau libur hari ini bagaimana kalau kita jalan jalan? aku tahu tempat yang bagus untuk berlibur sehari" ucap jaebum menunduk mendekatkan wajahnya pada wajah areum agar areum bisa mendengarnya. namun didorong kasar oleh areum

"kau mau apasih? berhenti menggangguku" ucap areum meninggikan suaranya membuat jaebum sedikit kaget.

kalau saja dia bukan targetku.. berani sekali dia meneriakiku seperti itu. Batin jaebum.

"aku ingin mengajakmu pergi berhubung kau libur" ucapnya masih memaksakan senyumnya.

"lebih baik kau pergi dari sini, aku benar benar tidak ingin menemuimu" ucap areum dingin.
"tidak mau. aku ingin menemanimu. tidak apa kalau kau tidak ingin pergi, kita bisa berdua disini sampai malam. atau sampai besok. atau sampai seminggu lagi. aku tidak keberatan" ucap jaebum

tak lama bus yang ditunggu areum pun datang. jaebum mengikuti langkah areum masuk kedalam bus. bus terbilang penuh sehingga mereka berdua harus berdiri. jaebum berdiri tepat disebelah areum. keheningan terjadi diantara mereka berdua. areum hanya fokus melihat arah jalan tanpa memandang jaebum sedikitpun.

semakin lama bus semakin penuh. jaebum merasa terganggu ketika ia merasa ada seorang lelaki yang berdiri tepat dibelakang areum dan  mendekatkan tubuhnya ketubuh areum. jaebum tau betul atas dasar apa lelaki itu melakukan hal tersebut. dengan sigap jaebum menggeser tubuh lelaki kesamping itu dengan tubuhnya, sehingga sekarang jaebumlah yang berada dibelakang areum.

areum yang merasakan jaebum tibatiba berada dibelakangnya pun kaget dan menghentakkan badannya kesamping sehingga lengannya secara tidak sengaja tergores kursi penumpang.

"ahh" areum meringis merasakan sakit pada lengannya. "astaga kita harus mengobatinya" ucap jaebum reflek menyentuh luka dilengan areum. areum langsung menepis kuat lengan jaebum "aku bilang berhenti menyentuhku! kau ini benar benar pembawa sial" ucap areum dengan sorot tajam dimatanya yang sukses membuat jaebum diam terpaku.

"pergi kalian! dasar pembawa sial"
"anak sial!"
"bocah sial sedang apa kau kemari?!"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 01, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

SUNRISE // im jaebumTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang